visitaaponce.com

IHSG Ditutup Melemah, ini Saham yang Menguat Terbesar

IHSG Ditutup Melemah, ini Saham yang Menguat Terbesar
Ilustrasi.(Antara)

INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (19/6) sore ditutup melemah dipimpin oleh saham-saham sektor barang konsumen nonprimer. IHSG ditutup melemah 7,91 poin atau 0,12% ke posisi 6.726,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,13 poin atau 0,13% ke posisi 844,36.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar, yaitu BTEK, TOPS, ACST, KOKA, dan BELL. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni ARTI, ASLC, CGAS, PTPP, dan MAYA. 

"Bursa regional Asia cenderung menguat. Pasar tampaknya mengikuti kenaikan bursa Eropa dan Amerika Serikat (AS). Pasar memiliki pandangan pascapenjualan ritel AS sepanjang Mei lalu naik 0,1% di bawah ekspektasi pertumbuhan 0,3%, karena data penjualan ritel AS yang lebih lemah dari perkiraan bahwa Federal Reserve harus segera menurunkan suku bunganya," kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.

Baca juga : Dibuka Menguat, IHSG Diprediksi Mendatar Hari Ini

Hal tersebut menunjukkan lemahnya daya beli konsumen, sehingga kembali pasar dibayangi spekulasi kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed akhir tahun ini. 

Pelaku pasar juga menyambut baik data yang menunjukkan ekspor Jepang tumbuh lebih baik saat ekspor Jepang melonjak 13,5% (yoy) menjadi 8,276.63 miliar yuan pada Mei 2024. Ini melebihi perkiraan pasar sebesar 13% dan meningkat dari kenaikan 8,3% pada April 2024.

Anggota Bank of Japan berpandangan respons kebijakan moneter akan diperlukan jika ada perubahan dalam prospek aktivitas ekonomi dan harga akibat pergerakan yen. Ini memberikan indikasi bank sentral mencermati perkembangan ekonomi global. 

Baca juga : IHSG Melemah, Diprediksi Variatif Hari Ini

Artinya, pergerakan nilai tukar mata uang asing berdampak pada ekspektasi inflasi jangka menengah hingga panjang dan perilaku perusahaan. Hal ini akan meningkatkan risiko harga terpengaruh, sehingga diperlukan respons kebijakan.

Dari dalam negeri, surplus neraca perdagangan Indonesia Mei 2024 tentu menopang katalis positif untuk IHSG. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan posisi neraca perdagangan Indonesia sebesar US$2,93 miliar pada Mei atau turun dibandingkan April 2024 yang mencapai US$3,56 miliar. Namun tetap membukukan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham. 

Baca juga : Cuma Sektor Kesehatan yang Naik, IHSG Turun

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat dipimpin infrastruktur naik 0,84% diikuti energi dan industri masing-masing 0,80% dan 0,07%. Sedangkan delapan sektor turun yaitu barang konsumen nonprimer turun paling dalam minus 1,94% diikuti transportasi dan keuangan serta properti yang masing-masing turun sebesar 1,60% dan 1,52%.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.015.872 kali transaksi. Saham yang diperdagangkan sebanyak 24,56 miliar lembar senilai Rp10,10 triliun. Nilai 188 saham naik, 394 saham menurun, dan 202 tidak bergerak. 

Bursa saham regional Asia Rabu sore ini, antara lain indeks Nikkei menguat 88,69 poin atau 0,23% ke 38.570,80; indeks Hang Seng menguat 514,83 poin atau 2,87% ke 18.430,39; indeks Shanghai melemah 12,19 poin atau 0,40% ke 3.018,05; dan indeks Strait Times melemah 2,21 poin atau 0,07% ke 3.304,00. (Ant/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat