visitaaponce.com

Inilah Waktu Terbaik untuk Sarapan

Inilah Waktu Terbaik untuk Sarapan
Sejumlah warga menikmati sarapan pagi gratis di Lembaga Sedekah Nusantara, Sawangan, Depok, Jawa Barat.(ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

DOKTER Spesialis Gizi Klinik dari Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia Diana F Suganda mengatakan sarapan idealnya dilakukan setengah jam hingga satu jam sebelum Anda beraktivitas.

"Jam sarapan sebelum aktivitas. Tujuan sarapan memberikan energi saat beraktivitas. Setengah jam atau sejam sebelum (beraktivitas) masih oke," kata dia dalam sebuah acara daring, dikutip Sabtu (19/2).

Menurut Diana, sarapan dapat menjadi semacam bahan baku atau energi pertama untuk seseorang beraktivitas. Pada anak-anak, khususnya, sarapan bisa membantu mereka berkonsentrasi saat belajar.

Baca juga: Pandemi Munculkan Kebiasaan Sarapan

"Satu-satunya energi untuk otak yang paling mudah (didapatkan) yakni glukosa salah satunya dari karbohidrat. Butuh (juga) protein agar anakkonsentrasi, (bisa melakukan) aktivitas harian," tutur dia.

Di Indonesia, data memperlihatkan sarapan belum menjadi kebiasaan, khususnya di kalangan anak-anak. 

Riset yang dilakukan Pergizi Pangan Indonesia pada 2013 menunjukkan, hampir 60% anak Indonesia belum memiliki kebiasaan sarapan dengan alasan beragam mulai dari tidak sempat hingga tidak terbiasa sarapan.

"Biasanya, pagi-pagi urusan emak-emak susah bangunin anak apalagi saat masih sekolah tatap muka. Drama pagi hari panjang sehingga enggak sempat sarapan atau sempat sarapan tapi enggak habis karena terburu-buru harus berangkat atau sulit karena enggak biasa sarapan," kata Diana.

Sementara itu, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, sebanyak 44,6% anak Indonesia mengonsumsi sarapan dengan asupan gizi kurang dari 15% total kebutuhan energi.

Bahkan, sekitar 26,1% anak hanya minum teh, air putih atau susu untuk sarapan. 

Padahal, anak usia sekolah membutuhkan 1.550 kalori per hari, mulai dari karbohidrat, protein, hingga lemak, yang mengandung omega 3 dan 6 serta vitamin, mineral dan juga serat untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhan mereka.

Jika ini tidak terpenuhi akan berdampak pada pertumbuhan, status gizi hingga penyerapan ilmu di sekolah.

Di sisi lain, menurut Diana, anak yang tidak terbiasa sarapan mungkin tidak akan merasa kelaparan tetapi kurang bisa berkonsentrasi saat belajar karena otaknya tidak cukup mendapatkan energi.

"Konsentrasinya kurang, banyak melamun karena otaknya tidak cukup mendapat energi. Anak terlihat mengantuk di sekolah, padahal tadi malam cukup tidur. Otak kurang mendapatkan energi asupan terutama karbohidrat dan protein," jelas dia.

Mengetahui fungsi sarapan untuk tubuh, menurut Diana, maka edukasi mengenai sarapan menjadi penting. Dia menuturkan, dari sisi porsi. sarapan, khususnya anak-anak, bisa disajikan dalam porsi kecil namun tetap mengikuti kaidah gizi seimbang.

"Nasi boleh, roti boleh. Lengkapi dengan protein misalnya telur, suwiran ayam, sayuran, buah, boleh ditambah segelas susu. Pilih yang mudah disiapkan, enak dan bergizi," pungkas Diana. (Ant/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat