visitaaponce.com

Kurosuke Sajikan Delapan Fragmen Memori dalam Satu Film Pendek

Kurosuke Sajikan Delapan Fragmen Memori dalam Satu Film Pendek
Kurosuke(MI/HO)

KENANGAN-KENANGAN yang membekas dalam ingatan kita sepanjang hidup terkadang tidak selalu berkaitan satu sama lain. Entah itu pahit atau manis, memori yang terpenggal-penggal itu justru barang kali yang membentuk diri kita dan memenuhi hidup kita saat ini . 

Hal itulah yang ingin disampaikan Kurosuke dalam album Distant Memories, yang dirilisnya pada Oktober 2023 lalu. Mencoba menghadirkan bentuk lain dari album tersebut, pesan yang sama masih ia jaga dalam film pendek yang memuat visualisasi dari lagu-lagu di albumnya. 

Kurosuke merilis film pendek berdurasi 30 menit yang terdiri dari visualisasi delapan lagu yang ada di albumnya. Dalam film pendek itu, Kurosuke menggandeng Adriel Manoe untuk bertindak sebagai sutradara. 

Baca juga: Milledenials Rilis Video Musik Youth LiFe

Ia mencoba menyajikannya secara utuh meski setiap lagunya tidak sepenuhnya menceritakan kisah yang saling berkesinambungan satu sama lain. 

Untuk memberikan kesan tersebut, penggarapan videonya pun melakukan pengambilan gambar di 5 kota dan 3 negara, yakni Tokyo, Kyoto, Kamamura (Jepang), Singapura, dan Jakarta (Indonesia). 

“Filosofinya dari short movie, jadi delapan (lagu di album) ini sebuah fragmen dari memories. Misalkan album ini adalah sebuah hidup, berarti lagu-lagu di album ini adalah delapan fragmen memori dari satu hidup itu. Memang digambarkan dalam travel, karena dalam travel selalu jadi momen, misalnya tempat ini gue kayak gini nih, merasa seperti ini, ngingetin sama memori kapan,” ujar Kurosuke. 

Baca juga: Lagu Terbaru Wali, Fatimah, Bernuansa Timur Tengah Zadul

Dia pun menjelaskan, “Ini di shot di tiga negara, ada Jepang, Singapura, sama Indonesia. Kotanya pun ada beberapa kota, yaitu Tokyo, Kyoto, Kamakura, Singapura, Jakarta. Jadi short movie ini adalah potongan dari fragmen memori-memori kecil yang dijahit menjadi satu. Walaupun memang tidak secara langsung berkesinambungan, alur, dan temanya, tapi biasanya satu memori dengan memori lainnya ternyata leading ke satu anak tangga.”

Bekerja sama secara jarak jauh dengan sang sutradara, bagi Kurosuke, menjadi tantangan tersendiri dalam proses penggarapan film pendek tersebut. Hampir seluruh proses penggarapan dari film pendek itu dia lakukan secara terpisah. 

“Tantangannya sih karena kami beda negara, dia tinggal di Singapura, gue tinggal di Jakarta, jadi semua sudah pasti ngobrolnya terbatas lah. Jadi semuanya produksinya sembari tektokan secara jarak jauh. Kebetulan dia juga banyak traveling, tapi akhirnya kami bertemu saat pengambilan gambar di Jakarta,” tutur Kurosuke. 

Ketika pengambilan gambar di Jakarta, Kurosuke pun memilih tempat-tempat yang terasa dekat di hatinya. 

“Jadi shot-shot terakhirnya adalah dia ada di Jakarta, kami hanya jalan-jalan ke tempat-tempat yang ada meaning ke gue personally lah,” ucapnya.  

Memberikan kebebasan 

Perkenalan Kurosuke dengan sutradara yang akrab disapanya dengan sebutan Adriel itu terjadi pada 2019. Saat itu, Adriel meminta izin pada Kurosuke untuk menggunakan lagunya dalam sebuah tugas sekolah.

Kagum dengan hasilnya, saat hendak merilis Distant Memories, Kurosuke pun meminta Adriel menggarap video lirik untuk lagu-lagu di album tersebut. Namun rupanya muncul ide lain. Mereka justru mengembangkan ide untuk sekalian memvisualisasikan lagu-lagu Kurosuke pada sebuah karya yang lebih menitikberatkan pada aspek sinematik. 

Dalam penggarapannya, Kurosuke pun membebaskan Adriel menerjemahkan karya musiknya. 

“Sebenarnya keterlibatannya 20% di awal dan di akhir. Di awal, gue mencoba ngobrol santai yang gue inginkan, apa yang ingin gue capai, tapi gue kasih ruang bebas untuk berkarya juga. Gue dalam koridor hanya menjaga biar (visualnya) tetap satu napas sama albumnya.Gue ingin bukan dia yang ngikutin lagunya, tapi mungkin ada beberapa part yang lebih heavy ke sinema, ke visual,” jelas Kurosuke. 

Justru ketika Kurosuke memutuskan memberikan kepercayaan penuh pada Adriel untuk menginterpretasikan kembali karya musiknya, ia menemukan hal-hal yang sebelumnya mungkin tidak terpikir olehnya. Hal itu, baginya, justru jadi bagian paling menarik dari pembuatan film pendek ini. 

“Paling menarik tuh ternyata gue sebagai seniman yang bikin album sudah punya visi tapi saat kita ngasih keleluasan untuk bermain dalam kolam yang kita bikin ternyata hasilnya lebih memuaskan dan fulfilling, banyak hal yang gue gak kebayang tapi malah dia bisa kebayang itu. Dan itu bahkan menurut gue sifat sejatinya kolaborasi kita memberikan ruang untuk menerima perspektif orang lain lah,” ungkapnya.  

Kurosuke menyambung, “Dia (Adriel) banyak ngasih imagery visual terhadap lagu ini, perasaan dia terhadap lagunya, respons dia terhadap lagunya tuh ternyata bisa tercapture dari apa yang dia shot. Mungkin saat bikin lagunya gue nggak punya bayangan ke situ, tapi ternyata dia punya bayangan ke situ.” 

Sama seperti bagaimana ia memberi kepercayaan untuk Adriel dalam menerjemahkan karyanya, ia pun mebebaskan penggemarnya untuk memaknai film pendek tersebut sesuai dengan pengalaman masing-masing. 

“Tidak ada pagar-pagar yang gue bangun untuk org mempunyai experience yang sama dalam menikmati Kurosuke,” katanya. 

Kurosuke pun memaknai film pendek ini sebagai bentuk alih wahana lain dari lagu-lagu yang ada dalam Distant Memories. 

“Buat gue pribadi, short movie ini sebuah sajian Distant Memories seperti dalam format yang berbeda. Orang menikmati Kurosuke albumnya, lalu sekarang orang bisa menikmati filmnya. Album ini banyak meng-capture feelings, kita berusaha untuk me-reach itu melalui bentuk visual,” pungkasnya.  (RO/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat