visitaaponce.com

Pengembangan SPPA Dorong Pasar Surat Utang Lebih Transparan dan Efisien

Pengembangan SPPA Dorong Pasar Surat Utang Lebih Transparan dan Efisien
Ilustrasi--Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST010 di Jakarta.(ANTARA/Hafidz Mubarak A)

PT Bursa Efek Indonesia (BEI)  telah meluncurkan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA), yang menjadi awal dari era baru perdagangan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS). 

SPPA hadir sebagai sebuah platform perdagangan elektronik resmi dan legal pertama untuk transaksi EBUS di Pasar Sekunder Indonesia.  

Perhimpunan Pedagang Surat Utang (Himdasun) menyatakan kehadiran SPPA sejalan dengan visi Himdasun untuk membangun pasar surat utang dalam negeri yang kredibel, stabil, dan berkelanjutan, sehingga menciptakan kondisi yang kondusif bagi pembangunan ekonomi nasional.

Baca juga : BEI Belum akan Cabut Suspensi WIKA 

“Saat ini, implementasi SPPA telah terbukti membantu proses pendalaman pasar Surat Utang di Indonesia melalui terciptanya pasar yang transparan, wajar, dan efisien,” ujar Ketua Umum Himdasun Ari Rizaldi di Jakarta, Jumat (17/5).

Lebih lanjut, Ari menjelaskan manfaat yang dirasakan pelaku pasar bahwa SPPA telah menjadi platform penting untuk perdagangan elektronik EBUS di pasar sekunder. 

Diintegrasikan dalam operasi harian Dealer Utama untuk Surat Berharga Negara/Surat Berharga Syariah Negara (SBN/SBSN), SPPA mewajibkan dealer utama untuk memenuhi mandat market-making sesuai ketentuan DJPPR melalui kuotasi harian di platform ini. 

Baca juga : BEI: Nilai Transaksi Saham Sepekan Tercatat Naik 9,22%

“Integrasi ini secara langsung membantu pembentukan Pasar SBN/SBSN yang kredibel dan transparan, sekaligus mendorong peningkatan likuiditas perdagangan SBN/SBSN di Pasar Sekunder yang lebih dalam,” ungkap Ari.

Sejak peluncuran awal SPPA hingga saat ini, berbagai penyempurnaan dan penambahan fitur yang dilakukan telah mengakomodir berbagai masukan dan pelaku pasar. 

“Peningkatan kapabilitas SPPA secara berkelanjutan memegang peranan penting dalam meningkatkan kenyamanan penggunaan SPPA dalam bertransaksi Surat Utang sehingga turut mendukung terciptanya pasar EBUS yang lebih dalam dan likuid,” kata Ari.

Baca juga : Pemerintah Tarik Utang Rp21,75 Triliun dari Lelang Tujuh SUN

Ke depan, Ari optimistis pengembangan berkelanjutan SPPA dapat berperan penting sebagai media transaksi untuk meningkatkan kenyamanan bagi pelaku pasar dalam melakukan transaksi EBUS dan membantu proses price-discovery secara transparan dan efisien.

Ari juga berharap, SPPA dapat terus mengembangkan peranannya di dalam ekosistem perdagangan EBUS di Indonesia melalui peningkatan kapabilitasnya sebagai one-stop solution platform perdagangan EBUS dan instrumen keuangan lainnya.

“Selain itu, SPPA juga diharapkan dapat menambah kapabilitas bagi pelaku pasar untuk melakukan transaksi Repurchase Agreement (Repo) atas EBUS, hal ini sejalan dengan rencana implementasi Primary Dealer di Pasar uang dan Valas yang akan diberlakukan oleh bank Indonesia tahun ini,” pungkasnya. (RO/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat