visitaaponce.com

Rupiah Anjlok, Pemerintah Diminta Selektif soal Impor

Rupiah Anjlok, Pemerintah Diminta Selektif soal Impor
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta.(Antara/Muhammad Adimaja)

DIREKTUR Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti memandang pemerintah perlu segera mengantisipasi dari pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Salah satunya dengan selektif mengurangi impor agar rupiah semakin kuat.

Impor Indonesia pada April 2024 tercatat naik sebesar 4,62% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$16,06 miliar, berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS). Kurs rupiah sudah bertengger di angka 16.412 per dolar AS pada Jumat (14/5) atau melemah 0,87% secara harian, berdasarkan data Bloomberg.

"Untuk bisa menguatkan rupiah, pemerintah harus mengurangi transaksi menggunakan dolar AS. Caranya dengan (selektif) mengurangi impor dan mengurangi utang negara," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (18/6).

Baca juga : Rupiah 4 Juni 2024 Menguat 10 Poin

Esther menerangkan selama ini permintaan dolar AS terus meningkat untuk pembayaran utang negara dan kebutuhan impor. Sementara, pemerintah dianggap belum maksimal menghasilkan sumber pendapatan devisa. Akibatnya, kurs rupiah semakin tergerus.

Untuk itu, pemerintah diminta meningkatkan pendapatan yang menghasilkan devisa, misalnya menggenjot bisnis sektor pariwisata dan memperbanyak tenaga kerja Indonesia (TKI) bekerja di luar negeri. Selain itu, Esther juga mendorong agar belanja pemerintah dialokasikan secara bijak dan memberikan manfaat berganda (multiplier effect).

"Belanja pemerintah ini untuk program yang punya multiplier effect besar dan mendorong pertumbuhan ekonomi," pungkas Esther. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat