Kekambuhan Jadi Musuh Utama Penyintas Kanker Ovarium
![Kekambuhan Jadi Musuh Utama Penyintas Kanker Ovarium](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/01/20621717ce5b14ac49d845a34c673bef.jpg)
KETUA Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI) Brahmana Askandar mengatakan kekambuhan menjadi musuh utama sekaligus tantangan yang dihadapi pasien kanker ovarium usai masa pengobatan.
"Musuh utama kanker ovarium adalah kekambuhan, karena sebagian besar terdeteksi bukan dalam stadium dini," kata dia dalam sebuah diskusi media secara daring, dikutip Rabu (19/1).
Dokter yang menjadi konsultan ginekologi onkologi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), RS Dr Seotomo, dan RS UNAIR Surabaya itu mengatakan, pada mereka yang terkena kanker pada stadium lanjut, tingkat kekambuhannya mencapai 80% meskipun sudah menjalani pengobatan.
Baca juga: Masyarakat Harus Paham Gajala Awal Kanker Prostat
Penanganan kekambuhan nantinya berbeda antarpasien. Ada yang perlu menjalani kemoterapi, pembedahan terlebih dulu sebelum kemoterapi, atau bahkan terapi target.
"Kalau kambuh, sangat variatif per orang. Ada yang dikemoterapi, ada yang dioperasi dulu baru kemoterapi, ada pula yang menjalani target terapi. Ditentukan dokter bersama tim," ujar Brahmana.
Oleh karena itu, menurut Brahmana, pasien kanker ovarium yang sudah selesai menjalani pengobatan perlu dipantau secara terus menerus. Setidaknya mereka perlu kontrol teratur ke dokter tiga bulan sekali untuk mendeteksi ada tidaknya keluhan, benjolan baru dan lainnnya.
"Kanker ovarium perlu dipantau terus menerus. Tidak bisa setelah operasi dan kemoterapi maka selesai. Paling tidak dia harus kontrol teratur 3 bulan sekali untuk melihat ada tidaknya keluhan, munculnya benjolan baru dan lainnya," tutur dia.
Saat melakukan kontrol ke dokter, penyintas bisa menjalani sejumlah tes dan pencitraan seperti CT-scan, MRI dan lainnya untuk mengonfirmasi adanya kekambuhan atau tidak.
Kanker ovarium dikatakan sebagai salah satu sillent killer karena tidak memiliki gejala khas yang dirasakan pasien pada stadium
dini. Kanker dapat berasal dari ovarium kanan atau kiri atau keduanya.
Ovarium berukuran kecil sekitar 2 cm, tetapi bila menjadi tumor atau kanker maka ukurannya bisa menjadi 50 cm dan terkadang walau ukuran tidak besar tetapi menyebar ke organ lain seperti paru-paru.
Brahmana mengatakan, kanker ovarium terbagi mulai stadium 1 hingga empat dan sayangnya sebagian besar baru terdiagnosis pada stadium lanjut yakni 3 dan 4. Hal ini karena perubahan dari normal menjadi kanker tidak melalui tahapan sejelas pada kanker serviks.
"Pemeriksaan canggih apapun itu hanya menyatakan saat ini normal, tetapi terdeteksi dini misalnya benjolan jarang terjadi. Hal ini karena orang-orang tidak mengalami keluhan apapun. Haidnya normal, indung telur masih bisa berproduksi," kata dia.
Pasien umumnya baru datang saat perutnya sudah membesar, kembung, sesak karena ada cairan di paru-paru, gangguan buang air besar, nyeri perut bawah atau panggul, gangguan buang air kecil, dan nafsu makan berkurang.
"Paling tidak empat gejala ini kita harus edukasi ke masyarakat, segera kontrol ke dokter kandungan atau umum dulu boleh," saran Brahmana.
Selain gejala yang bisa diwaspadai, terdapat sejumlah faktor risiko munculnya kanker ovarium yakni pertambahan usia perempuan, angka kelahiran rendah atau orang tidak pernah hamil, riwayat kanker ovarium pada keluarga, gaya hidup buruk seperti kurang olahraga berujung obesitas, riwayat endometriosis yakni terbentuknya jaringan darah haid di luar rahim dan mutasi genetik.
Brahmana menambahkan, diagnosa pasti kanker dilakukan setelah pengambilan jaringan ovarium dan diperiksa oleh dokter spesialis patologi. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Manfaat Bedah Robotik untuk Mengatasi Kista dan Miom
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Bukan untuk Perang Dunia, Nuklir Aman untuk Terapi Pengobatan Tiroid
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Pakar Ingatkan Masyarakat Rutin Lakukan MCU Sebelum Timbul Gejala Kanker
Hamil dengan Tumor dan Kista, Amankah?
Kanker, PR Lama yang Belum Terselesaikan
Risiko Kanker Ovarium masih Ada meski Rahim Diangkat
Risiko Kanker Ovarium Masih Ada Meski Rahim Diangkat
Penderita Kanker Payudara Perlu Dapat Dukungan Moral
Kemajuan dan Harapan Baru dalam Memerangi Berbagai Jenis Kanker
Deteksi Dini Kanker Ovarium akan Kurangi Risiko Kematian
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap