Uang Digital Bank Sentral Mungkin Opsi Baru Alat Bayar
![Uang Digital Bank Sentral Mungkin Opsi Baru Alat Bayar](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/01c76e29b0c2bf520d06c58dd7892ffe.jpg)
LITERASI tentang uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currencies (CBDC) masih sangat minim di Indonesia. CBDC sangat mungkin menjadi opsi baru menjadi alat bayar yang sah melengkapi uang kartal dan uang giral di masa mendatang.
CBDC merupakan suatu produk keuangan digital yang diterbitkan dan peredarannya dikendalikan oleh bank sentral di suatu negara serta digunakan sebagai alat pembayaran yang sah sebagaimana uang kartal. CBDC menggunakan private blockchain. Identitas pengguna CBDC terikat dengan akun bank miliknya berfungsi sebagaimana alat pembayaran berupa koin dan uang kertas. Pasokan dan jaringannya di bawah kendali bank sentral.
Hal itu terungkap dalam dalam konferensi internasional untuk meningkatkan literasi itu di Jakarta, Selasa (14/5). Ajang itu digelar Bank Indonesia (BI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), berkolaborasi dengan SW Indonesia.
Baca juga : BI: Bitcoin Tidak Boleh Jadi Alat Pembayaran Sah di Indonesia
Kolaborasi itu dipandang penting dalam meningkatkan pemahaman dan keterlibatan pemangku kepentingan dalam mewujudkan transaksi dan investasi yang efisien serta memiliki rendah risiko. "Konferensi internasional ini bertujuan meningkatkan literasi tentang uang digital bank sentral atau CBDC. Ketika lanskap alat pembayaran memiliki opsi digital, masyarakat kita sudah lebih siap bersama BI sebagai bank sentral kebanggaan kita," kata Michell Suharli, CEO SW Indonesia.
Konferensi diwarnai diskusi menarik yang mengeksplorasi perkembangan jaringan digital dan teknologi informasi telah menciptakan ruang teknologi untuk melakukan transaksi digital. Ini secara ekstrem dapat mengubah sistem pembayaran tradisional dengan uang kartal dan giral. Poin-poin diskusi utama meliputi CBDC vs Cryptocurrency, Government and Financial Services Perspectives, dan CBDC Infrastructure and Technological Requirements.
Para panelis dan pembicara mencoba untuk menavigasi kesempatan atau peluang dan risiko-risiko yang terjadi pada CBDC. BI merupakan bank sentral yang memiliki salah satu fungsi untuk mengatur serta menjaga kelancaran sistem pembayaran. Director of Payment Systems Policy Bank Indonesia Ryan Rizaldy memaparkan pengertian CBDC, hal-hal yang membedakannya dengan dengan cryptocurrencies, dan garis besar dari proyek terkait. Presentasi itu disambut melalui uraian para panel ahli yang mengeksplorasi lanskap CBDC mulai dari manfaat potensial hingga tantangan yang timbul.
Baca juga : Tambahan Uang Beredar pada Ramadan dan Lebaran Berpotensi Tembus Rp170 Triliun
Konferensi internasional itu terbagi dalam dua sesi. Konferensi ini diawali sambutan dari Direktur ICAEW for China dan South East Asia, Elaine Hong FCA dan Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI, Ardan Adiperdana.
Sesi pertama menghadirkan tiga panelis yaitu Ryan Rizaldy (Director of Payment Systems Policy, Bank Indonesia), Peter Brewin FCA (Partner PwC Hongkong), Tigran Adiwirya (Co-CEO D3 Labs), dengan moderator Dede Rusli, anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI. Kemudian sesi kedua menghadirkan presentasi dari Nikhil Joshi (Chief Operating Officer, Emurgo) yang dimoderatori oleh Thomas H. Gunawan (Managing Partner SW Digital Solution).
Topik konferensi internasional hari ini diharapkan menjadi pelopor forum-forum sejenis pada masa mendatang. Demikian diungkapkan oleh Chairman SW Indonesia, Ahmadi Hadibroto, yang pernah menjadi Ketua IAI dan anggota Dewan International Federation of Accountants (IFAC).
Selain itu, konferensi internasional ini memberikan insight serta ide para praktisi di profesi keuangan mengenai cara aset digital akan merevolusi industri keuangan. Beberapa peserta konferensi yang dimintakan pendapat merasa memperoleh manfaat besar dan masukan berharga, khususnya mengenai masa depan profesi keuangan, dengan mempertimbangkan kekuatan transformatif blockchain dan aset digital dalam membentuk kembali lanskap keuangan. (Z-2)
Terkini Lainnya
Dana Pemda di Bank Rp192,6 Triliun Dapat Dioptimalkan
Firli Terima Rp1,3 Miliar, Kapolda Metro: Menarik, akan Dicek
Penarikan Dana Muhammadiyah di BSI tak Berdampak Signifikan
Perbedaan Karakteristik Mata Uang Fiat dan Bitcoin
Perempuan asal Jakarta Timur Bobol 2 Rumah di Bantul, Gondol Uang Rp81 Juta
Pakar IT: Negara Harus Miliki Simpanan Berkas Digital Tiga Lapis
Pentingnya Etika Digital untuk Sikapi Konten Viral
10 Tips Menghindari Penipuan Online dan Scam
Menaker Apresiasi Program Pemagangan BCA Learning Institute di Bogor
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
3 Tantangan dan Kendala UMKM untuk Bertumbuh
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap