visitaaponce.com

School Lunch Program Solusi Penuhi Makanan Bergizi Bagi Para Santri

School Lunch Program Solusi Penuhi Makanan Bergizi Bagi Para Santri
Webinar tentang gizi yang bertema tentang School Lunch Program 'Penyedia Makan Saing Bergizi Seimbang'.(Ist)

DALAM rangka meningkatkan status gizi, serta memperbaiki perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) anak-anak dan remaja di Indonesia, dan juga untuk mengimplementasikan School Lunch Program (SLP) ke lebih banyak pesantren, PT Ajinomoto Indonesia menggelar webinar online.

Ajinomoto bekerja sama dengan Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kementerian Agama (Kemenag), memberikan sharing informasi dan pengalaman dalam mengimplementasikan pilot project SLP.

 Acara yang berlangsung secara daring diikuti oleh  60 perwakilan pondok pesantren di wilayah Jawa Barat.

Turut hadir dalam webinar, perwakilan dari Kemenag, Dr. H. Basnan Said MAG – Kasubdit Pendidikan Ponpes.

Dalam keterangan pers, Kamis (23/6), Basnan mengtaakan, “Penting bagi kita semua untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan thoyib (baik)."

"Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas inisiasi dari pihak Ajinomoto yang  memberikan kesempatan kepada santri sehingga dapat merasakan gizi yang sama dengan anak-anak yang studinya di luar tetapi tinggalnya di rumah," jelasnya.

"Sebagaimana yang kita tahu, santri sebagian besar berasal dari desa-dari kampung dan kalau kita berbicara tentang masalah pemenuhan gizi, mungkin ada yang tidak terpenuhi,” kata Basnan.

Baca juga: Angka Stunting Di Kota Padang Ditarget Di Bawah 14% Pada 2024

“Dalam pilot project ketika itu, kami menetapkan target untuk menurunkan prevalensi status anemia santri di pondok pesantren melalui pemberian makanan bergizi seimbang dan pendidikan gizi," kata ujar Head of Public Relations Dept - PT Ajinomoto Indonesia, Grant Senjaya.

"Setelah kami menyediakan menu yang tinggi kandungan zat besi (seperti rendang hati ayam,) dan menu sayur yang dimasak dengan mudah serta nikmat menggunakan produk kami, santri mulai makan lebih banyak," jelasnya.

"Hasilnya, kami mampu mengurangi 8% kejadian anemia di kalangan santri Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah Bogor dan 20,9% di Pondok Pesantren Darussalam Bogor," ujar Grant.

"Berangkat dari kisah sukses ini, kami ingin terus kontribusi untuk mengatasi masalah gizi anak di Indonesia,” tambah Grant.

 “Melalui sosialisasi SLP ini, kami ingin lebih banyak lagi pesantren yang melaksanakan program ini," jelanya.

 Harapannya, pada periode kali ini peserta webinar antusias untuk mendaftarkan pondok pesantren nya.

"Selanjutnya, kami bersama Tim SLP dari Institut Pertanian Bogor (IPB) akan melakukan observasi dan seleksi untuk memilih 12 pondok pesantren yang sekiranya memenuhi semua persyaratan untuk mengimplementasikan SLP di pondok pesantren masing-masing,” lanjutnya.

Menurut Dr. Rimbawan, Dosen di Departemen Gizi Masyarakat IPB sekaligus ketua project SLP, buku panduan SLP yang sudah dibuat tidak hanya bermanfaat bagi para santri di pesantren, namun bermanfaat juga bagi tenaga pengajar di pondok pesantren yang menerapkan.

“Bersama Ajinomoto dan Kemenag, kami menyusun panduan SLP menjadi 3 buku," katanya.

"Buku pertama berisikan modul edukasi gizi di pesantren yang bermanfaat untuk membekali tenaga pengajar pengetahuan dasar tentang gizi dan kesehatan untuk anak dan remaja," ucap dosen IPB.

"Buku kedua berisikan modul penyediaan makan bergizi seimbang di pesantren, buku kedua ini bermanfaat bagi pengelola dan tim penyedia makan pesantren. Buku ketiga berisikan kumpulan resep dan pilihan aplikasi menu lezat bergizi seimbang,” ujar Dr. Rimbawan.

Dalam sesi webinar kali ini, Ajinomoto juga menyampaikan tentang kampanye Bijak Garam yang dipaparkan oleh Darma Suhandi, Product Marketing Manager Horeka Dept – PT Ajinomoto Indonesia.

“Sejalan dengan kampanye Kementerian Kesehatan RI, mengenai pentingnya diet garam, gula, dan lemak," katanya.

"Melalui kampanye Bijak Garam yang sedang kami giatkan ini, kami ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan,” ujar Darma.

“MSG mengandung lebih sedikit kadar natrium daripada  garam dapur pada umum nya. Hanya dengan menambahkan 1 sendok teh garam plus  ½  sendok teh MSG Ajinomoto dapat mengurangi kadar natrium sebesar 30% namun rasa umami dan kelezatan masakan tetap terjaga," jelasnya. (RO/OL-09)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat