Memahami Nilai Intrinsik dan Instrumental Konservasi Badak Jawa
![Memahami Nilai Intrinsik dan Instrumental Konservasi Badak Jawa](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/a79b99e246c9aec5bcdb47729585fae9.jpg)
KETUA Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) IPB University, Ahyar Ismail mengatakan, perubahan iklim bisa berdampak pada sebuah populasi satwa. Untuk itulah konservasi dibutuhkan.
Hal itu diungkapkannya dalam webinar The 17th ESL Green Talk (EGT) dengan tema Valuasi Nilai Intrinsik untuk Konservasi Badak Jawa yang diinisiasi oleh Departemen ESL IPB University, belum lama ini.
"(Konservasi dibutuhkan) dalam melindungi populasi maupun nilai intrinsik," ucapnya, seperti dikutip dari laman IPB University.
Pengajar SITH Institut Teknologi Bandung (ITB) Sofiatin yang didapuk sebagai pembicara di webinar itu menyontohkan konservasi badak jawa bercula satu yang merupakan endemik satwa Jawa, merupakan bagian kehidupan liar. Menurutnya, ada beberapa referensi yang mengkategorikan kehidupan liar ini bermacam-macam, yaitu nilai ekologi, nilai nutritional, nilai sosial budaya dan nilai ekonomi.
Untuk bisa membedakannya, amat penting memahami nilai intrinsik dan instrumentalnya. Nilai intrinsik adalah nilai yang melekat di dalam dan bagi dirinya sendiri terlepas apakah memberikan kegunaan ataupun manfaat bagi yang lainnya.
“Nilai intrinsik bergantung pada bagaimana persepsi orang terhadap suatu objek dan apakah berbeda nilai saat ini dengan nilai yang akan datang atau sebelumnya,” jelas alumnus IPB University itu.
Sedangkan nilai instrumental, lanjutnya, mengukur kegunaan suatu makhluk atau objek. Makhluk atau objek tersebut dapat memenuhi kebutuhan atau menyediakan jasa-jasa bagi makhluk lain umumnya manusia. Kemudian memfasilitasi kebahagiaan dan kesejahteraan dari manusia itu sendiri.
“Berdasarkan konsep nilai intrinsik dan nilai instrumental ini saya mencoba lebih jauh dari penelitian yang dilakukan untuk melihat sebetulnya nilai intrinsik dari badak Jawa, dari beberapa referensi memang selama ini lebih banyak metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur atau menghitung atau estimasi nilai secara instrumental,” urainya.
Saat ini, imbuhnya, badak Jawa merupakan salah satu dari lima spesies badak yang tersisa di dunia. Badak Jawa saat ini merupakan populasi yang statusnya terancam punah yaitu hanya ada di Indonesia di Taman Nasional Ujung Kulon.
“Nilai intrinsik badak jawa untuk konservasi penilaiannya terbagi dalam beberapa tahapan karakteristik yaitu habitat, populasi dan genetik. Seberapa besar nilai yang dibutuhkan untuk badak itu hidup berdasarkan metode pendekatan biaya,” katanya. (H-2)
Terkini Lainnya
Menelusuri Makna Filosofis Aksara Jawa, Bukan Sekadar Bahasa Biasa!
Ikan Pari Jawa Resmi Punah, Peringatan Kepunahan Pertama akibat Aktivitas Manusia
KLHK Bantah Kepunahan Pari Jawa karena Ulah Manusia
Hewan Purba yang Punah Muncul di Papua
Spesies Kura-Kura Terancam Punah Endemik Rote Mulai Bertelur
161 Labi-Labi Moncong Babi Dilepaskan di Hutan Adat Kampung Nayaro
Puti Malabin, Seekor Harimau Sumatra Kembali ke Habitatnya
Bandung Zoo Lepas Liarkan 5 Satwa di Karawang
Tersangka Penjual Sisik Trenggiling Diancam 5 Tahun Penjara dan Denda Rp100 Juta
Lebih dari 600 Ribu Satwa Liar Lahir Sepanjang 2015 hingga 2024
Seekor Gajah Sumatra Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau
Tujuh Satwa Dilindungi dari Kandang di Rumah Bupati Langkat Jalani Rehabilitasi
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap