visitaaponce.com

Dirut RSUP Persahabatan Vaksin Cegah Keparahan Covid-19

Dirut RSUP Persahabatan: Vaksin Cegah Keparahan Covid-19
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta.(ANTARA/GALIH PRADIPTA)

DIREKTUR Utama RSUP Persahabatan, Agus Dwi Susanto memaparkan gambaran perbandingan perubahan pola covid-19 antara Januari 2021 dan Januari 2022 dari derajat keparahan (severity). 

Ia mengatakan tahun ini pasien covid dengan keparahan (severity) ringan dan sedang cenderung lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang dirawat di RSUP Pershabatan.

Dari total 493 pasien pada tahun 2021, sebanyak 228 (46,3%) kritis, 158 (32,1%) berat, 48 (9,7%) sedang dan 59 (11,9%) ringan. sedangkan pada Januari 2022, dari 107 pasien, 6 (5,6%) kritis, 21 (9,6%) berat, 3 (12,2%) sedang dan 67 (62,6%) ringan.

“Data ini penting sekali, bahwa pola penyakit covid saat ini berbeda pada tahun lalu. Tahun ini cenderung gambarannya lebih ringan sedang ini data yang dirawat di RSUP. Ini sangat penting karena saat kita merawat pada tahun lalu hampir 50% kritis, tetapi yang ada tahun ini sangat kecil sekali,” ujarnya dalam konferensi pers melalui kanal zoom, Rabu (2/2).

Baca juga: Waspada Omikron, BOR RSUP Persahabatan Capai 80%

Sementara itu, Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan grafik kenaikan kasus omikron lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya. Dirinya mengungkap saat ini bisa dikatakan fenomena suprespreader.

“Resiko penularan bisa 2,9x lebih tinggi dibanding varian delta, lalu reinfeksi atau peningkatan resiko terinfeksi kembali hingga 5,4x lebih tinggi,” jelasnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah terkait vaksinasi. Menurutnya vaksin booster dan jenis vaksin yang ada saat ini masih dapat meningkatkan kemampuan netralisasi antibodi terhadp varian omikron.

“Vaksin yang ada saat ini. juga masih efektif dalam mencegah penyakit yang berat, rawat inap hingga kematian,” imbuhnya.

Menurut analisis UK Health Security Agency yang disampaikan Erlina, tingkat penularan varian omikron dapat lebih tinggi denganvarian yang sedang bersirkulasi. Kemungkinan penularan omikron lebih tinggi karena memiliki mutasi di RVD, lokasi pemecahan furin, dan nukleokapsid yang secara in vitro dapat meningkatkana repilkasi.

Kendati demikian meski penularan dapat lebih tinggi, penanganan yang tepat dan penerapan protokol kesehatan yang ketat masih menjadi kunci terhindar dari virus tersebut. Selain itu vaksinasi juga menjadi sangat penting untuk mengurangi tingkat keparahan jika tertular.

“Lengkapi vaksin dan kalau bisa booster, tetap terapkan 5M serta menjadi agen edukasi untuk keluarga dan lingkungan sekitar,” pungkasnya. (A-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat