PGE Anggarkan Capex Rp8,5 Triliun di 2024
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menyampaikan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dikeluarkan di tahun ini sebesar US$547 juta atau setara Rp8,5 triliun (kurs Rp15.583). Dari total capex tersebut, sekitar 10%-15% dianggarkan untuk maintanance atau perawatan aset perusahaan dan sisanya growth capex atau belanja modal untuk mengembangkan perusahaan.
"Terkait dengan capex, tahun ini kita ada belanja sekitar US$547 juta," ungkap Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Yurizki Rio dalam media briefing PGEO di Jakarta, Kamis (14/3). Emiten panas bumi dengan kode saham PGEO ini berambisi menguasai 30% kapasitas panas bumi pada 2026 melalui program ekspansi.
Yurizki menjelaskan untuk menjalankan program ekspansi diperlukan capex hingga US$3 miliar atau sekitar Rp46 triliun selama periode 2024-2029. Belanja modal itu digunakan untuk rencana pengembangan proyek anorganik dan rencana merger dan akuisisi (M&A).
Baca juga : Harga Saham PGEO Diramal Tembus Rp1.830, ini Alasannya
Salah satunya, PGEO berencana mengakuisisi unit pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Sorik Marapi di Sumatra Utara milik KS Orka di tahun ini. Pendanaan akuisisi tersebut berasal dari sindikasi perbankan.
"Jadi, US$3 miliar itu sudah termasuk rencana yang anorganik serta potensial merger dan akuisisi. Kalau akuisisi nanti dapat dilaksanakan tahun ini, dana akan didukung sindikasi kredit perbankan," jelas Yurizki.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PGE Julfi Hadi menyampaikan sepanjang 2023, PGE telah membukukan laba bersih sebesar US$163,59 juta atau setara Rp2,5 triliun. Ini meningkat 29% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan capaian di 2022 sebesar US$127,32 juta. "Ini capaian tertinggi sepanjang sejarah kami," imbuhnya.
Ekspansi bisnis menjadi prioritas utama PGE hingga dua tahun mendatang. PGE memiliki ambisi meningkatkan kapasitas PLTP terpasang yang dikelola secara langsung menjadi 1 gigawatt (GW) di 2026 dari 672 megawatt (MW) kapasitas terpasang.
PGE akan menambah 340 MW PLTP hingga 2026. Penambahan itu didapatkan dari proyek-proyek Hulu Lais (Unit 1 dan 2) sebesar 110 MW, Lumut Balai (Unit 2) sebesar 55 MW, Ulebelu Co-Generation dengan 30 MW, Lahendong Co-Generation 10 MW, dan lainnya. "Kita memiliki beberapa proyek dan kita mau mempercepat commercial on date (COD) atau pengoperasian pembangkit mulai dari daya yang kecil-kecil dulu, dari 10 MW, 30 MW," pungkasnya. (Z-2)
Terkini Lainnya
Industri FMCG Punya Potensi Pasar Besar di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Ini 5 Tren Utama Perilaku Belanja Konsumen Indonesia
Rupiah Merosot, MAP Bakal Sesuaikan Harga Jual Ritel
Pengguna PayLater Indonesia Alami Peningkatan pada Berbagai Kelompok Usia
Promo Barang Branded Diincar Pengunjung Jakarta Fair 2024
Belanja saat Weekend Pakai QRIS di BRImo, Ini 5 Tempat yang Patut Dikunjungi!
Diterima 1.945 Pelaku Usaha, Program KCS Cilegon Pinjaman Modal Terserap Rp5,9 Miliar Lebih
Mundurnya Kepala dan Wakil Otorita IKN Mundur Berpotensi Mengurungkan Niat Calon Investor
Menyelamatkan Lingkungan dengan Pelatihan Pengelolaan Sampah
Pemerintah Beri Tambahan Modal Rp6 Triliun untuk Wijaya Karya
Dorong Lahirnya Pengusaha Baru UMKM, Inkowapi dan Sahara Berkolaborasi
Fokus Berdayakan UKM yang Dipimpin Perempuan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap