visitaaponce.com

TEFA 2021 Angkat Pamor Produk SMK yang Bermitra Dengan Dudika

TEFA 2021 Angkat Pamor Produk SMK yang Bermitra Dengan Dudika
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti saat membuka PAMERAN hasil produk SMK dengan model Teaching Factory (TEFA) 2021.(Dok Kemendikbudristek)

PAMERAN hasil produk SMK dengan model Teaching Factory (TEFA) 2021 resmi dibuka Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti, Rabu (15/12). Bertempat di SMKN 57 Jakarta, unjuk tampil New Product TEFA yang berlangsung secara hibrida itu mengangkat tema 'Bangga Produk SMK, Bangga Produk Indonesia.'

Unjuk Tampil New Product TEFA digelar sebagai sarana pengenalan, peluncuran, dan pemasaran hasil produk 60 SMK Penerima Bantuan Pemerintah New Teaching Factory 2021. Ajang ini juga dalam rangka menarik atensi dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (Dudika), dan masyarakat umum terhadap program yang ada di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi).

Sesjen Kemendikbudristek, Suharti, mengatakan Kemendikbudristek berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pada ranah vokasi. “Salah satu komponen inti dari pengajaran SMK adalah membekali peserta didik dengan keterampilan yang relevan dan nantinya bermanfaat di dunia kerja,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, teaching factory (Tefa) adalah suatu model pembelajaran yang berkelanjutan. Melalui tefa, peserta didik dapat meningkatkan keterampilan dengan praktik langsung. "Selain itu, secara institusi, SMK dapat memperoleh tambahan pendapatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kualitas pengajaran," ujar Suharti.

Kepada para kepala sekolah, Suharti mengapresiasi upaya sekolah dalam mengembangkan SMK di berbagai wilayah. Ia mengajak seluruh pimpinan SMK terus berinovasi dan mencari aspek-aspek yang bisa dikembangkan dan dikolaborasikan.

Kepada para peserta didik, ia berpesan agar terus semangat belajar meski proses pembelajaran saat ini harus menempuh berbagai tantangan. Menurut Suharti, belajar itu sejatinya tidak hanya berlangsung di dalam kelas. Suharti optimistis, hal-hal yang dipelajari di kelas dapat dipadukan dengan ide kreatif individu untuk menghasilkan hal-hal baru.

Ia juga mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam mendukung seluruh SMK di Indonesia agar dapat terus berkembang. Mari kita dukung dengan membeli produknya. Setiap rupiah yang kita belanjakan akan mereka manfaatkan untuk belajar lebih banyak lagi,” ujarnya.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto mengatakan, pameran hasil produk TEFA 2021 bertujuan untuk meluncurkan produk-produk karya anak Indonesia hasil pendampingan dengan mitra industri. "Hal ini memberi manfaat bagi SMK karena dalam meluncurkan produknya, SMK Teaching Factory membutuhkan pembukaan akses supaya dapat mengenalkan produknya kepada masyarakat luas dan mitra industri,” ujarnya.

Ia menuturkan, acara ini terbuka bagi para SMK TEFA, pelaku bisnis, dan seluruh SMK yang ingin mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang produk SMK serta bantuan teaching factory.

Lebih jauh, Wikan mengatakan, bantuan pemerintah untuk mengembangkan Tefa bagi SMK bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan diproduksikan guna meningkatkan kualitas pembelajaran dalam SMK. Penggunaan dana ini sebelumnya hanya mengacu pada keterserapan dana tersebut sebagai indikator keberhasilan.

Karena itu, jelas Wikan, dalam New Teaching Factory dilakukan pendekatan baru dalam pemberian bantuan pemerintah untuk TEFA 2021. Sebelum diberikan bantuan, SMK calon penerima bantuan diberikan pemahaman mendasar tentang design thinking, Higher Order of Thinking Skills (HOTS), penguatan karakter, strategi penjabaran ide bisnis ke dalam konsep visual (business model canvas), presentasi singkat guna memicu minat orang lain atas apa yang kita lakukan (elevator pitch), dan lain-lain.

TEFA 2021 awalnya diikuti oleh 949 SMK. Kemudian terseleksi 120 SMK dan akhirnya terpilih 60 SMK. “Setelah melalui seleksi bertahap ini, terpilihlah 60 SMK penerima bantuan Teaching Factory tahun anggaran 2021. Penggunaan dana nantinya sangat fleksibel, bukan hanya untuk peralatan, namun untuk pembelian bahan baku, manajemen dan pemasaran,” jelas Wikan. (RO/OL-15)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat