visitaaponce.com

Infusa, Cara Lain Menikmati Daun Kelor

Infusa, Cara Lain Menikmati Daun Kelor
Bahan fitokimia berkhasiat obat herbal dalam daun kelor sangat rentan rusak jika diolah dengan menggunaan suhu tinggi.(MI/Palce)

DAUN kelor sering digunakan masyarakat sebagai salah satu menu sayur yang bergizi tinggi. Namun tahukah Anda bahwa bahan fitokimia berkhasiat obat herbal ini rupanya sangat rentan rusak jika diolah dengan menggunaan suhu tinggi.

Empat dosen UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang yang masuk dalam Tim Kelora di bawah LP2M UIN Maliki punya cara tersendiri agar manfaat herbal dalam daun kelor tetap terjaga, yakni dengan membuat infusa kelor.

Dikutip dari tulisan yang dipublikasikan di laman Kementerian Agama, Kamis (24/7), empat dosen ini telah meneliti daun kelor yang dilaporkan dalam sebuah jurnal sejak 2014 lalu.

Tanaman kelor yang memiliki nama latin Moringa oleivera ini dikenal sebagai miracle tree atau pohon keajaiban karena manfaatnya yang sangat luar biasa. Hasil uji fitokimia ekstrak air daun kelor membuktikan bahwa daun kelor mempunyai kandungan fitokimia yang lengkap.

Dari hasil pengujian mereka, jumlah bahan fitokimia yang berkhasiat herbal terekstrak lebih banyak pada infusa air panas dibandingkan menggunakan infusa air dingin (suhu ruang). Pada jurnal tersebut, infusa air panas yang digunakan bersuhu 70 derajat Celcius selama 30 menit. Lalu, rendaman air kelor itu dikocok selama 2 jam, sementara infusa air dingin hanya dikocok dengan waktu yang sama.

Hasil kegiatan tersebut memberikan informasi bahwa konsumsi daun kelor secara rutin setiap hari dapat menekan keluhan berbagai penyakit degeneratif dan meningkatkan imunitas.

Konsumsi infusa daun kelor selama satu bulan teruji secara klinis dan empiris mampu meningkatkan imunitas mengatasi berbagai macam penyakit. Seperti rabun mata, kolesterol, asam urat, hipertensi, stroke, diabetes, ambeien, pegal linu, asma, alergi, kesemutan, migraine, asam lambung, osteoporosis, anemia, meningkatkan produksi ASI juga menjaga kesehatan kulit.

Siapakah keempat dosen UIN Maliki yang aktif mengampanyekan konsumsi daun kelor itu? Mereka terdiri dari, Eny Yuliarti MSi yang fokus pada pengobatan herbal dan Rifatul Mahmudah MSi yang memanfatkan kelor untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, ada Achmad Hanapi MSc yang fokus untuk nutrisi dan pergobatan herbal untuk anak-anak dan Dr Danial Hilmi, yang meneliti aplikasi daun kelor di bidang pertanian.

Dari hasil penelitian mereka, di dalam daun kelor ada lebih dari 19 asam amino dan 90 lebih senyawa kimia bernutrisi yang sangat baik untuk kesehatan. Hal itu juga yang menjadi salah satu indikator bahwa tanaman ini sangat layak sebagai sumber makanan dan obat herbal yang berkualitas. Bukan hanya menyehatkan dan membuat kulit kinclong, kelor juga dimanfaatkan sebagai pupuk, nutrisi maupun pengolahan limbah.

Kelor diketahui mempunyai kemampuan meningkatkan imunitas atau imunomodulator. Meski sudah banyak sekali penelitian menyebutkan tentang hal ini, belum banyak masyarakat yang mengonsumsi kelor.

Tim Kelora telah meneliti pemanfaatan daun kelor ini sejak 2016 lalu. Saat pandemi, Tim Kelora UIN Malik Ibrahim Malang lebih gencar lagi mengajak masyarakat agar sehat dan mandiri dengan pemanfaatan daun kelor dengan cara yang sederhana praktis dan murah. Kampanye ini mereka lakukan lewat program Kelor UIN Malang untuk Imunitas Masa Pandemi (Koin Mami).

Penelitian daun kelor juga dilakukan oleh gabungan peneliti dari Fakultas Kedokteran UI, Farmasi UI dan IPB. Berdasarkan hasil skrining aktivitas terhadap ratusan protein dan ribuan senyawa herbal, daun kelor, jambu biji merah, dan kulit jeruk mengandung golongan senyawa yang berpotensi menghambat dan mencegah virus SARS-C0V-2 penyebab covid-19. Senyawa itu terdiri dari hesperidin, rhamnetin, kaempferol, kuersetin, dan myricetin. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat