visitaaponce.com

Manfaatkan Ribuan Tanaman Obat Indonesia dengan Optimal

Manfaatkan Ribuan Tanaman Obat Indonesia dengan Optimal
Edward Basilianus.(DOK Pribadi.)

INDONESIA memiliki keanekaragaman hayati yang besar di dunia. Salah satu kekayaan alam yang dikoleksi Indonesia berupa tanaman herbal. Dari 45 ribu jenis tanaman obat di dunia, 35 ribu di antaranya tumbuh di Indonesia. Ini pun belum semua dimanfaatkan secara optimal.

"Nenek moyang kita sudah terbiasa menggunakan tumbuhan berkhasiat obat sebagai pengobatan secara empiris. Saat ini perkembangan herbal sangat berkembang pesat menjadi obat herbal modern mulai dari kelas jamu, obat herbal terstandar (OHT), dan fitofarmaka. Saat ini masyarakat Indonesia sudah banyak yang menggunakan obat tradisional sebagai alternatif pengobatan,” ujar Edward Basilianus sebagai CEO Nucleus Farma dan Kepala Divisi Humas GP Jamu pada side event G20 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bertema Wellness and Health Tourism, Sabtu (5/8), Solo, Jawa Tengah. Hingga kini produk jamu lebih dari 11.000, OHT 81 produk, dan fitofarmaka 26 produk.

Dalam pemaparannya bertopik Modern Herbal Products, Edward memaparkan kekuatan Indonesia berupa keanekaragaman hayati mulai dari tumbuhan dan biota laut. Namun ada kelemahan dalam memanfatkan keanekaragaman itu yaitu kurangnya koordinasi lintas sektor, pengadaan bahan baku lokal, dan belum semua lapisan masyarakat menerima baik obat tradisional, Syukurnya dalam pandemi tercipta peluang karena masyarakat mulai kembali mencari alternatif kesehatan dengan mengonsumsi produk herbal sebagai suplemen untuk membentuk imunitas. Secara bersamaan, muncul tantangan seperti berkembangnya traditional chinese medicine/TCM yang sangat pesat menjadi produk yang diimpor. 

Karena itu, perlu eksplorasi dan pemanfaatan bahan alam asli lokal menjadi produk herbal yang khas sehingga dapat dikomersialisasikan. Ini juga menjadi salah satu daya tarik pariwisata dan meningkatkan nilai ekonomi. Kondisi pandemi pada sisi lain ternyata mendatangkan hal positif karena terjadi pengembangan ekonomi masyarakat berbasis pengembangan komoditas obat tradisional. 

"Di Jawa Tengah, rata-rata penjualan UMKM jamu meningkat dengan variasi jenis jamu yang lebih banyak. Industri herbal dan jamu memiliki prospek cerah karena diperkirakan mengalami pertumbuhan yang pesat baik di pasar domestik maupun global yang dapat memulihkan bisnis obat tradisional menjadi momentum baik didukung oleh pemerintah salah satunya Kemenparekraf," papar Edo, panggilan akrabnya.

Edward Basilianus yang juga kandidat Ph.D dari Universitas Pancasila itu mengakui produknya sendiri tumbuh lebih dari 30% selama pandemi. Selain itu, semua produknya, salah satunya Onoiwa MX, punya tingkat komponen dalam negeri hingga 80%. Bahan bakunya diambil dari koperasi petani dan pelaku UMKM. Dengan demikian, Nucleus Farma sepenuhnya memanfaatkan sumber daya manusia Indonesia, bahan baku alam lokal, dan turut membantu perekonomian rakyat.

Kepala BPOM Penny Lukito, yang hadir pula di acara itu, sangat bangga dengan produk berbasis tumbuhan berkhasiat asli dari Indonesia dibuat mandiri dengan teknologi terkini menjadi obat herbal modern yang unggul sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat karena teregistrasi di BPOM. BPOM, lanjutnya, akan mendukung penuh proses pelaku usaha mulai dari UMKM hingga industri dalam pengembangan obat herbal. 

Pada kesempatan terpisah di ajang itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan produk lokal sangat bagus dan berpotensi. Pemerintah akan terus mendorong para pelaku usaha untuk terus meningkatkan kualitasnya sesuai dengan harapan besar bersama dapat bersaing di pasar internasional. Dengan kekayaan alam yang dimiliki, Indonesia seharusnya dapat menjadi dasar dan pondasi kuat kemandirian ekonomi masyarakat. (RO/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat