visitaaponce.com

Tahun Politik, PSI Optimis Ekonomi Indonesia Tetap Stabil

Tahun Politik, PSI Optimis Ekonomi Indonesia Tetap Stabil
Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas.(Dok. Youtube PSI)

SETELAH gelaran Pemilu 2024, ekonomi Indonesia dalam kondisi yang relatif stabil. Walau keramaian tahun politik belum usai menjelang pilkada di kuartal keempat nanti, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) optimis kestabilan ekonomi tetap terjaga.

“Mengacu pada pernyataan Menkeu Sri Mulyani barusan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17% pada kuartal pertama tahun 2024. Padahal proyeksi yang positif ini dibuat di tengah ketidakpastian global yang meningkat,” kata Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, dalam keterangan persnya, Sabtu, 27 April 2024.

Meskipun relatif stabil, turbulensi masih mungkin terjadi. Mengingat saat ini ketidakpastian global yang diwarnai perang Rusia-Ukraina yang belum selesai ditambah lagi sekarang ketegangan antara Iran-Israel. Belum lagi soal perdagangan internasional seperti isu tiktok di Amerika Serikat.

Baca juga : Polisi Selidiki Dugaan Kekerasan Seksual oleh Eks Kader PSI

“Tapi kalau kita melihat Purchasing Manager Index (PMI) yang meningkat ke level 54,2 pada Maret lalu. Kemudian konsumsi masyarakat yang tercermin pada Indeks Kepercayaan Konsumen (IPK) yang stabil di angka 123,8. Kemudian tingkat pengeluaran masyarakat yang diukur lewat Mandiri Spending Index (MSI) yang terjaga di level 46,9 maka secara secara umum faktor konsumen boleh dibilang cukup baik,” tuturnya.

Namun, Andre mengatakan, perlu diwaspadai peringatan Menkeu Sri Mulyani dimana beberapa faktor juga mengalami koreksi. Baik yang sifatnya koreksi karena musiman seperti Ramadan dan hari raya maupun koreksi yang sifatnya struktural dan jangka Panjang. Walau di kuartal pertama tahun in proyeksinya mirip dengan perkiraan Bloomberg yang 5%, atau Nomura yang 5,3% dan proyeksi Goldman Sachs yang di angka 4,9%.

“PSI juga mencermati APBN 2024 yang walau masih surplus Rp 8,1 triliun (setara 0,04% terhadap PDB nasional), tapi posisinya menurun dibanding posisi di awal tahun yang surplusnya mencapai Rp 22,8 triliun (setara 0,10% PDB nasional),” tambahnya.

Baca juga : PSI Terancam Tak Lolos Parlemen, Ini Respon Kaesang Pangarep

Penurunan surplus itu disebabkan karena realisasi pendapatan negara yang menurun, yaitu sebesar Rp 620,01 triliun (setara dengan 22,1% dari target APBN). Dimana angka ini lebih rendah 4,1% dari posisi tahun lalu (year on year).

Sementara di sisi realisasi belanja negara telah mencapai Rp611,9 triliun, atau setara 18,4% dari APBN. Nilai itu naik 18% dari tahun lalu. Penyebabnya belanja-belanja front loading seperti belanja keperluan Pemilu.

“Yang penting kita tetap pada trek yang benar, pertumbuhan ekonomi tetap di kisaran 5%, dan situasi politik walau ramai namun berjalan damai. Kita jaga terus etika politik bangsa tentang Persatuan Indonesia, itu yang penting,” pungkas Andre menutup keterangannya.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat