visitaaponce.com

Beberapa Bencana akibat Lapisan Inversi

Beberapa Bencana akibat Lapisan Inversi
Kabut asap.(Antara/Aswaddy Hamid.)

LAPISAN inversi telah dikenal sebagai salah satu faktor yang menyebabkan bencana kabut asap di sejumlah negara. Peristiwa kabut asap yang parah pada 1948 di Donora, Pennsylvania, AS, dan pada 1952 di London, Inggris, diakibatkan oleh peningkatan lapisan inversi di atmosfer. Bencana kabut asap London berlangsung selama seminggu dan menelan korban jiwa hingga 12.000 orang.

Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menyampaikan hal itu dalam keterangannya, Sabtu (6/2). Lapisan inversi juga berkemampuan memantulkan gelombang mekanik dan akustik ekstrem dalam bentuk gelombang kejut. Hasilnya, lapisan itu dapat menyebarkan suara dan efek getaran di wilayah yang lebih jauh.

Fenomena tersebut dapat berdampak merusak kala Uni Soviet melakukan uji coba ledakan nuklir di Semipalatinsk pada 22 November 1955. Uji coba tersebut menggunakan peledak RDS-37 yang berkekuatan 1,6 megaton TNT. Normalnya gelombang kejut produk ledakan takkan merusak lagi setelah menempuh jarak lebih dari 25 km.

Baca juga: BMKG: Suara Dentuman Misterius Disebabkan Lapisan Inversi

 

Namun keberadaan lapisan inversi membuat gelombang kejut terpantul berulang kali sehingga masih bisa merusak bangunan kota Kurchatov yang sejauh 65 kilometer. Dampaknya, jendela-jendela kaca rumah warga pecah dan bangunan rumah roboh sehingga menyebabkan tiga orang meninggal dan banyak orang mengalami luka-luka di kota tersebut.

Contoh lain kasus ledakan yang terjadi saat terbentuk lapisan inversi yang berdampak fatal pernah terjadi di Esparto, California. Selama pembuatan film Mythbusters pada 6 Desember 2011 melibatkan ledakan. Tak diduga ledakan itu malah menghancurkan jendela-jendela kaca rumah warga di kota yang jaraknya lebih dari 2 km dari sumber ledakan akibat gelombang kejut yang dipantulkan kembali ke bawah oleh lapisan inversi. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat