visitaaponce.com

6 Fakta Mengenai Virus Nipah yang Perlu Diketahui

6 Fakta Mengenai Virus Nipah yang Perlu Diketahui
Infografis(MI)

VIRUS Nipah yang mewabah di Tiongkok dan menyebabkan kematian pada 75% kasusnya, menjadi salah satu ancaman baru selain pandemi covid-19. Saat ini, Virus nipah masuk daftar 10 penyakit penular dari 16 penyakit yang diidentifikasi WHO sebagai risiko kesehatan terbesar masyarakat, bersama dengan MERS dan SARS.

Dilansir dari Times of India, berikut ini adalah fakta-fakta mengenai virus Nipah yang perlu kamu ketahui:
 
1. Asal mula
Virus Nipah adalah zoonosis baru yang menyebabkan penyakit parah, baik pada hewan maupun manusia. Virus ini pertama kali diidentifikasi di Malaysia dan Singapura pada 1998.

2. Terkait dengan radang otak

Baca juga : Kenali Disease X, Pandemi Baru yang sedang dalam Perjalanan

Virus Nipah biasanya dikaitkan dengan peradangan otak karena demam yang parah selama beberapa hari sering dapat menyebabkan keadaan kebingungan, disorientasi dan bahkan kantuk yang terus-menerus. Jika tidak segera diatasi, gejala tersebut bahkan bisa menyebabkan koma dalam rentang waktu 24-48 jam.
 
3. Tanda dan gejala umum
Beberapa tanda dan gejala virus Nipah yang umum adalah sakit kepala, demam, mual, pusing, mengantuk, dan masalah mental seperti kebingungan. Gejala ini bisa bertahan hingga 7-10 hari.

4. Pembawa utama virus Nipah
Pembawa utama virus Nipah pada manusia adalah sekresi pernapasan. Risiko yang menjadi sangat tinggi adalah pasien mengalami gejala pernapasan, seperti batuk dan bersin.
 
5. Mungkin ditemukan pada urine
Berhati-hatilah jika kamu berbagi kamar kecil dengan orang yang terinfeksi virus Nipah, karena beberapa sampel yang diambil di Malaysia membuktikan bahwa, virus ini mungkin juga ada dalam urine orang yang terinfeksi.
 
6. Diduga penyebabnya adalah kelelawar
WHO menyebutkan bahwa ada bukti kuat bahwa munculnya infeksi virus terkait kelelawar yang dapat menular ke manusia dan hewan ini disebabkan karena hilangnya habitat alami kelelawar. (Medcom.id/H-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat