visitaaponce.com

Pemerintah Targetkan Harga Pangan Bergejolak Kurang dari 5

Pemerintah Targetkan Harga Pangan Bergejolak Kurang dari 5%
Pramuniaga tengah memilah cabai merah yang dijual secara grosir di pusat perbelanjaan di Jakarta, Jumat (8/9/2023).(MI/Usman Iskandar)

DALAM high level meeting inflasi Januari 2024, salah satu yang ditargetkan untuk tim pengendali inflasi pusat dan tim pengendali inflasi daerah itu ialah inflasi harga pangan bergejolak (volatile food).

"Idealnya kita bisa mencapai untuk inflasi volatile food kurang dari 5%. Dengan demikian, GNPIP sebagai salah satu upaya kita mewujudkan itu bisa didukung bersama-sama," kata Deputi I bidang koordinasi ekonomi makro dan keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan pada acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di wilayah Kalimantan Timur, Rabu (27/3).

Pengendalian inflasi volatile food menjadi penting sebagai bagian dari beberapa indikator utama yang dicapai. Dalam arahan Presiden Joko Widodo pada Rakornas pengendali inflasi di tahun lalu disampaikan bahwa ada dua indikator penting yang harus dicapai dan dikawal terus, yaitu pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Baca juga : Berdaya Tahan, Ekonomi Indonesia belum Bisa Disebut yang Terbaik

Pada 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai di sekitar 5% dengan inflasi di 2,61%. Untuk 2024, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,2%. "Mudah-mudahan di kuartal I 2024 dengan masifnya aktivitas masyarakat karena Pemilu diharapkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai seperti kuartal IV 2023, sekitar 5%," kata Ferry.

Kemudian di 2025, pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa berada di sekitar 5,3%-5,6%. "Ini sedang kami bahas di Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) 2025. Ini sebagai bagian dari target 2025-2029. Di konsep Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), targetnya 5,0% - 5,1%.

Kemudian, monitoring juga harus dilakukan pada pergerakan inflasi. Pada 2023, inflasi Indonesia tercatat 2,61% di dalam kisaran target 3% plus minus 1%.

Baca juga : Berdaya Tahan, Ekonomi Indonesia belum Bisa Disebut yang Terbaik

Untuk 2024, target inflasi diturunkan menjadi 2,5% plus minus 1%. Karenanya, target ini butuh perhatian karena di satu sisi target pertumbuhan ekonomi dinaikkan, tetapi di sisi lain target inflasi lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu sampai dengan 3 tahun ke depan. Apabila dua target bisa dikelola dengan baik, nanti muaranya diharapkan bisa kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. 

Di 2024, target income per kapita masyarakat Indonesia diharapkan bisa mencapai US$5500 per kapita. Dengan pertumbuhan ekonomi 5,3%-5,6%, diharapkan pendapatan per kapita di 2026 bisa mencapai US$6.300 per kapita. "Diharapkan dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, harga stabil, ini akan bermuara kepada peningkatan pendapatan perkapita," kata Ferry.

Inflasi 2024 dengan target 2,5% plus minus 1%, tercatat di 2,75% (YoY) pada Februari 2024. Tantangannya yaitu pada komponen volatile food atau harga pangan bergejolak. Dari target yang diharapkan bisa 5%, inflasi volatile food sampai dengan Februari 2024 tercatat 8,47%. Dari Juli 2023-Februari 2024, inflasi komponen volatile food terus meningkat.

Indonesia sebenarnya pernah mengalami inflasi volatil food yang cukup tinggi, yaitu di Agustus 2022. Namun, sinergi berbagai pihak berhasil menangani inflasi tersebut hingga menjadi rendah pada Juni 2023. Dia berharap inflasi volatile food secara bertahap itu bisa diturunkan hingga sesuai dengan target kurang dari 5%.

Faktor iklim El Nino juga berpengaruh tingkat inflasi volatile food. Di semester II 2024, Indonesia juga berpotensi menghadapi La Nina. Secara siklus inflasi, tim TPIP dan TPID di berbagai daerah sudah hafal dengan pola siklus inflasi. "Karenanya, berbagai potensi yang mungkin ditimbulkan akibat dampak cuaca, perlu kita antisipasi," kata Ferry. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat