visitaaponce.com

Gangguan Bipolar Bisa Dorong Penderitanya Lakukan Bunuh Diri

Gangguan Bipolar Bisa Dorong Penderitanya Lakukan Bunuh Diri
Caoch Rheo menjelaskan bahaya bipolar bersamaan dengan acara Gala Premiere Film ‘Kukira Kau Rumah,’ di Studio XXI Plaza Senayan, Jakarta.(Ist)

BIPOLAR adalah penyakit jangka panjang dan terjadi episodik dengan berbagai derajat kasus. Penyakit ini dapat mengancam jiwa karena pasiennya berisiko melakukan bunuh diri. 

Ini antara lain benang merah cerita fim ‘Kukira Kau Rumah’ produksi Sinemaku Picture dan MD Picture, yang disutradarai Umay Shahab.

“Bipolar adalah efek jangka panjang karena seseorang menimbun beban emosi terlalu lama tanpa tahu cara menetralkannya,” ujar pakar kenetralan mental (P.Kn.M), Coach Rheo, kepada wartawan di acara Gala Premiere Film ‘Kukira Kau Rumah,’ di Studio XXI Plaza Senayan, Jakarta, Senin malam (31/1).

Beban emosi penyebab bipolar, papar Coach Rheo, bisa muncul dari berbagai kasus. Bipolar dapat menimpa siapa saja, dan kapan saja.

Baca juga: Transjakarta Apresiasi Pramudi yang Gagalkan Upaya Warga Bunuh Diri

“Jika terlambat ditangani, bipolar bisa menjadi beban berkepanjangan. Bipolar dapat menimbulkan gangguan jiwa ringan sampai berat,” terang terapis yang dijuluki seorang mind technology expert ini.

Pandemi Covid-19, ujar Coach Rheo, juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya tingkat depresi masyarakat, dan timbulnya gangguan bipolar. 

Banyak orang menjadi lebih cemas selama Covid-19. Hal ini mengakibatkan banyak permasalahan yang menjadi beban mental masyarakat.

Tahun 2022 ini pandemi Covid-19 secara faktual masih terjadi dengan merebaknya virus varian baru Omikron.

“Sejak pandemi Covid-19 muncul tingkat kebangkrutan masyarakat cukup tinggi. PHK di mana-mana. Membuat tidak hanya pengusaha mengalami tekanan stres, tapi juga keluarga para pekerja,” ungkapnya. 

Hal ini menimbulkan permasalahan beban di keluarga. Membuat banyak orang kehilangan pegangan. Tingkat perceraian semakin tinggi karena alasan ekonomi, dan menjadi persoalan sosial global yang dialami di Indonesia. 

"Jika stres atau trauma hanya dikendalikan dan berlangsung dalam waktu lama, seorang mengalami transisi, dan dapat mengalami gangguan bipolar," ungkapnya.

Baca juga: Orang Bipolar Berhak Punya Anak

Coach Rheo berhasil menciptakan sistem pendekatan baru yang disebutnya; DOA-TRTO (Divine Oracular Assistance - Tension Releasing Therapy Online).

Sistem ini terbukti berhasil membantu mengatasi trauma dan stres dalam waktu relatif cepat. Tidak seperti proses pemulihan pada umumnya yang membutuhkan waktu lama.

“Banyak orang menghabiskan waktu panjang melewati beban mental berat. Habis uang, habis waktu, dan habis kesabaran. Belum lagi gangguan kesehatan yang disebabkan ketergantungan pada obat-obatan,” ujarnya prihatin.

Sebaliknya dengan metode DOA-TRTO, kata dia, dapat memberi hasil signifikan bagi para korban trauma dalam waktu relatif singkat. Tanpa obat, dan memberi hasil permanen.

“Saya banyak menetralkan beban emosi yang ektrim dirasakan klien. Beberapa diantaranya didiagnosa mengalami Bipolar secara klinis kemudian dapat sembuh,” terangnya. 

Belum lama ini, kata dia, ada seorang anak dari pasangan ibu penyanyi dan ayah seorang penulis lagu yang sangat terkenal karyanya mengalami gangguan bipolar sudah 10 tahun. 

“Ia sudah pergi ke berbagai tempat berobat, tetapi tidak merasakan perubahan yang signifikan. Selalu mengandalkan obat. Namun ketika kami tangani dalam satu sesi saja, beban emosinya bisa dinetralkan," jelasnya

"Setelah itu dia bisa tertawa lepas. Bahkan begitu sesi selesai ia menjadi pribadi lebih periang,” kata Coach Rheo.

Baca juga: Hati-Hati, Gangguan Tidur Jadi Salah Satu Gejala Depresi

Dengan sistem DOA-TRTO, ujar Coach Rheo, beban psikologi bisa dinetralkan dengan membuang beban emosi keluar dari tubuh. 

“Sehingga pasien tidak perlu seumur hidup melayani persoalan beban emosi bipolar,” ujar terapis yang mendapat pengakuan sebagai Certified Trainer Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI) Level 6 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Indonesia ini.

Film tentang dunia psikologi

Terkait film ‘Kukira Kau Rumah,’ yang ditontonnya, Coach Rheo menyambut baik film bertema psikologi ini. Selain refreshing, kata dia, menonton film ini juga bisa menambah wawasan tentang dunia psikologi.

Film ‘Kukira Kau Rumah’ dibintangi Prilly Latuconsina, Jourdy Pranata, Shenina Cinnamon, Raim Laode, Unique Priscilla,  Kiki Narendra, dan beberapa pemain lainnya. 

“Saya sudah menonton ratusan film. Saya pribadi sangat mencintai dunia perfilman. Genre film yang saya suka adalah tema-tema sci-fi movies; apokaliptik, seperti meteor jatuh, zombie, monster maupun film superhero, semacam Marvel dan DC,” ujar seniman multi talenta ini.

Baca juga: Perlunya Pendampingan Psikologi untuk Memulihkan Kesehatan Mental

Perjalanan hidup unik

Coach Rheo juga berkeinginan menginvestasikan asetnya di industri perfilman. Coach Rheo mengharapkan dukungan doa, suatu saat ia ingin membuat film yang bercerita tentang dirinya.

Perjalanan hidupnya sangat unik, menarik, dan inspiratif. Dari zaman jadi kurir antar barang, office boy, kasir salon, tukang sulap, badut kostum, breakdancer, model, trainee boyband Dino Raturandang (Producer Cherrybelle), hingga menjadi pengusaha.

“Saya yakin ada banyak pengalaman yang bisa dipetik dari perjalanan ‘aneh’ kehidupan saya ini,” ujar pengusaha dengan asset miliaran yang tumbuh dari masyarakat marginal ini.

Coach Rheo, juga seorang revolusioner cara menetralkan beban emosi manusia. Ia telah menjalani puluhan ribu jam praktek dan belajar di bidang teknologi pikiran dan jiwa. (RO/OL-09)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat