visitaaponce.com

Ageing Population, BPJS Bersiap Hadapi Ledakan Penyakit Kronik

Ageing Population, BPJS Bersiap Hadapi Ledakan Penyakit Kronik
Ilustrasi lansia(Antara)

SEPERTI halnya negara-negara di dunia, Indonesia saat ini juga tengah memasuki periode ageing population atau penuaan penduduk di masa mendatang. Kondisi tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri khususnya dalam pengelolaan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Saat ini jumlah peserta JKN-KIS berusia di atas 60 tahun mencapai 27 juta jiwa. Risiko akan penyakit kronik degeneratif dalam usia tersebut sangat tinggi,” ungkap Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dalam keterangan resmi.

Data Sensus Sosial Ekonomi Nasional 1 (Susenas), tahun 2015 jumlah lansia sebesar 21,72 juta jiwa atau 8,43% dari jumlah penduduk. BPS memproyeksikan pada 2020 jumlah penduduk lansia akan mencapai 27,09 juta (9,99%) dari jumlah penduduk dan membengkak dua kali lipatnya menjadi 48, 2 juta (15,77%) pada 2035 mendatang.

Dari Riskesdas 2013 diketahui bahwa 10 penyakit kronik degeneratif terbanyak pada lansia di Indonesia adalah hipertensi, artritis, stroke, PPOK, diabetes melitus, kanker, penyakit jantung koroner, batu ginjal, gagal ginjal dan gagal jantung. Kecenderungan yang ada, semakin meningkat usia maka semakin meningkat pula prevalensi penyakitnya.

"Tantangan ageing population mendorong pengembangan jaminan sosial di semua negara. Bagaimana jaminan sosial juga memenuhi kebutuhan yang meningkat bukan hanya pada layanan kesehatan dan perawatan sosial jangka panjang (PJP) atau long term care (LTC) dengan cara yang berkelanjutan secara finansial, memadai, dan berkualitas tinggi," urai Fachmi.

WHO mendefinisikan LTC sebagai sistem kegiatan-kegiatan terpadu yang dilakukan oleh caregiver informal atau profesional untuk memastikan bahwa lanjut usia yang tidak sepenuhnya mampu merawat diri sendiri, dapat menjaga kualitas tertinggi kehidupannya, sesuai dengan keinginannya, dan dengan kemungkinan terbesar 4 memiliki kebebasan, otonomi, partisipasi, pemenuhan kebutuhan pribadi serta kemanusiaan.

Pentingnya LTC bagi lansia, kata Fachmi, adalah untuk mempertahankan tingkat kemandirian, mengurangi ketergantungan, mencegah komplikasi penyakit atau disabilitas, mencegah kecelakaan, menjaga harga diri dan kualitas hidup, mengurangi rasa sakit, serta merasa bermartabat. Dengan demikian kualitas hidup lansia dapat dijaga dengan seoptimal mungkin.

“Walaupun implementasi jaminan sosial di Indonesia baru berusia 7 tahun, namun cakupan kepesertaannya sudah besar. Diharapkan melalui diskusi dan kajian bersama negara-negara di dunia terkait jaminan sosial dan penerapan LTC di Indonesia akan semakin optimal dan berkesinambungan,” pungkas Fachmi. (H-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat