visitaaponce.com

Lana Del Rey Jadi Bahan Kuliah di New York University

Lana Del Rey Jadi Bahan Kuliah di New York University
Musisi Lana Del Rey(AFP/VALERIE MACON)

SEBUAH mata kuliah akan mengeksplorasi hubungan sang bintang pop Lana Del Rey dengan gerakan keadilan sosial seperti Black Lives Matter, Me Too, dan Time's Up.

Institute Clive Davis New York University (NYU) telah meluncurkan mata kuliah khusus yang membahas penyanyi asal Amerika Serikat, Lana Del Rey. Mahasiswa di NYU akan dapat mempelajari mata kuliah Lana Del Rey, yang akan dirilis bulan depan pada musim gugur ini.

Mata kuliah yang akan membahas sisi bermusik Lana tersebut akan diajarkan oleh jurnalis dan penulis bernama Kathy Landoli dengan judul modul kursus, Topics in Recorded Music: Lana Del Rey. Rencananya, mata kuliah khusus ini hanya berlangsung sementara, tepatnya dari 20 Oktober sampai 8 Desember 2022.

Baca juga : Head Head Lakukan Comeback Lewat Single Meet Me In Heaven

Cara bermusik penyanyi yang memiliki nama asli Elizabeth Woolridge Grant itu telah ditandai oleh para kritikus sebagai sesuatu yang unik karena gaya kualitas sinematiknya, khususnya keasyikan musik dengan tema-tema dari romansa tragis, kemewahan, dan melankolis. Referensi musiknya berasal dari budaya pop, terutama yang berkaitan dengan Amerika Serikat (AS) pada 1950-an dan 1960-an

Menurut perwakilan NYU, kursus ini akan membahas kontribusi Del Rey terhadap ketenaran pop abad ke-21, hubungannya dengan feminisme, pengaruh musik dan artis yang dia pengaruhi, dan hubungan sang bintang pop dengan gerakan keadilan sosial seperti #BlackLlivesMatter, #MeToo dan #TimesUp.

Landoli mengatakan dalam banyak hal, penyanyi Born to Die adalah salah satu seniman yang mampu mengirimkan sebuah kisah peringatan, Del Rey merupakan bintang pop yang rumit dan memiliki ciri khas yang selalu disukai oleh penggemarnya.

Baca juga : Nadhif Basalamah Rilis Single Tiba-Tiba Jumat Lagi

"Bukan karena dia membuat para penggemarnya merasakan perasaan dia, tapi lebih ke bagaimamana dia membuat pendengar merasa tentang dirinya sendiri," terangnya seperti dilansir dari Variety, Kamis (22/9).

Lebih lanjut, mata kuliah khusus ini juga akan mempelajari tentang keberhasilan Del Rey dalam mengenalkan musik pop yang berkarakter sedih dan melankolis. Sementara itu, Del Rey merasa terhormat dengan pencapaian atas Decade Award di acara Variety's Hitmakers pada Desember lalu.

"Lana Del Rey memberikan sebuah gambaran tentang peran wanita kontemporer dalam musik pop yang terus mengalami perubahan dan pergeseran. Mempelajari diri seorang Lana berarti kita akan berpikir lebih kritis tentang sejarah perkembangan dari apa yang disebut antipop," imbuh Landoni.

Baca juga : Badai Rilis Single Belum Bisa Percaya

Deskripsi mata kuliah khusus ini berbunyi, “Dengan delapan album yang diakui dengan kritis, artis yang enam kali dinominasikan Grammy telah memperkenalkan versi pop sedih, melankolis, dan barok yang pada gilirannya membantu mengubah dan menemukan kembali suara serta suasana hati musik mainstream di luar 2010-an.”

Tidak hanya musik, representasi visual dari Lana yang menawan juga mendukung musik melankolisnya sehingga lebih banyak menarik perhatian banyak orang. Begitu pula dengan lagu-lagunya yang kerap membahas kesehatan mental dan hubungan cinta yang tidak sehat.

“Melalui visualnya yang menawan dan perhatian tematiknya terhadap kesehatan mental dan kisah-kisah cinta rusak dan tidak segar, Del Rey menyediakan platform baru bagi seniman dari semua jenis kelamin untuk menciptakan karya substansi ‘anti-pop’ yang dapat hidup dalam mainstream setelah dikategorikan sebagai bubblegum pop,” lanjut deskripsi tersebut.

Baca juga : Jesse McCartney Rilis Single Faux Fur

Lindoni berharap mahasiswa bisa mempelajari studi tentang sang penyanyi dengan lensa kritis yang sama seperti studi Led Zeppelin, John Coltrane, Bob Marley atau Stevie Wonder atau Joni Mitchell dalam kursus Menulis/Sejarah/Emergent Media Studies lainnya yang ditawarkan kampu.

“Sekarang semakin banyak penelitian akademis dan wacana ilmiah yang menilai makna dan dampak budaya dari musik Lana Del Rey. Inti dari kelas bertema seniman kami di Clive Davis Institute adalah untuk mendorong siswa berpikir lebih dalam dan kritis tentang ikon yang mereka kagumi dan untuk mengembangkan pemahaman historis dan kontekstual dari seniman tersebut,” ujarnya.

Menurut Lindoni, Lana Del Rey membiaskan begitu banyak perubahan dalam budaya kontemporer, terutama karena peran wanita kontemporer dalam musik pop terus bergeser. Mempelajari Lana Del Rey berarti berpikir lebih kritis tentang semakin populernya apa yang disebut anti-pop.

Baca juga : Peach Luffe Rilis EP Honey

"Ketika kami menawarkan kursus bertema seniman di Clive Davis Institute, kami selalu bertanya bagaimana karya seniman ini membantu mahasiswa berpikir melalui masalah atau gerakan budaya, sosial atau politik yang lebih besar dan kompleks?," terangnya.

Lewat mata kuliah ini mahasiswa juga bisa menemukan cara untuk mempertimbangkan peningkatan minat pada kesehatan mental dan masalah kerusakan psikologis. Hal ini bertujuan ununtuk mengevaluasi perubahan dalam cara kita berpikir tentang identitas, terutama dalam hal ras, jenis kelamin, bangsa dan kelas.

"Lana sangat relevan, dan kontroversial, dalam hal mengubah gagasan tentang feminisme interseksional selama dekade terakhir," ungkapnya.

Baca juga : Neck Deep Rilis Album Baru

Del Rey bukan penyanyi era kontemporer pertama yang dijadikan mata kuliah khusus oleh Clive Davis Institute NYU. Mereka juga meluncurkan kursus tentang Taylor Swift, kursus tersebut merupakan bagian dari Sekolah Seni NYU yang berlangsung dari 26 Januari sampai 9 Maret.

Perjalanan karier Lana Del Rey

Penyanyi berusia 37 tahun ini viral karena single-nya berjudul Video Games pada 2011. Kemudian dia dikontrak Interscope dan Polydor pada tahun berikutnya dan mengeluarkan debut yang berjudul Born to Die (2012).

Album itu mendapat kesuksesan internasional dan memperoleh single sepuluh-besar pertamanya di Billboard Hot 100 dengan remix dari Cedric Gervais untuk lagu Summertime Sadness.

Baca juga : Fritz Faraday Jadi Brand Ambassador NUX

Sejak saat itu, Del Rey telah merilis album nomor-satu di Billboard 200 AS yang berjudul Ultraviolence (2014) dan Lust for Life (2017), bersama dengan album sepuluh besar yang berjudul Paradise (2012) dan Honeymoon (2015).

Penyanyi yang telah menerima nominasi sebagai Grammy Award untuk kategori Best Pop Vocal Album untuk album Paradise dan Lust for Life ini, telah berkontribusi di berbagai lagu latar untuk film, paling dikenal dengan Young and Beautiful dalam The Great Gatsby (2013) dan Big Eyes untuk film Big Eyes (2014).

Musiknya itu juga mendapatkan sebuah nominasi Grammy dan Golden Globe. Pada 2018, Del Rey telah menjual lebih dari 15 juta album di seluruh dunia. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat