Lapisan Inversi Dapat Hasilkan Suara Aneh dan Lebih Keras
![Lapisan Inversi Dapat Hasilkan Suara Aneh dan Lebih Keras](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/02/4cffcc38f4314976fdad8ddc96e66d67.jpg)
LAPISAN inversi berperan sebagai pemantul kurang sempurna bagi gelombang akustik, gelombang radio, dan bahkan cahaya. Tidak mengherankan beberapa orang dilaporkan mendengar suara aneh selama terbentuknya lapisan inversi di atmosfer.
Gelombang suara yang bersumber dari kereta api, mobil, petir, dan sumber lain dapat terpantul dari lapisan inversi sehingga terdengar di tempat lain.
"Lapisan inversi juga dapat membuat suara lebih keras hingga terdengar jauh. Ibarat kita membunyikan klakson mobil di garasi yang tertutup, tentu lebih keras dibanding bunyi klakson di jalan raya. Ini karena suara terjebak pada ruang sempit," ujar Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono dalam keterangannya, Sabtu (6/2).
Lapisan inversi membuat suara petir tidak mampu menyebar ke atas atau menjalar semaunya ke segala arah, karena sudah terjebak dan hanya dapat menjalar ke permukaan Bumi. Dalam hal ini suara petir akan terdengar lebih keras dan dapat didengar hingga jauh di kawasan yang terlingkupi lapisan inversi. Suara petir ibarat merambat melalui kanal audio mirip tropospheric duct.
Secara teori, suara merupakan gelombang akustik yang sudah terbukti dapat dipantulkan lapisan inversi. Dalam kondisi inversi suhu, gelombang suara akan dibiaskan ke bawah sehingga dapat terdengar pada jarak yang lebih jauh.
"Inilah konsep dasar mengapa lapisan inversi dapat membuat suara petir terdengar hingga jauh karena proses multirefleksi. Suara petir jika sudah jauh dan dalam kondisi atmosfer tertentu dapat berubah anatominya sehingga tidak lagi seperti suara petir asli di sumbernya, tetapi dapat mirip dentuman," jelasnya. (OL-14)
Terkini Lainnya
7 Fenomena Astronomi Ini Bisa Dilihat di Langit Indonesia sepanjang Juli 2024
Fenomena La Nina, Sejumlah Wilayah Alami Intensitas Curah Hujan Tinggi
Bumi Sedang Tidak Baik, Transisi Energi Diminta Segera Dilakukan
Ini Penjelasan Pakar Geofisika Universitas Brawijaya Tentang Fenomena Suhu Panas
BMKG Sebut Fenomena Suhu Panas di Makassar Biasa Terjadi Jelang Musim Kemarau
Fenomena Aurora Borealis di Langit Eropa, Apa Bedanya dengan Aurora Australis?
Diselimuti Embun Es 2 Hari Berturut-turut, Suhu di Dieng Capai Minus 1,35 Derajat Celcius
5 Dampak dan Pengaruh Gerhana Matahari Total terhadap Bumi
5 Fakta Menarik tentang Gerhana Matahari Total
Gerhana Bulan Malam Ini Jam Berapa? Cek di Sini
Gerhana Bulan 29 Oktober, Kemenag Ajak Warga Shalat Khusuf
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap