Ini Tiga Hal yang Harus Dilakukan untuk Turunkan Kasus Kanker Serviks di Indonesia
KOORDINATOR Substansi Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Ditjen P2P Kemenkes Aldrin Neilwan Pancaputra menekankan setidaknya terdapat tiga poin penting yang menjadi kunci untuk menurunkan kasus kanker serviks, yaitu pola hidup sehat, vaksinasi, dan skrining secara berkala.
Pola hidup sehat mencakup banyak hal termasuk menghindari seks berisiko dengan tidak berganti-ganti pasangan.
Kemudian lakukan vaksinasi untuk mencegah infeksi virus HPV (human papilloma virus) sedini mungkin, serta skrining untuk mendeteksi lesi prakanker serviks atau sel-sel prakanker serviks.
Baca juga: Bali Akan Data Siswi SD untuk Program Imunisasi Cegah Kanker Serviks
"Semua itu hanya memberi makna kalau dari semua pihak mau melaksanakan dengan baik, baik itu pemberi layanan, pemegang kebijakan, maupun pelaksananya, serta dibarengi dengan kepedulian dari masyarakat, sehingga hal itu (menurunkan kasus kanker serviks) baru bisa tercapai," kata Aldrin dalam webinar, dikutip Selasa (24/5).
Dua kunci terakhir, yaitu vaksinasi dan skrining, tengah didorong oleh pemerintah. Kemenkes telah memasukkan vaksin HPV sebagai vaksin wajib dalam program imunisasi nasional, menargetkan siswa perempuan kelas 5 dan 6 SD/sederajat.
Selain itu, Kemenkes menargetkan pada tahun ini untuk memperluas vaksinasi HPV di delapan provinsi yang masuk dalam Roadmap Pengendalian Kanker Indonesia 2022-2040.
Upaya skrining juga telah masuk dalam roadmap tersebut, dengan menargetkan cakupan skrining untuk deteksi dini kanker payudara dan leher rahim (serviks) sebesar 50% pada 2022.
"Kalau kita melakukan suatu deteksi dini secara berkala, itu suatu upaya dalam menurunkan kasus kanker, dalam hal ini kanker serviks, tentunya kita akan mencari sedini mungkin bila ada lesi prakanker sehingga bisa intervensi di awal dan tidak berkembang menjadi kanker," kata Aldrin.
Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang dapat menyerang perempuan dari berbagai jenjang usia dan menempati peringkat kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia.
Meski termasuk jenis kanker yang mematikan, Aldrin mengatakan kanker serviks dapat dicegah sedini mungkin dengan beberapa cara, termasuk skrining secara berkala dan kemudian jika hasilnya positif dapat segera ditindaklanjuti.
"Leher rahim ini jenis kanker yang paling mungkin baik untuk diobati jika ditemukan pada stadium yang dini, artinya kita masih bisa menemukan lesi prakanker yang bisa kita intervensi," katanya.
Namun di sisi lain, berdasarkan data yang ia himpun, sekitar lebih dari 70% kasus kanker terdiagnosis pada stadium lanjut. Hal tersebut, kata Aldrin, tentu sangat berdampak terhadap prognosis.
Untuk menekan kasus kanker serviks, dokter dari Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Prof Andrijono menjelaskan Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri (FIGO) mendorong peningkatan vaksinasi HPV dan skrining menggunakan tes sensitivitas tinggi.
Vaksinasi HPV, kata Andrijono, telah masuk dalam program nasional. Sementara untuk metode skrining, Indonesia umum menggunakan tes pap smear dan belum lama ini tes IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) juga didorong.
Ia menyebutkan tingkat sensitivitas pada tes pap smear hanya 55,4%, lebih rendah dibanding tes IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) yang memiliki tingkat sensitivitas sekitar 69% sampai 88%.
Metode skrining lainnya yang patut diperhitungkan yaitu tes DNA-HPV, yang tingkat sensitivasnya mencapai 94,6%. Merujuk pada FIGO, Andrijono mendorong agar Indonesia memiliki program skrining gabungan menggunakan IVA dan DNA-HPV sehingga deteksi dini kanker serviks dapat lebih akurat.
"DNA-HPV untuk mendeteksi adanya infeksi HPV. IVA untuk mendeteksi adanya lesi prakanker. Itu yang kami harapkan (di Indonesia) dengan deteksi ini maka akan mempunyai sensitivitas yang sangat tinggi," ujar Ketua Dewan Penasihat HOGI itu. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Jamie Foxx Membagikan Detail Tentang Penyakit Misterius yang Diidapnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Bukan untuk Perang Dunia, Nuklir Aman untuk Terapi Pengobatan Tiroid
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Pakar Ingatkan Masyarakat Rutin Lakukan MCU Sebelum Timbul Gejala Kanker
Hamil dengan Tumor dan Kista, Amankah?
Cegah Delay Pengobatan Leukimia pada Anak
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap