visitaaponce.com

Alopecia Penyerang Folikel Rambut

Alopecia Penyerang Folikel Rambut
Meski tidak mengancam nyawa, banyak penderita yang tidak percaya diri dengan penampilannya dan mengalami stigma.(Litbang MI)

PENTAS Oscar 2022 dikejutkan dengan aksi aktor Will Smith, 53, yang melayangkan tamparan ke wajah host Oscar Chris Rock,57. Insiden yang menimbulkan polemik tersebut bermula saat Rock melontarkan candaan mengenai Jada Pinkett,50,-istri Smith yang terlihat plontos tanpa rambut. Smith tidak terima, karena kebotakan tersebut disebabkan penyakit alopecia yang diderita Pinkett sejak empat tahun lalu.

Alopecia merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan kerontokan rambut. Dokter Lili Legiawati, dokter spesialis imunologi RSCM, menjelaskan penyakit ini biasa disebut alopecia areata. Penyakit kerontokan rambut yang disertai dengan jaringan parut.

Lili mengatakan secara histopatologi atau prosedur yang melibatkan pemeriksaan jaringan utuh melalui biopsi, penyakit ini muncul karena ada kelainan autoimun yang di dalamnya terdapat sel-sel radang yang menghancurkan folikel rambut.

Baca juga: Tips Diet Sehat saat Berpuasa

Baca jugaGE Healthcare dan Elekta Perluas Terapi Radiasi yang Presisi

Seperti halnya dengan penyakit autoimun lainnya, alopecia areata menganggap rambut adalah benda asing. Sehingga sel-sel radang yang dihasilkan oleh tubuh justru ditujukan untuk menghancurkan folikel rambut.

“Gara-gara penyakit ini, jadi si folikel rambut itu, oleh tubuh kita tidak dikenali sebagai bagian dari kita. Normalnya tubuh kita mengenali mana yang jadi bagian dari kita, mana yang benda asing yang harus dihancurkan. Nah pada alopecia, rambut itu dikenalinya bukan bagian dari diri kita,” tutur Dokter Imunologi RSCM, Lili Legiawati, saat dihubungi Media Indonesia, Kamis (31/3).

Meski alopecia termasuk dalam penyakit autoimun, Lili mengatakan penyakit ini tidak akan mengancam nyawa. Alopecia merupakan penyakit autoimun yang hanya menyerang pertumbuhan rambut. Namun, Lili menyebut tidak sedikit ditemukan pasien dengan alopecia secara bersamaan juga menderita penyakit autoimun lainnya seperti tiroid, vitiligo dan psoriasis. 

“Kalau alopecianya sendiri adalah penyakit yang tidak mengancam nyawa. Pasien sehat-sehat saja, imunitas baik-baik saja. Tetapi sistem folikel di rambutnya itu yang bermasalah,” ujarnya.

Penampilan

Lili mengungkapkan bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa. Justru dalam beberapa kasus pasien yang ia tangani, penderita alopecia banyak ditemui pada anak-anak.

Meski tidak mengancam nyawa, penyakit ini kata Lili banyak dikeluhkan pasien karena mempengaruhi penampilan mereka. Banyak dari pasien penderita alopecia menjadi tidak percaya diri, dijauhkan dari kelompok sosialnya, bahkan kerap mendapat stigma.

“Ada satu kasus, anak, dia jadi nggak percaya diri. Karena temen-temennya melihat dia, kok serem. Kok dia nggak punya alis, nggak punya bulu mata. Jadi kayak orang aneh, gitu. Ada juga yang dapat stigma, wah ini jangan-jangan punya penyakit menular, jangan dideketin deh. Padahal ini penyakit kerontokan saja,” tutur Lili.

Umumnya, Lili mengatakan rambut rontok yang dialami penderita alopecia areata bisa tumbuh kembali dengan sendirinya tanpa perlu menjalani pengobatan tertentu. “Kalau misalnya botaknya satu spot, bukan plontos seluruh kepala, itu bisa remisi spontan. Artinya bisa numbuh sendiri,” kata Lili.

Namun, untuk tipe yang luas, kerontokan yang dialami sudah sampai seluruh kepala bahkan seluruh rambut di tubuh, Lili mengungkapkan kemungkinan untuk tumbuh kembali akan sulit. Ia menuturkan susunan genetik seseorang dapat memicu reaksi autoimun alopecia areata. 

Beberapa juga ditemukan penyakit ini dipuci karena faktor emosional.
“Sebagian pasien, kalau kita tanyakan dalam anamitis, 10-40% mempunyai Riwayat serupa di keluarganya. Tetapi ada faktor lain juga seperti emosional,” tandasnya. (H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat