visitaaponce.com

Atasi Saraf Kejepit, Raffi Ahmad Jalani Tindakan Endoskopi

Atasi Saraf Kejepit, Raffi Ahmad Jalani Tindakan Endoskopi
Raffi Ahmad melakukan tindakan endoskopi untuk atasi saraf kejepit di Klinik Pusat Nyeri Saraf dan Tulang Belakang.(Ist)

ARTIS sekaligus presenter, Raffi Ahmad belum lama ini mendatangi Klinik Pusat Nyeri Saraf dan Tulang Belakang, Lamina Pain and Spine Center setelah merasakan keluhan nyeri pinggang hebat disertai dengan kesemutan.

Setelah melakukan pemeriksaan, Raffi ternyata mengidap saraf kejepit. Ia pun harus segera mendapatkan penanganan medis berupa endoskopi. 

Raffi mengakui kepada dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS yang menanganinya, bahwa dirinya sudah cukup lama merasakan keluhan nyeri pinggang. Kemudian, keluhan tersebut kambuh kembali saat ia menggendong putranya, Rafathar Malik Ahmad. 

“Saya selalu bermasalah di sini (pinggang) dok. Kemarin mungkin karena Rafathar sudah semakin berat, terus saya gendong-gendong langsung kena (pinggang), sakit ya dok,” cerita Raffi. 

Nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu keluhan yang umum. Menurut WHO (2013), keluhan nyeri pinggang ini bisa terjadi pada siapa saja, baik jenis kelamin, usia, ras, status pendidikan dan profesi

Keluhan ini biasa muncul setelah mengangkat benda berat, duduk terlalu lama dan melakukan gerakan berulang.  

Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS berdasarkan pemeriksaan dan hasil Magnetic resonance imaging (MRI), Raffi mengalami saraf kejepit. Ada bantalan yang menonjol yang menjadi penyebab saraf terjepit.  

“Ini sarafnya Mas Raffi, memang ada bantalan yang menonjol yang menekan saraf. Jadi yang bikin sakit bantalan ini karena sarafnya tertekan,” dr.Mahdian dalam keterangan pers, Sabtu (19/3). 

Raffi pun disarankan untuk melakukan tindakan endoskopi untuk mengatasi masalah saraf kejepitnya. 

Jika kondisi ini terjadi, penderitanya akan merasakan gejala nyeri pinggang atau punggung bawah dan punggung atas.

Selain itu, juga akan mengalami beberapa gejala lainnya, antara lain merasakan nyeri seperti tertusuk yang bisa menjalar hingga tungkai, kesemutan dan melemahnya otot. 

Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami saraf kejepit, perlu melakukan pemeriksaan dengan dokter.

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan aktivitas sebelum munculnya gejala. Kemudian, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan radiologi, seperti MRI. 

Setelah memastikan Raffi tekena saraf kejepit, dokter pun langsung menyarankan untuk segera melakukan tindakan.

Ayah dari Rafathar dan Rayyanza Malik Ahmad ini, sempat enggan dan takut ketika mendengar jika untuk mengobati saraf kejepit, biasanya tindakan yang dilakukan adalah operasi.

“Tenang, sekarang teknologi sudah bagus pakai endoskopi. Prinsip endoskopi itu hanya membutuhkan sayatan yang sangat kecil, yaitu 7mm kurang dari 1cm. Lukanya tidak besar, sehingga nanti mas Raffi setelah tindakan bisa langsung pulang tidak perlu rawat inap,” jelas dr.Mahdian. 

Prosedur endoskopi hanya menimbulkan goresan yang sangat kecil, sehingga bisa memberikan manfaat dan kenyamanan pada pasien lebih baik dibandingkan dengan teknik bedah konvensional. 

"Selain memiliki luka goresan yang minimal, tindakan endoskopi ini hanya menggunakan bius lokal. Sehingga pasien tidak perlu rawat inap karena bisa dilakukan dengan one day care," ujar dr.Mahdian.

Ia menambahkan bahwa waktu tindakan endoskopu hanya membutuhkan 30-45 menit yang terbilang cukup cepat. 

"Alat endoskopi di klinik Lamina berasal dari Jerman dan hanya satu-satunya di Indonesia," kata dr.Mahdian.

Lebih lanjut, tindakan endoskopi tulang belakang di klinik Lamina Pain and Spine Center, dilakukan oleh dokter spesialis bedah saraf berpengalaman dengan jam terbang lebih dari 1600 tindakan.

Menurut dr,Mahdian,  klinik Lamina merupakan salah satu klinik nyeri dan tulang belakang terbesar di Asia Tenggara.

"Untuk melakukan informasi lebih lanjut mengenai saraf kejepit atau nyeri tulang belakang silakan mengunjungi website kami www.lamina.id , instagram @lamina_id," ucap dr.Mahdian. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat