Naiknya HET Beras tidak Bisa Memastikan Kesejahteraan Petani
![Naiknya HET Beras tidak Bisa Memastikan Kesejahteraan Petani](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/e2f01c31984f0c5d398ce774ff8e43e2.jpg)
PENGAMAT Pertanian, Syaiful Bahari, menyebut bahwa dampak jangka panjang dari kenaikan harga eceran tertinggi (HET) menandakan bahwa harga beras sudah semakin sulit turun lagi seperti sebelum 2022 lalu.
"Karena kenaikan HET saat ini mencerminkan harga beras akan tetap tinggi," kata Syaiful saat dihubungi pada Senin (20/5).
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu pemerintah telah memutuskan kenaikan untuk HET beras premium maupun beras medium. Adapun untuk saat ini, HET beras premium berada di angka Rp14.900 per kilogram sedangkan HET untuk beras medium berada di angka Rp12.500 per kilogram.
Baca juga : Bapanas Belum Bisa Pastikan Perpanjangan Relaksasi HET Beras Premium di Ritel Modern
Walaupun HET beras baik premium maupun medium sudah diatur, Syaiful menyayangkan bahwa harga beras di pasar dengan HET pemerintah masih berbeda jauh.
"Terlebih lagi antara harga HET dengan harga pasar berbeda jauh," terang dia.
Walaupun adanya kenaikan HET beras, sambung dia, hal tersebut tidak bisa memastikan kesejahteraan para petani padi.
Baca juga : Kenaikan Harga Beras di Sulawesi Tenggara Tak Berimbas pada Petani
"Apakah petani sejahtera? Tidak juga. Karena dengan biaya produksi yang semakin tinggi maka HPP gabah petani paling rendah Rp5.000 per kilogram," ungkapnya.
Di sisi lain, Syaiful menyebut bahwa apabila harga gabah berada di bawah Rp5.000, petani akan menanggung kerugian.
"Bahkan untuk harga gabah Rp5.000 saja, petani sebenarnya tidak memperoleh keuntungan. Di sini peran pemerintah adalah bagaimana memberikan insentif bagi petani supaya biaya produksi kembali turun. Pemerintah juga jangan hanya sekedar mengurus dintingkat menaikkan HET.
Persoalan hulu produksi pertanian itu juga harus dibenahi agar biaya produksi tidak memberatkan petani. Peran pemerintah adalah melindungi petani dan sekaligus melindungi konsumen," pungkasnya. (Z-6)
Terkini Lainnya
500 Warga Jakarta Terima Bantuan 2,5 Ton Beras dari PBB
Bapanas Tekankan Pentingnya Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah
HOKI Siapkan Capex Rp15 Miliar untuk Ekspansi Bisnis
Rencana Bulog Akuisisi Perusahaan Beras Kamboja Diapresiasi
KPK Siap Turun Tangan Dalami Persoalan Demurrage Beras Bulog
Soal Demurrage Beras Impor, Pakar Hukum: KPK Harus Periksa Bapanas dan Bulog
HET Minyakita Jadi Rp15.700 per Liter
Mendag akan Bahas Rencana Kenaikan HET Minyakita
Produksi Sawit dan CPO Nasional Surplus, Pengamat: HET Minyakita Tak Perlu Dinaikkan
Bapanas telah Berupaya Jaga Inflasi di Sepanjang 2023
Ini HET Beras Premium Teranyar Sasar Delapan Wilayah
HET Beras Sulit Turun, Jokowi Ungkapkan Penyebabnya
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap