visitaaponce.com

Banjir Bandang di Jasinga, BIG Temukan Alur Sungai Ci Durian Berubah Drastis

Banjir Bandang di Jasinga, BIG Temukan Alur Sungai Ci Durian Berubah Drastis
Citra satelit DAS Ci Durian, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jabar.(BIG)

BANJIR bandang menerjang sejumlah rumah warga di Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada Senin, (6/9). Berdasarkan analisa citra satelit berkala ditemukan fakta perubahan jalur aliran sungai yang signifikan di lokasi bencana.

"Maka, perlu dilakukan antisipasi mitigasi terhadap beberapa wilayah pemukiman di Desa Kalongsawah terutama wilayah pada jalur luar sungai yang besar kemungkinan akan mengalami pengikisan/ erosi akibat debit aliran sungai. Wilayah tersebut di kemudian hari bisa saja hilang apabila tidak diupayakan penguatan mitigasinya," kata Koordinator Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim Badan Informasi Geospasial (BIG) Ferrari Pinem, dalam rilisnya, Rabu (15/9).

Berdasarkan analisa citra satelit berkala, didapatkan fakta bahwa telah terjadi perubahan alur sungai di Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga pada 2020. Hasil citra temporal pada 2019 menggambarkan adanya perubahan aliran signifikan dalam rentang Desember 2019 sampai Agustus 2020.

Adanya pembentukan aliran baru sungai itu diperkuat dari wawancara dengan penduduk setempat. Dulunya wilayah percabangan aliran baru ini ada bendungan irigasi yang kemungkinan jebol akibat tidak kuat menahan debit aliran deras (high-stage thalwage), sehingga membentuk aliran sungai baru.

"Aliran sungai ini awalnya kecil dan akhirnya bertambah besar seiring waktu karena sungai yang lama tidak mengalirkan air akibat proses sedimentasi atau pengendapan yang terus-menerus," lanjutnya

Menurut Ferrari, pengendapan yang terus terjadi membuat terbentuk lekukan yang semakin tajam dan akhirnya membentuk neck atau sumbatan aliran. Neck membuat aliran air terhambat dan lambat laun sungai menjadi mati. Sungai mati ini dikemudian hari akan menjadi danau tapal kuda (Oxbow Lake).

Besarnya laju pengendapan yang terjadi di wilayah ini besar kemungkinan karena material longsor yang terbawa aliran dari daerah hulu. Seperti diketahui, pada Januari 2020 terjadi longsor di wilayah Sukajaya dan sekitarnya.

Bila kita telusuri ke daerah hulu (Kampung Urug dan sekitarnya), masih banyak ditemukan sisa-sisa material longsor. Material longsor ini besar kemungkinan terbawa aliran sungai dan terendapkan di wilayah hilir, terutama pada wilayah yang mengalami penurunan gradien sungai.

"Pengerukan sedimentasi bisa juga dilakukan, khususnya di daerah aliran yang mengalami penyumbatan. Tentunya, semua upaya ini masih perlu didiskusikan lebih lanjut, terutama dari sisi efektifitas dan efisiensinya," tuturnya

Memotong area sawah
Dalam dokumen hasil kajian Tim Satuan Reaksi Cepat Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik BIG yang didapat Media Indonesia, alur sungai baru yang berasal dari hasil percabangan Sungai Ci Durian terlihat memotong area sawah dan pemukiman warga di sekitar Sungai Ci Durian.

"Berdasarkan pendekatan bentang lahan, area perubahan alur sungai berada pada wilayah Alluvial Plain (Dataran Aluvial). Bentuk lahan ini dicirikan dengan kemiringan lereng relatif datar, lembah yang melebar, dan alur sungai yang bermeander," terang Ferrari.

Ia menjelaskan, dataran Aluvial disusun oleh material sedimen dari proses pengikisan pada bagian hulu, kemudian tertransportasi dan terendapkan. Material sedimen tersebut belum terkompaksi sempurna dan sedimentasi masih terus berkembang pada bentuk lahan tersebut. Selain itu, wilayah yang datar kerap kali mengalami banjir pada periode tertentu.

Banjir yang terjadi 6 September 2021 lalu terjadi karena luapan Sungai Ci Durian yang juga menghanyutkan jembatan utama di atas sungai tersebut.

"Desa Kalongsawah dilalui Sungai Ci Durian yang termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Ci Durian. Alur Sungai pada DAS Ci Durian memiliki sistem aliran dendritik dan memiliki pola meander. Sistem dendritik memiliki ciri keseragaman material penyusun, erosi vertikal lebih dominan, dan banyaknya cabang sungai yang menjadi masukan pada sungai utama," bebernya.

Sedangkan, pola meander dicirikan dengan bentuk sungai yang berbelok-belok secara teratur dengan arah belokan mencapai lebih dari setengah lingkaran. Beloknya alur sungai disebabkan proses pengikisan yang bekerja pada tepian sungai dan pengendapan material hasil pengikisan.

"Aliran sungai memiliki tenaga yang rendah sehingga akan membawa material halus seperti pasir, kemudian terendapkan mendekati lengkungan sungai karena hilangnya energi dan membentuk point bar atau gosong," paparnya

Dalam kondisi aliran deras atau high-stage thalwage, aliran sungai memiliki tenaga yang tinggi akan mebawa material bedload (material dasar sungai). Aliran ini akan mengalir membentuk lengkungan dengan jarak terpendek menghantam bagian awal point bar.

Berdasarkan mekanisme aliran tersebut, terdapat dua wilayah A dan B yang memiliki potensi terdampak pengikisan akibat aliran high-stage thalwage. Pada wilayah A mengalami pengikisan pada dinding sungai sejauh 20 meter ke arah pemukiman. Sedangkan, pada wilayah B mengalami pengikisan dan membentuk alur sungai baru yang dapat berkembang menjadi danau tapal kuda.

"Pembentukan alur sungai baru ini merupakan anomali yang disebabkan adanya perubahan mekanisme arus akibat perubahan morfologi Sungai Ci Durian. Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan point bar atau gosong hasil sedimentasi yang bertambah secara signifikan pada 2020," terangnya.

Ferrari menyatakan, hasil pengamatan dan analisa terkait dampak banjir sungai yang terjadi di Sungai Cidurian tersebut telah dikomunikasikan kepada Pemkab Bogor, dan berdasarkan hasil ini Pemkab Bogor akan melakukan normalisasi Sungai Ci Durian.

"Perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut terkait titik-titik sedimentasi yang terjadi di sepanjang Sungai Ci Durian yang berpotensi menyebabkan perubahan alur sungai. Terutama yang berpotensi meyebabkan bencana terhadap permukiman yang berada di sepanjang Sungai Ci Durian," pungkasnya.

K Septyo Pramudito, Kepala Sub Bidang Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan,  Bappedalitbang Kabupaten Bogor, mengatakan, terkait rencana pembangunan tanggul atau bendungan untuk mereduksi debit air Sungai Ci Durian, Pemkab Bogor merasa perlu melakukan kajian lebih lanjut.

Sebab, kondisi hulu Sungai Ci Durian memiliki tingkat kerentanan longsor cukup tinggi. Sehingga diperlukannya upaya untuk pengendalian pemanfaatan lahan pada daerah tangkapan air hulu Sungai Cidurian. (H-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat