visitaaponce.com

Permata Hati CSR Beri Program Pendampingan Bagi Disabilitas Pelaku UMKM

Permata Hati CSR Beri Program Pendampingan Bagi Disabilitas Pelaku UMKM
Penyandang disabilitas sedang mendapat pelatihan vokasional agar siap mendapat pekerjaan di Jakarta.(Ist)

SEBAGAI institusi perbankan yang berkomitmen untuk terus Making A Difference bagi masyarakat, Permata Bank terus berupaya untuk membantu menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui Permata Hati CSR dengan berbagai program tanggung jawab sosial perusahaannya.

Bertepatan dengan momen Hari Disabilitas Internasional yang dicanangkan oleh World Health Organization (WHO) pada tanggal 3 Desember, Permata Hati bersama mitra strategisnya, Precious One, menyelenggarakan program pendampingan bagi disabilitas yang menjadi pelaku  UMKM atau Bangga dari berbagai wilayah di Indonesia.

Selain itu, Permata Bank juga bekerja sama dengan Thisable memberikan pelatihan vokasional dan kesiapan kerja bagi lebih dari 30 penyandang disabilitas di area Jakarta.

Kedua program ini merupakan bagian dari Permata Brave – People with Disabilities Empowerment Program yang diluncurkan Permata Hati pada September 2021 lalu.

Program Permata Brave mengukuhkan konsistensi Permata Bank dalam membangun dan meningkatkan ekosistem yang inklusif untuk seluruh penyandang disabilitas di Indonesia.

Dalam keterangan pers, Kamis (23/12), Head of Corporate Affairs Permata Bank Richele Maramis, mengatakan, "Misi dari Permata Bank adalah menjadi agen perubahan untuk komunitas penyandang disabilitas dan berkomitmen dalam mendukung mereka agar lebih berdaya, siap bersaing, dan memiliki hidup yang lebih maju."

"Sejak lahirnya Permata Brave tahun 2017, kami telah menyelenggarakan berbagai program edukasi literasi keuangan dan pengembangan kompetensi bagi komunitas penyandang disabilitas," katanya.

"Tahun ini, melalui program berkelanjutan People with Disabilities Empowerment di bawah payung Permata Brave telah memperkuat komitmen kami untuk semakin banyak memberdayakan penyandang disabilitas, dan berkontribusi lebih besar dalam mewujudkan Indonesia yang setara,” ucap Richele.

Wakil Ketua Komisi Nasional Disabilitas Deka Kurniawan turut menghadiri acara kelulusan dan apresiasi peserta Bangga – Batch II

“Membangun lingkungan masyarakat yang setara bagi siapapun adalah tanggung jawab kita semua. Untuk itu, kami sangat mengapresiasi langkah PermataBank melalui Permata Brave, yang memberikan kesempatan pengembangan kapabilitas diri bagi komunitas disabilitas," kata Deka dalam sambutannya.

"Kami berharap program ini benar-benar tepat sasaran, menjadikan para pesertanya benar-benar berdaya, dan bisa membuktikan bahwa perbedaan karena disabilitas tidak perlu menjadi halangan untuk meraih kesuksesan,” jelasnya.

Program pendampingan UMKM disabilitas Bangga dilakukan telah diadakan sebanyak dua kali selama masing-masing dua bulan dan telah menjangkau 37 peserta penyandang disabilitas dari berbagai daerah di Indonesia.

Bisnis yang dijalankan para peserta ini pun beragam, mulai dari kuliner, kopi, kerajinan, kesehatan dan kecantikan, hingga jasa pendidikan.

Selama mengikuti program, peserta UMKM disabilitas mendapatkan kelas-kelas pengayaan strategi bisnis, seperti branding, proses bisnis, fotografi produk, dan pengelolaan finansial bisnis, serta pembinaan intensif dari mentor sesuai dengan bidang bisnis yang mereka jalankan.

Beberapa mentor yang turut memberikan pelatihan adalah Handoko Hendroyono selaku pendiri sejumlah platform kreatif, seperti Kebun Ide, M Bloc Space dan Filosofi Kopi, serta koki ternama jebolan MasterChef, Desi Trisnawati,

Selain itu, Laras Anggraini, pendiri fashion brand lokal bernama Smitten by Pattern hingga Markus Kristianto, seorang konsultan senior di Qando Qoaching yang juga dikenal sebagai figur disabilitas yang sangat menginspirasi.

“Saya sangat bangga dan senang dapat terpilih untuk mengikuti pogram Bangga Batch II yang diadakan Permata Hati dan Precious One. Melalui program ini, kami mendapatkan banyak sekali masukan dan saran dari para mentor yang ahli dalam bidang wirausaha," ujar Dewi Winarti, peserta Bangga.

Dewi adalah pemilik usaha produk perawatan tubuh alami, Dewijaya Care, yang berasal dari Depok, Jawa Barat.

“Saya mengikuti program pelatihan ini karena ingin meningkatkan kapasitas diri saya," jelas Ahmad Taufik Zulkifri, peserta pelatihan telesales. 

"Menurut saya kegiatan seperti ini sangat bermanfaat dan perlu dijadikan sebagai contoh bagi pihak-pihak lain di luar sana, sehingga semakin besar kesempatan yang dimiliki komunitas disabilitas untuk juga sukses di tengah masyarakat,” kata Ahmad. (RO/OL-09)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat