visitaaponce.com

Mereka Bermusik Sembari Tetap Bermain

Mereka Bermusik Sembari Tetap Bermain
Peluncuran lagu tunggal (single) 'Main Belakang' besutan Republik 21.(MI/Abdillah M Marzuqi)

JALANAN menjadi panggung besar nan panjang bagi mereka. Langit dengan segala kehendak alam menjadi atap bermain alih-alih bermain di bawah tenda teduh ataupun atap beton. Bisa jadi setiap jarak 150 km menjadi penanda peluncuran lagu tunggal (single)
'Main Belakang' besutan Republik 21. 

Mereka menempuh jarak itu menumpang truk sembari bermain musik dari STIE PPI Citra Raya Cikupa, Tangerang menuju Cibubur dan berakhir di Kota Tua, Jakarta (10/11).

Begitulah kelompok musik beraliran reggae asal Kabupaten Tangerang itu berupaya mengesankan pecinta musik Indonesia dengan perilisan yang boleh dibilang non-konvensional. 

Produser Republik 21 Amir Zidane mengungkapkan konsep tersebut dipilih berdasarkan semangat untuk menghargai proses bermusik mereka sejak 2008.

"Aku pikirnya reggae ini biasanya rilis ke komunitas. Itu tidak masalah. Tapi selalu kalah beberapa langkah dengan yang mainstream. Aku pikir ini kayaknya jalan di atas truk oke nih!" terang Amir.

Sebelumnya, Amir juga mengaku sempat terbesit beberapa kesulitan teknis seperti goncangan di atas truk ketika bermain musik, perizinan, kemacetan, rute, cuaca, dan banyak hal. Namun ia memantapkan hati. Penuh sadar mengambil risiko itu.

Amir menilai grup musik itu tidak meninggalkan inti dari bermain musik yakni bermain. Artinya tidak butuh konsep berbelit untuk menandai cara bermusik mereka. Musiknya berbeda dengan grup musik reggae lain.

"Anak-anak ini Republik 21 kayak anak kecil main kelereng. Jadi mau hujan mau apa ya main aja. Gak pakai dikonsep nanti bagaimana-bagaimana. Mereka tidak terbebani harus main begini-begini," tegas Amir.

Band yang beranggotakan Arie (vokal), Dauz (gitar), Arland (keyboard), Adit (bass) dan Akib (drum) itu mendeskripsikan musiknya sebagai sebuah proses pendewasaan. Proses itu akan selalu dinamis dan mengikuti perkembangan karakter musik masing-masing personel.

"Intinya benang merah dari reggae-nya itu tidak hilang. Dengan pendewasaan itu, musiknya Republik 21 'Main Belakang' ini reggae-nya tidak hilang, pop-nya dapat, sehingga kuping orang yang tidak tahu reggae juga masuk, juga ada sentuhan karakter vokal rock juga," ujar musisi yang bergelar doktor bidang sumber daya manusia itu.

Memang terbilang unik dibanding perilisan konvensional. Memang perilisan spektakuler tidak menjamin akan berbanding lurus dengan penerimaan publik. Waktu yang akan menjawabnya pada Republik 21. Yang jelas telah ada catatan yang menandai perjalanan mereka di atas truk.

Tema lagu yang dibawakan Republik 21 juga tidak melulu menggenai persoalan besar seperti humanisme, politik, kesetaraan, ataupun perjuangan kelas. Sebaliknya tema yang diusung kebanyakan berkenaan nan dekat dengan kehidupan sehari-hari. 

Setidaknya, hal itu yang tampak dalam lagu Ngutang dan Main Belakang. Pertanyaannya, apakah mungkin kehidupan dijalani dengan tanpa hutang? Entah itu bagi perseorangan, perusahaan, bahkan negara. Begitu pun dengan 'Main Belakang'. (OL-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat