visitaaponce.com

Ketika Napi Bertato Menangis Takut Jarum Suntik Vaksin

Ketika Napi Bertato Menangis Takut Jarum Suntik Vaksin
Seorang napi Lapas Kelas II Purwokerto, Jawa Tengah menangis saat disuntik vaksin covid-19, Selasa (3/8).(MI/LILIK DARMAWAN)

MISNGAD, 45, salah seorang penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Purwokerto, Jawa Tengah (Jateng) sudah menitikkan air mata ketika didaftar dan melakukan skrinning vaksinasi covid-19 di hadapan petugas medis, Selasa (3/8).

Misngad mengatakan takut dan tidak mau ikut serta dalam vaksinasi covid-19 yang digelar di Lapas Purwokerto tersebut.

Oleh petugas, dia diminta tenang karena sebetulnya napi tersebut lolos skrinning dan diperbolehkan mengikuti vaksinasi covid-19.

Baca juga: Mensos: Vaksinasi bagi Penyandang Disabilitas Menjadi Prioritas

Setelah beberapa saat duduk, Misngad tetap dipanggil.

Dengan langkah gemetar, dia duduk di kursi yang telah disiapkan di Masjid At-Taubah di Kompleks Lapas Purwokerto tersebut.

Air matanya kembali menetes dan dia sama sekali tidak mau melihat jarum suntik yang disiapkan petugas.

Hanya sesaat saja jarum suntik vaksin covid-19 mendarat di lengan kiri Misngad. Begitu, petugas menyatakan selesai, Misngad sangat girang, meski masih terlihat tubuhnya gemetar.

"Saya takut jarum. Sebelum divaksin, jarumnya saya suruh umpetin dulu. Sehingga saya benar-benar tidak melihat jarum yang disuntikkan. Saya menangis karena takut jarum. Akhirnya saya bisa divaksin. Ternyata, hanya sakit sedikit. Saya malah tidak terlalu merasakan jarum yang disuntikkan," ujar Misngad.

Tidak hanya Misngad, Warso, 48, juga mengalami hal yang sama. Dia harus dipegangi petugas saat disuntik vaksin. Ia mengaku sangat takut disuntik.

"Awalnya saya tidak mau. Tetapi, kemudian saya nekat, meski kemudian harus dipegang sama petugas. Saya sampai menangis tadi," katanya.

Vaksinasi covid-19, yang berlangsung di Lapas Purwokerto tersebut, diikuti seluruh warga binaan pemasyarakatan. Sebanyak 697 penghuni, namun satu tengah menjalani isolasi di Baturraden.

"Total warga binaan pemasyarakatan Lapas Purwokerto yang kami daftarkan sebanyak 696 napi. Mereka semuanya harus mengikuti vaksinasi, karena warga binaan sangat rentan," kata Kepala Lapas Kelas II Purwokerto Sugito di sela-sela vaksinasi covid-19.

Menurutnya, vaksinasi yang digelar merupakan kerja sama antara Lapas Purwokerto dengan Korem 071 Wijayakusuma, Rumah Sakit Tentara (RST) Wijayakusuma, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas.

"Kami berterima kasih karena ada vaksinasi untuk warga binaan yang memang rentan covid-19. Pasalnya, ada protokol kesehatan (prokes) yang tidak dapat dilaksanakan oleh mereka," ungkapnya.

Sugito mengatakan prokes yang tidak dapat dilaksanakan adalah physical distancing atau jaga jarak. Sebab, kapasitas ruang dengan jumlah penghuni tidak seimbang.

"Kapasitas ruangan di Lapas Purwokerto hanya untuk 488 orang, tetapi kenyataannya, saat sekarang harus digunakan untuk 696 warga binaan. Sehingga tidurnya umpel-umpelan (berdempetan). Karena rentan inilah, kami berusaha untuk menghubungi stakeholders lain agar warga binaan juga diprioritaskan untuk vaksinasi covid-19," ujar Sugito.

Menurutnya, pihaknya sudah menyiapkan ruangan khusus untuk isolasi jika ada napi yang terindikasi atau memiliki gejala mirip covid-19.

"Kami memiliki blok khusus untuk dijadikan tempat isolasi. Kapasitasnya cukup besar bisa menamnpung 190 warga binaan. Blok tersebut merupakan bangunan bertingkat," jelasnya. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat