visitaaponce.com

Resiliansi Komunitas Penting dalam Hadapi Pandemi Covid-19

Resiliansi Komunitas Penting dalam Hadapi Pandemi Covid-19
ADAPTASI KEBIASAAN BARU: Berbagai upaya dilakukan pemda untuk menyadarkan warga menerapkan prokes dalam beraktivitas.(Dwi Apriani/MI)

KEPALA Lembaga Demografi Universitas Indonesia Turro S. Wongkaren menekankan pentingnya resiliansi komunitas dalam menghadapi covid-19. Masyarakat yang berbudaya dan religius memiliki potensi yang besar untuk melakukan hal tersebut.

“Meskipun banyak definisi tentang resiliensi, saya menyimpulkannya ke dalam dua kata; lentur dan lenting. Lentur dapat diartikan sebagai kemampuan fleksibilitas dalam bereaksi dengan keadaan, sedangkan lenting ialah kemampuan untuk kembali ke posisi semula—kemampuan untuk bounceback, setelah melentur,” ujarnya. kata Turro dalam keterangan resmi yang dikutip dari laman resmi Universitas Indonesia, Minggu (18/7).

Ia menyatakan, tingkat kelenturan atau penerimaan keadaan dalam resiliensi dari orang-orang Indonesia sebenarnya cukup tinggi. Pasalnya, hal tersebut berkaitan dengan aspek identitas religius dan budaya yang telah dianut oleh masyarakat sejak dahulu kala.

Menurutnya, masyarakat Indonesia itu sangat ahli melakukan performance, antara persona (kepribadian) front stage dan persona back stage. Di back stage mereka dapat merasakan sedih ataupun perasaan negatif lainnya, akan tetapi pada front stage mereka menampilkan bahwa mereka selalu senang dan tidak ada masalah yang terjadi.

Hal lain yang ia sampaikan adalah tentang faktor pembentuk tekanan individu di masa pandemi ini, yaitu kekhawatiran. Kekhawatiran yang hadir dengan tidak menentu dan tidak diketahui sumbernya dapat menjadi akar dari tekanan yang dapat membahayakan keadaan seseorang.

"Kekhawatiran tersebut bilamana dikenali atau diarahkan ke bentuk proposional dapat membuat seorang individu lebih kuat dan adaptif terhadap perubahan yang mendadak. Orang-orang yang mampu melampui situasi ini adalah orang yang resilien, orang yang memiliki ketangguhan," bebernya.

Lantas, ia memaparkan, dalam situasi ini, resiliensi dimaknai sebagai kemampuan untuk bertahan dalam keadaan sulit serta berusaha untuk belajar dan beradaptasi pada keadaan tersebut, lebih dari itu untuk bangkit menjadi manusia yang lebih kuat, gigih, tangguh dan kreatif.

"Kondisi pandemi dapat dipergunakan oleh pribadi yang sehat secara mental untuk menghadapi tantangan dengan bangkit dan berusaha untuk menjadi diri yang lebih tangguh, tidak mudah menyerah, kuat, tabah, dan juga kreatif mencari solusi atas setiap masalah yang menghampiri," pungkas dia. (H-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat