Reog Ponorogo Terus Diperjuangkan Agar Masuk Warisan Budaya Tak Benda Unesco
![Reog Ponorogo Terus Diperjuangkan Agar Masuk Warisan Budaya Tak Benda Unesco](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/04/210e4264f27b88b759b070e14eb99c58.jpg)
PERJUANGAN agar Reog Ponorogo diakui dunia sebagai kesenian dan kebudayaan asli Indonesia terus berlanjut. Sejumlah kelompok kesenian Reog Ponorogo menggelar aksi di kawasan Patung Kuda Jakarta, akhir pekan lalu agar Reog Ponorogo menjadi prioritas yang diusulkan Indonesia dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Unesco siklus 2022/2023.
Ini merupakan aksi serupa yang dilakukan penggiat dan pecinta kesenian Reog Ponorogo di berbagai kota sejak beberapa waktu lalu. "Mudah-mudahan Reog bisa diakui UNESCO, karena Reog ini bukan sembarang seni budaya. Reog adalah budaya luhur dari Ponorogo, yang sudah dikenal di tingkat internasional," kata salah satu peserta aksi.
Pada 11 April 2022, Pemkab Ponorogo telah mengirimkan nota yang ditandatangani Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko kepada kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mempertanyakan transparansi dan obyektifitas dalam proses dan pengumuman prioritas pengusulan WBTb untuk siklus 2022/2023. Pemkab Ponorogo mengharapkan, Mendikbudristek bisa memberikan penjelasan secara transparan dan formal melalui berita acara tertulis, tentang kriteria penilaian, hasil rekomendasi tentang urutan prioritas yang telah ditandatangani oleh Fasilitator ICH-UNESCO, dan hasil penilaian dari Tim Penilai.
Perjuangan para seniman dan penggiat kesenian Reog Ponorogo dinilai memiliki alasan sangat kuat karena WBTb UNESCO memprioritaskan seni yang perlu diselamatkan. Tidak hanya untuk mengklaim bahwa kesenian Reog Ponorogo adalah asli Indonesia, lebih dari itu adalah sebagai upaya mendorong pelestarian Reog sebagai budaya luhur asli Indonesia.
Reog Ponorogo adalah seni budaya asli Indones. Namun demikian, Seni Reog pernah harus menghadapi ancaman akan di-klaim sebagai budaya oleh negara lain, sehingga sungguh ironis kalau di dalam negeri sendiri malah tidak memprioritaskan untuk diusulkan sebagai Warisan Budaya.
"Kita sudah banyak mendorong regenerasi untuk adik-adik kita, supaya menjadi penerus pelaku kesenian reog Ponorogo. Tapi karena pandemi Covid-19, sangat terbatasnya acara gelaran reog mengakibatkan sulitnya mengharapkan generasi penerus tetap mengandalkan hidupnya dari kesenian ini. Karena itu perlu didukung upaya melestarikan Reog dengan memprioritaskan untuk diusulkan menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO,” kata Sekretaris Umum Paguyuban Sedulur Warok TNI Polri dan Putu Warok Ponorogo.
Saat ini diperkirakan terdapat 367 komunitas Reog Ponorogo di Kabupaten Ponorogo dan lebih dari 167 grup Reog Ponorogo yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu juga terdapat grup Reog Ponorogo yang tersebar di berbagai negara, paling tidak ada 6 negara yang cukup aktif kegiatannya yakni Amerika, Belanda, Korea, Jepang, Hong Kong, serta Malaysia.
Penyebaran Seni Reog ke luar Ponorogo dan bahkan ke luar negeri, semakin menunjukkan betapa seni budaya reog sangat bisa diterima masyarakat yang berbeda. Namun di sisi lain juga menunjukkan semakin perlunya untuk mendorong, mengusulkan, dan memprioritaskan Reog Ponorogo diakui di UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda yang mencerminkan nilai luhur budaya Indonesia. (RO/OL-15)
Terkini Lainnya
2 Kesenian Tradisional Sumedang Ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda
Edukasi Siswa Cinta Budaya dengan Pagelaran Kolosal
Mendorong Perubahan Melalui Kesenian
Menghidupkan Kembali Seni Kaligrafi dan UMKM di Kampung Lengkong Bersama Seala Syah Alam
Lagu Garuda Pancasila: Pencipta, Lirik, dan Makna yang Terkandung
Orangtua Diingatkan tidak Banyak Mengrkritik Anak yang Sedang Eksplorasi Dunia Seni
Tiga Museum dan Cagar Budaya Favorit untuk Ajak Anak Liburan
Seventeen Ditunjuk Jadi Duta Pemuda UNESCO
Anggun Gelar Konser di Situs Warisan Dunia UNESCO
Pamor Meningkat, Tempe Resmi Diajukan ke UNESCO
Berbagai Aktivitas Kesusastraan di Daerah Sambut 100 Tahun AA Navis
UNESCO Harap Indonesia Tuan Rumah Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence pada 2025
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap