visitaaponce.com

Kenali 4 Macam Teori Belajar yang Bisa Diterapkan

Kenali 4 Macam Teori Belajar yang Bisa Diterapkan
Anak murid mengerjakan tugas pelajaran di SD YPK Ifar Babrongko, Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.(MI/Susanto)

TEORI belajar menjadi suatu hal yang patut diketahui oleh para guru hingga orangtua.

Sebab, macam-macam teori belajar dikatakan akan berpengaruh secara tidak langsung dengan ilmu yang akan diserap murid.

Hal itu pun secara langsung juga dapat berkaitan dengan prestasi akademik yang mampu diraihnya.

Dengan menggunakan teori belajar yang tepat, tidak mustahil bagi sang murid untuk memperoleh prestasi hingga kemampuan yang gemilang.

Namun yang harus dipahami sebelumnya, teori belajar dan istilah belajar itu berbeda.

Teori adalah kumpulan konstruk yang mampu menggambarkan fenomena secara sistematis.

Fenomena tersebut bisa fenomena alam atau fenomena sosial. Sedangkan definisi belajar menurut KBBI adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. 

Baca juga: Ini Harus Diperhatikan Orangtua Saat Mengajari Anak Berbagi

Macam Teori Belajar

Berikut merupakan ragam teori belajar yang dapat kita pahami dirangkum dari berbagai sumber.

Teori Belajar Behavioristik

Gage dan Berliner adalah dua orang yang membuat teori belajar behavioristik. Teori ini berisi tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman belajar. 

Dalam perkembangannya, teori ini menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh terhadap tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. 

Belajar itu sendiri merupakan interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah seseorang akan dianggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku. Dari teori ini juga, belajar dapat diartikan sebagai stimulus dan respon.

Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan diukur. Hal yang terpenting dan perlu diperhatikan adalah perilaku dari stimulus dan respon. 

Maksudnya apa yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh murid (respon) harus diperhatikan dan diukur.

Hal itu dilakukan karena pengukuran stimulus dan respon merupakan hal yang penting agar dapat mengetahui apakah murid mengalami perubahan tingkah laku atau tidak.

Pada penerapannya atau proses belajar mengajar, teori belajar behavioristik sangat tergantung dari beberapa aspek, seperti tujuan pembelajaran, karakteristik murid, materi pelajaran, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran.

Baca juga: Beberapa Langkah Sederhana untuk Memperkuat Daya Ingat

Teori Belajar Kognitif

Seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget mengembangkan teori kognitif. Berkat teori dari Piaget terlahir perkembangan psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. 

Teori kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuan kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap lingkungannya.

Inti dari konsep teori ini adalah bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata (skema atau rencana manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara mental.

Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan pemahaman.

Dengan kata lain, belajar itu tidak harus berbicara tentang perubahan tingkah laku atau sikap yang bisa diamati.

Setiap orang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dan tertata rapi dalam bentuk struktur kognitif.

Pengalaman dan pengetahuan inilah yang membuat proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik. 

Teori ini dikatakan dapat berjalan dengan baik ketika materi pelajaran yang baru bisa beradaptasi dengan struktur kognitif atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

Arti belajar dalam teori kognitif yaitu proses perseptual atau bisa dikatakan seperti perilaku seseorang dapat ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya dalam melihat situasi yang berhubungan dengan tujuan proses belajar mengajar. 

Teori ini mempercayai bahwa belajar itu dihasilkan dari proses persepsi kemudian membentuk hubungan antara pengalaman yang baru dan pengalaman yang sudah tersimpan di dalam dirinya.

Proses belajar mengajar dengan teori kognitif tidak hanya beroperasi dengan terpatah-patah atau terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir dan menyeluruh.

Hal yang ditekankan pada teori belajar kognitif adalah proses dari belajar bukan hasil belajar.

Baca juga: Cara Ini Bisa Bikin Mahasiswa Lebih Mudah Mengingat Materi Kuliah

Teori Belajar Humanistik

Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi kepribadian manusia.

Hal ini karena humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat segala sesuatu dari sisi kepribadian manusia. 

Teori belajar humanistik juga bertujuan membangun kepribadian murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. Hal ini bisa disebut dengan para pendidik atau guru yang mengajar dan mendidik menggunakan pendekatan humanistik.

Guru atau pendidik dengan aliran humanistik akan mengutamakan hasil pengajaran berupa kemampuan positif yang dimiliki murid.

Kemampuan positif akan membangun atau mengembangkan emosi positif pada murid.

Teori belajar humanistik berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar humanistik lebih mengutamakan melihat tingkah laku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Sedangkan teori belajar behavioristik hanya melihat motivasi manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia.

Teori belajar humanistik lebih menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, menganalisis fenomena sosial, dan hati nurani yang diterapkan melalui materi-materi pelajaran. Dalam teori ini guru atau pendidik sangat berperan sebagai fasilitator.

Teori Belajar Konstruktivisme

Terakhir, ada teori konstruktivisme. Berdasarkan asalnya, teori ini sebenarnya bukan bagian dari teori pendidikan, tapi dari ilmu filsafat terutama filsafat ilmu. 

Dalam ilmu filsafat ilmu, hal yang dibahas atau dijelaskan dalam teori ini adalah bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia.

Menurut teori konstruktivisme, pembentukan pengetahuan yang terjadi pada manusia berasal dari pengalaman-pengalaman yang telah dilewatinya.

Teori ini terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Dalam perkembangannya, teori ini menerima pengaruh dari ilmu psikologi, khususnya psikologi kognitif Piaget yang di mana kognitif Piaget sangat berkorelasi dengan psikologis manusia untuk mendapatkan pengetahuan. 

Jadi, bisa dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan murid atau peserta didik dalam membangun pengetahuan.

Konstruksi berarti membangun. Jadi teori belajar konstruktivisme suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern.

Teori belajar ini berlandaskan pembelajaran kontekstual. Dengan kata lain, manusia membangun pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang terbatas dan dalam waktu yang direncanakan.

Teori ini menekankan seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya.

Pengalaman demi pengalaman yang telah dilewati manusia maka akan memiliki hidup yang lebih dinamis dan pengetahuan akan bertambah.

Dalam konteks belajar mengajar, teori belajar konstruktivisme membebaskan pembelajar untuk membimbing sendiri pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman.

Menurut teori konstruktivisme, belajar lebih mudah dipahami oleh manusia karena manusia membangun dan mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilewati.

Dengan hal ini juga hidup manusia menjadi lebih dinamis. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat