KLHK Apresiasi Pelaku Usaha Lakukan Pengelolaan Air Limbah
![KLHK Apresiasi Pelaku Usaha Lakukan Pengelolaan Air Limbah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/03/ff9978ca0f6624f4734105261651b269.jpg)
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI senantiasa mendorong pelaku usaha dan kegiatan untuk terus meningkatkan kinerja pengendalian pencemaran air dalam upaya perbaikan kualitas air di Indonesia.
“Kami sangat sangat mengapresiasi pelaku usaha dan kegiatan yang melakukan upaya lebih dari taat (beyond compliance) terhadap pemenuhan peraturan lingkungan hidup melalui program Proper yang setiap tahunnya selalu dievaluasi,” kata Direktur Pengendalian Pencemaran Air KLHK Luckmi Purwandari pada keterangan pers, Senin (29/3) .
Luckmi mengharapkan elaku usaha dapat memahami pelaksanaan peraturan perundangan lingkungan hidup yang berlaku, khususnya terkait pengelolaan air limbah industri.
“Selain itu, diharapkan pula agar pelaku usaha dan industri dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama terkait kendala yang dihadapi di lapangan," jelasnya.
Perusahaan atau pelaku usaha yang telah melaksanakan program dari KLHK adalah PT Ajinomoto Indonesia. Perusahaan produsen bumbu masak itu telah berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam menjaga lingkungan. Salah satunya melalui program Peningkatan Pengelolaan Air Limbah (WMI).
Deputy Factory Manager PT Ajinomoto Indonesia – Pabrik Mojokerto, Hariyono, mengatakan konsep WMI tersebut sesuai dengan salah satu inisiatif keberlanjutan global perusahaan untuk mengurangi kerusakan lingkungan global saat memproduksi produk, dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas air di Indonesia.
Menurutnya, proses pengolahan limbah cair dari penerimaan, proses produksi (influent), sampai dengan release (effluent), membutuhkan waktu proses (treatment) sekitar 10-12 jam dan beroperasi secara terus-menerus selama 24 jam per hari.
Pengolahan limbah cair menjadi air bersih ini dilakukan di dua pabrik PT Ajinomoto Idonesia, di Mojokerto, Jawa Timur, dan Karawang, Jawa Barat. Namun, secara proses dan kapasitasnya di kedua lokasi berbeda karena menyesuaikan dengan jenis proses produksi dan lokasi.
Air limbah dari proses produksi masuk ke gathering dan equalization tank untuk diatur konsentrasi pH dan jumlah cairan lainnya. Selanjutnya proses pre-treatment dengan menambahkan udara (proses aerasi) dan kemudian masuk ke biological de-nitrification process.
“Hasil dari proses ini kemudian masuk ke proses penjernihan/pengendapan pertama, yang hasilnya adalah air jernih tetapi masih sedikit berwarna (yellowish). Selanjutnya masuk ke proses penjernihan/pengendapan kedua sehingga air menjadi benar-benar jernih,” jelasnya.
“Air jernih ini kemudian di proses lagi di kolam aerasi (aeration pool) sebelum akhirnya dipompa ke titik pelepasan,” imbuh Hariyono.
Ia menggambarkan, di Mojokerto, produksi utamanya adalah MSG dan seasoning, dan hasil air setelah semua proses di atas selesai langsung dialirkan ke Sungai Brantas dengan parameter baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan daerah.
“Sedangkan di Karawang, produksi utamanya adalah seasoning saja dan berada di dalam kawasan industri, sehingga limbah cair tidak langsung dialirkan ke sungai, tetapi dialirkan ke WWT kawasan industri dan harus mengikuti parameter yang telah ditetapkan oleh kawasan industri tersebut,” ungkapnya.
Hariyono juga memastikan, baku mutu air limbah milik perusahaan ini selalu di bawah yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Baku mutu adalah batasan maksimal yang diizinkan untuk rilis air limbah ke badan sungai, artinya kualitas atau parameter limbah cair industri tidak boleh melebihi atau harus selalu di bawah standar baku mutu tersebut.
Perusahaan juga berkomitmen untuk menurunkan volume limbah cair. Malah, Hariyono memastikan volumenya mengalami penurunan setiap tahunnya, terutama setelah menerapkan WMI sejak 2017.
“Butuh banyak langkah untuk mengolah limbah cair menjadi air bersih, namun inilah yang menjadi komitmen kami kepada masyarakat sebagai perusahaan,” tegasnya. (RO/OL-09)
Terkini Lainnya
Wapres : Pengolahan Limbah Jadi Kunci Keberlanjutan Lingkungan
Limbah Fesyen Hantui Dunia, Busana Daur Ulang Semakin Diminati
Masyarakat Diminta Peduli Pengelolaan Limbah B3
DLH DKI Imbau Penyelenggaraan Kurban Secara Ramah Lingkungan
Potensi Limbah Popok Indonesia, Lebih dari 3.000 Ton Per Hari
Aktivis Lingkungan Nyatakan Program Citarum Harum telah Gagal
GWIS Open 2024: Jaring Atlet Sepatu Roda Bersaing di Arena Internasional
Polres Garut Amankan Terduga Pelaku Kasus Mutilasi
Polisi Tangkap Seorang Terduga Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Korban di Garut
Viral mayat tanpa Identitas termutilasi di Kampung Bantar Limus, Garut
Tebing Setinggi 10 Meter Longsor Tutupi Jalan Alternatif Tasikmalaya-Garut
Puluhan Warga Asing Diduga Imigran Gelap Terdampar di Pantai Tegalbuleud
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap