Kominfo Berikan Izin Hak Labuh pada Starlink
![Kominfo Berikan Izin Hak Labuh pada Starlink](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/0f961f5554403e853d54751dc6df00f1.jpg)
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memberikan Hak Labuh Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) Starlink, yakni perusahaan jaringan satelit milik Elon Musk, kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat).
Staf Khusus Menkominfo Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia (SDM) Dedy Permadi menjelaskan bahwa hak labuh hanya berlaku untuk layanan backhaul dalam penyelenggaraan jaringan tetap tertutup Telkomsat.
"Ini bukan untuk layanan retail pelanggan akses internet secara langsung oleh Space Exploration Tecnologies Corp (Starlink)," ungkap Dedy dalam siaran pers, Senin (13/6).
Baca juga: Elon Musk Minta Starlink Berhati-Hati agar tidak Diserang Rusia
Backhaul merupakan teknologi yang memfasilitasi perpindahan data dari satu infrastruktur telekomunikasi ke telekomunikasi lainnya. Teknologi ini dapat digunakan untuk mendukung layanan broadband internet, khususnya selular 4G.
Dalam hal ini, daerah rural yang belum tersambung langsung dengan kabel serat optik. Layanan satelit Starlink di Indonesia akan beroperasi jika pembangunan Gateway Station-Teresterial Component untuk menerima layanan kapasitas Satelit Starlink, serta pengurusan Izin Stasiun Radio (ISR) Satelit Starlink, telah dirampungkan Telkomsat.
"Sebagai pemegang eksklusif atas Hak Labuh Satelit Starlink, Telkomsat berhak mendapatkan layanan backhaul satelit," imbuh Dedy.
Menurutnya, izin hak labuh akan dievaluasi setiap tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi. Hal itu sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku.
Baca juga: Implementasi TV Digital, Kominfo Minta Kualitas Siaran Ditingkatkan
Hubungan perdagangan bilateral di sektor telekomunikasi dan digital antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) berkembang pesat. Kerja sama kedua negara juga mencakup rencana Indonesia untuk memiliki 3 satelit generasi terbaru, yakni 150 Gb VHTS dengan nama SATRIA (Ka-Band).
Kemudian, 80 Gb Very High Throuhput Satellite (VHTS) sebagai Hot Backup Satellite (Ka-band) dan 32 Gb High Throughput Satellite (HTS) yang dimiliki Telkomsat (C & Ku-band).
Adapun ketiga satelit direncanakan menggunakan roket peluncur SpaceX-Falcon 9, perusahaan milik Elon Musk. Itu merupakan jenis satelit yang mengorbit di Geo stationer Orbit.(OL-11)
Terkini Lainnya
Kemenkominfo dan BSSN Harus Bertanggung Jawab atas Peretasan PDNS
Kemenkeu Sudah Anggarkan Rp700 Miliar untuk PDN Tapi Masih Diretas, Dikorupsi?
Optimalkan Teknologi Digital Dukung Kinerja dan Pelayanan Publik
Pusat Data Nasional Kedua akan Dibangun di KEK Nongsa Batam
Server PDN Diretas, Komisi 1 Panggil Menkominfo
18 Layanan Publik Terdampak Serangan Siber PDNS 2 Diprediksi Pulih Akhir Juni
Starlink Milik Elon Musk Gandeng FiberStar
Starlink Dinilai Bakal Matikan Usaha Penyelenggara Internet Lokal, KPPU: Terlalu Dini
Starlink Hadir, Kominfo Sebut Iklim Usaha Satelit di Indonesia Masih Cukup Sehat
Menkominfo Berdalih Starlink Pacu Operator Lokal untuk Berbenah
Rapat di DPR: Menkominfo Dicecar Soal Izin Starlink yang Ancam Industri Telekomunikasi Nasional
BUMN Telekomunikasi Harus Antisipasi Hadirnya Starlink di Indonesia
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Gandeng Benihbaik, Bigo Live Gelar Kampanye Dukung Yayasan Kanker Indonesia
Bantu Penyandang Penyakit Langka Cornelia de Lange Syndrome dengan Solo Cycling
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap