Kenaikan BI Rate pada April Berbuah Manis
![Kenaikan BI Rate pada April Berbuah Manis](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/d32075ad25cd08044f57b0057b11a01e.jpg)
KEPUTUSAN Bank indonesia menaikan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% pada April 2024 dinilai berbuah manis. Terjadi pergerakan positif dari beberapa indikator perekonomian secara makro, salah satunya ialah aliran modal asing yang masuk ke dalam negeri.
“Kenaikan BI Rate dan juga SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) itu justru menambah likuiditas di dalam negeri, menambah inflow, dan sekarang pun SBN inflow yang sebelumnya outflow,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (22/5).
Aliran modal masuk non residen hingga 21 Mei 2024 tercatat sebesar Rp142,9 triliun setelah pada 23 April 2024 terjadi aliran modal keluar sebesar Rp71,55 triliun. Dus, satu bulan pasca kenaikan BI Rate, terjadi aliran modal asing masuk sekitar Rp70 triliun ke pasar portofolio dalam negeri.
Baca juga : BI Diperkirakan Tahan BI Rate Hingga Akhir Tahun
Kembalinya aliran modal asing ke dalam negeri juga disebut dapat memperkuat likuiditas di dalam negeri. Hal itu, kata Perry, turut dikonfirmasi oleh pertumbuhan kredit perbankan yang tercatat mencapai 13,09%. Kondisi tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 8,21%.
Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut banyak ditopang oleh bank-bank yang masuk dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) III dan IV. “Bank yang besar pertumbuhan kreditnya tumbuh lebih besar, khususnya III-IV, karena mereka lebih mampu mengelola likuiditas untuk menyalurkan kredit,” jelas Perry.
“Dengan adanya SRBI, bank tidak perlu melepas SBN jangka panjang, bisa melalui repo BI, atau jual beli di pasar, mempermudah manajemen likuiditas, sehingga memberikan fleksibilitas bagi bank menyalurkan kredit,” tambahnya.
Baca juga : Kenaikan BI Rate Membebani Masyarakat
Adapun berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi yang masing-masing tumbuh sebesar 15,69% secara tahunan (year on year/yoy), 13,25% (yoy), dan 10,34% (yoy).
Pembiayaan syariah juga tumbuh tinggi sebesar 14,88% (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 7,30% (yoy). “Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 akan terus meningkat menuju batas atas kisaran prakiraan 10-12%,” pungkas Perry. (Z-8)
Terkini Lainnya
BI Putuskan Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25%
Aprindo: Iuran Tapera bisa Menurunkan Daya Beli Masyarakat
BI Diperkirakan Tahan BI Rate Hingga Akhir Tahun
BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6,25%
Tekanan Mereda, BI Disarankan Tahan Suku Bunga Acuan
IHSG Ditutup Menguat Lewati 6.900
Rupiah Melemah Tertekan Kemungkinan The Fed Tahan Suku Bunga
Suku Bunga The Fed Dipangkas, Dolar AS Melemah, IHSG Menguat
Bitcoin Lesu Didorong Perubahan Outlook Suku Bunga AS
Sri Mulyani Laporkan Kondisi Ekonomi ke Presiden Jokowi
Pertahankan Suku Bunga, Pengamat: BI Bersikap Hati-hati
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap