visitaaponce.com

Keaslian Keris Diponegoro dari Tiga Dokumen

Keaslian Keris Diponegoro dari Tiga Dokumen
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid.(MI/Susanto)

SEJARAWAN dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Margana memastikan keaslian keris pusaka Pangeran Diponegoro, yang dikembalikan pemerintah Belanda ke Indonesia, pekan ini.

Keaslian keris ini juga diamini Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, yang juga seorang sejarawan,

Keris Kiai Naga Siluman itu merupakan salah satu pusaka Pangeran Diponegoro yang dikeramatkan dan sudah sangat lama dinyatakan hilang.

“Dari ukiran naga siluman Jawa ini, saya berkeyakinan bahwa keris ini ialah keris Pangeran Diponegoro yang dinamai Naga Siluman,” kata Sri Margana, kemarin.

Margana yang juga anggota Tim Verifikasi Keris Pangeran Diponegoro itu mengatakan Museum Volkenkunde sudah lama mencoba mencari keris Diponegoro yang ada di koleksinya sejak 1984.

Orang pertama yang melakukan upaya ini ialah Pieter Pott, kurator museum, kemudian diikuti Prof Susan Legene dari Frije Universiteit Amsterdam, lalu Johanna Leifeldt dan Tom Quist.

Dari empat peneliti itu ditemukan ada tiga keris yang diduga milik Pangeran Diponegoro. Pada 2019, Tom Quist sepakat dengan pendapat Johanna Leifeldt bahwa dua keris yang lain yang ditemukan Pieter Pott dan Susan Legense dipastikan bukan keris Diponegoro.

Margana mengatakan kepastian bahwa keris Diponegoro ada di Belanda dibuktikan dari tiga dokumen penting.

Pertama, korespondensi antara De Secretaris van Staat dengan Directeur General van het Department voor Waterstaat, Nationale Nijverheid en Colonies antara tanggal 11-15 Januari 1831.

Dalam korespondensi itu disebutkan, Kolonel JB Clerens menawarkan kepada Raja Belanda Willem I sebuah keris dari Diponegoro. Keris itu kemudian disimpan di Koninkelijk Kabinet van Zelfzaamheden (KKVZ). Setelah itu pada tahun 1883, keris ini keserahkan ke Museum Volkenkunde Leiden.

‘’Dokumen kedua ialah kesaksian Sentot Prawirodirjo yang menyebutkan melihat Pangeran Diponegoro menghadiah­kan Keris Kiai Naga Siluman kepada Kolonel Clerens.’’

Sentot merupakan panglima perang pada masa Pangeran Dipenogoro.

Dokumen ketiga ialah catatan dari Raden Saleh, pelukis yang pernah tinggal di Belanda dan melukis penangkapan Pangeran Diponegoro. Catatan Raden Saleh ini dituliskan di bagian sisi kanan surat kesaksian Sentot Prawirodirjo.

Dalam catatan itu Raden Saleh yang telah melihat dengan mata kepala sendiri keris itu di Belanda menjelaskan makna Keris Naga Siluman dan ciri-ciri fisik keris itu. (AT/X-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat