visitaaponce.com

Jokowi Sindir Negara Maju Ogah Danai Proyek Transisi Energi

Jokowi Sindir Negara Maju Ogah Danai Proyek Transisi Energi 
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan pengoperasian PLTA di Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (25/02/2022).(PLN)

TINDAKAN nyata dalam menjalankan transisi energi merupakan kunci bagi dunia untuk mengatasi persoalan perubahan iklim. Selama ini, banyak negara hanya mengeluarkan wacana, rencana, tanpa ada kebijakan konkret di lapangan.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Sidang The 144 Assembly of the IPU and Related Meetings di Bali, Minggu (20/3/2022).

Baca juga: Kasus Covid-19 Menurun, Kemenkes: Vaksinasi Jangan Kendor

"Kita akan menghadapi sebuah hal mengerikan kalau kita tidak berani memobilisasi kebijakan, baik itu di parlemen maupun pemerintah, terutama tentang perubahan iklim. Ini sudah sering kita bicarakan, sering diputuskan di dalam pertemuan global tetapi aksi lapangannya belum kelihatan," ujar Jokowi.

Transisi energi dari fosil ke baru terbarukan menjadi contohnya. Upaya tersebut sudah bertahun-tahun dibahas dalam berbagai pertemuan tingkat tinggi dunia. Namun, hingga sekarang belum banyak hasil yang bisa diperlihatkan.

"Kelihatannya mudah tapi dalam praktiknya itu adalah sesuatu yang sangat sulit di lapangan," tutur mantan wali kota Solo itu.

Terlebih, lanjut dia, bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, Jokowi mengajak negara-negara maju untuk memberi solusi dalam hal pendanaan, investasi dan transfer teknologi untuk sehingga transisi energi bisa berjalan dengan baik ke depan.

"Kalau ini tidak dilakukan secara nyata, saya pesimistis perubahan iklim bisa kita cegah," ucapnya.

Indonesia, meskipun dalam kondisi yang sangat terbatas dalam pembiayaan, memiliki komitmen kuat untuk mencapai transisi energi dalam waktu cepat.

Negara yang berada di garis khatulistiwa ini memiliki bekal berupa sumber daya alam yang melimpah untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi baru terbarukan.

"Indonesia punya hydro power. Ada 4.400 sungai yang berpotensi besar. Kita memiliki geotermal dengan potensi 29 ribu megawatt. Ada angin sangat banyak, arus bawah laut sangat banyak, energi matahari sangat melimpah. Tetapi, sekali lagi, itu investasi yang besar, perlu sebuah transfer teknologi, perlu pendanaan yang betul-betul didukung oleh internasional," tegasnya.

Baca juga: Pengamat: Luhut Sebaiknya Nyapres Saja Ketimbang Wacanakan Tunda Pemilu

Ia pun berharap negara-negara anggota IPU bisa memberi dukungan kepada Indonesia dan negara-negara berkembang lain untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan yang ramah bagi lingkungan.

"Semoga ada upaya mobilisasi bersama sehingga muncul sebuah keputusan aksi nyata, konkret yang dilaksanakan di lapangan," tandasnya. (Pra/A-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat