visitaaponce.com

Kerajaan yang Bercorak Islam di Indonesia

Kerajaan yang Bercorak Islam di Indonesia
Masjid Raya Baiturrahman yang dibangun pada 1292 oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah telah menjadi ikon di daerah itu.(Antara/Irwansyah Putra.)

ISLAM di Indonesia merupakan agama yang dianut mayoritas penduduknya. Data Sensus Penduduk 2022 menunjukkan ada sekitar 231,06 juta penduduk beragama Islam di Indonesia.

Persentase tersebut tak lepas dari sejarah yang ada di wilayah Indonesia atau Nusantara. Seperti diketahui ada beberapa kerajaan Islam besar tersebar di Indonesia. 

Kerajaan-kerajaan itu lantas memengaruhi penyebaran agama Islam di Indonesia. Mengutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia, berikut beberapa kerajaan Islam tertua yang pernah ada di Indonesia.

Baca juga: RA Kartini yang Haus Ilmu Agama Islam dan Tafsir Al-Quran

1. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan pertama di Indonesia. Kerajaan ini berada di pantai utara Aceh tepatnya di muara sungai  Pasai (Pasai). Muara sungai tersebut terletak di dua kota bernama Samudra (jauh dari laut) dan Pasai (kota pesisir pantai).

Bukti sejarah kerajaan itu terlihat pada tulisan di nisan makam Sultan Malik As-Saleh, berita dari Marcopolo, dan Ibnu Batutah, serta kronika raja Pasai. Kerajaan ini dibangun oleh Marah Silu yang berhasil menyatukan Samudra dan Pasai.

Setelah Marah Silu memeluk Islam, ia kemudian mendapatkan gelar Sultan Malik As-Saleh dan menjadi raja pertama Kerajaan Samudra Pasai. Sultan Malik As-Saleh wafat kemudian tahtanya jatuh ke putranya bernama Sultan Malik At Thahir.

Baca juga: Arti Tut Wuri Handayani, Makna Semboyan Ki Hajar Dewantara

Raja kedua Samudrai Pasai itu memiliki dua anak yaitu Mahmud dan Malik Al Mansyur. Kedunya mewarisi tahta kerjaan kemudian memindahkan ibu kota kerajaan ke Lhok Seumawe. Setelah itu, kekuasaan Samudra Pasai dipegang oleh Sultan Ahmad Perumadat Perumal. 

Di masa itu, kerjaan Islam pertama di Indonesia ini menjalin hubungan dengan Kesultanan Delhi (India). Letak kerajaan ini sangat strategis, sehingga smenjadi pusat perdagangan dan pusat belajar Islam pada waktu itu. Banyak pedagang dari Benggala, Gujarat, Arab, dan Tiongkok yang datang untuk bertransaksi jual beli di tempat tersebut.

Sayangnya, eksistensi kerajaan ini semakin memudar. Ini diawali dengan serangan Majapahit yang ingin menyatukan Nusantara. Lalu ada perpindahan pusat perdagangan ke Pulau Bintan dan Aceh Utara. Akhinya Samudra Pasai benar-benar runtuh setelah ditaklukkan oleh Kesultanan Aceh.

Baca juga: Mengenal Tokoh Tiga Serangkai, Peranannya dalam Indische Partij

2. Kerajaan Malaka 

Karajaan Malaka juga masuk dalam daftar kerajaan Islam pertama di Indonesia karena berdiri di awal perkembangan Islam. Kerajaan ini terletak di Semenanjung Malaya dengan ibu kota Malaka. Raja pertama dari Kerajaan Malaka yaitu Iskandar Syah. Pada masa pemerintahannya, kerajaan ini berkembang pesat dan menjadi kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara.

Namun menurut catatan sejarah, masa keemasan kerajaan Islam ini yaitu pada era kepemimpinan Sultan Mansyur Syah. Pada saat itu, Malaka berhasil menjadi pusat perdagangan sekaligus penyebaran Islam di Asia Tenggara. Perekonomian masyarakat di Kerajaan Malaka bertumpu pada perdagangan dan pelayaran. 

Pada masa Kerajaan Malaka, sudah ada sistem undang-undang yang mengatur kehidupan sosial masyarakatnya. Meskipun memiliki tatanan kehidupan yang cukup baik, Kerajaan Malaka tidak bisa bertahan selamanya. Malaka melemah pada masa Sultan Muhammad Syah dan runtuh saat Portugis berhasil menguasai Malaka pada 1511.

3. Kerajaan Aceh 

Secara geografis kerajaan Aceh terletak di Sumatra Utara dengan dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Letaknya yang strategis membuat kerajaan ini berkembang cukup pesat. 

Sultan pertama kerajaan ini yaitu Sultan Ali Mughayat Syah dan mengalami masa kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda. Di masa kejayaannya, Aceh berkembang sebagai penghasil lada. Dari sinilah banyak negara yang melakukan perdagangan di Aceh. 

Namun saat Sultan Iskandar Muda lengser kerajaan ini mengalami kemunduran. Sultan Iskandar Thani yang menggantikannya tidak memiliki kepribadian dan kecakapan seperti sultan sebelumnya. Beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan ini mengalami kemunduran antara lain:

a. Kerajaan Aceh mengalami kekalahan melawan Portugis di Malaka. 
b. Tidak ada tokoh cakap setelah Sultan Iskandar Muda wafat. 
c. Daerah taklukan kerajaan ini mulai melepaskan diri seperti Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau, dan Siak.

4. Kerajaan Demak 

Kerajaan Demak dipimpin oleh Raden Patah dan terletak di Jawa Tengah tepatnya di daerah bernama Bintoro, daerah bawahan Majapahit. Raja pertamanya yaitu Raden Patah yang merupakan keturunan Raja Brawijaya V (raja Majapahit) dan ibunya penganut Islam dari Jeumpa.

Setelah Raden Patah, Kerajaan Demak dipimpin oleh Pati Unus. Ia memimpin tidak lama, tetapi cukup terkenal karena sempat memimpin pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka. Kerajaan Islam pertama di Jawa ini mengalami masa kejayaan pada saat dipimpin Sultan Trenggono. Daerah kekuasaannya bahkan sampai ke Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.

Demak menjadi wilayah pertemuan antara penghasil rempah dari Indonesia bagian timur dan Malaka sebagai pasar di Indonesia bagian Barat. Kerajaan ini diatur sesuai dengan ajaran Islam tetapi masih ada juga masyarakat yang melakukan tradisi lama. Dari segi ekonomi, Demak berkembang di sekor perdagangan dan pertanian. 

Kerajaan ini juga melakukan kerja sama dengan daerah di pantai utara Jawa sehingga menciptakan persekutuan di bawah kepemimpinan Demak. Kerajaan Demak mengalami kemunduran pada masa Sultan Prawoto karena terjadinya perebutan kekuasaan.

5. Kerajaan Mataram Islam 

Mataram Islam berada di Kotagede atau yang saat ini Yogyakarta. Raja pertama sekaligus pendiri kerajaan ini yaitu Sutawijaya. Masa kejayaan Mataram Islam yaitu pada masa Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung Hanyokrokusumo. Saat itu, Mataram Islam dapat mempertahankan kekuasaan di seluruh Jawa hingga bisa mengusir Belanda dari Batavia.

Prestasi lain yang ditorehkan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo antara lain: 

a. Mampu mendundukan bupati yang tidak mengakui kekuasaan pusat Mataram. 
b. Menyusun kitab undang-undang Surya Alam. 
c. Mengirim armada serta pasukan untuk menyerang Batavia yang pada saat itu dikuasai VOC. 

Sepeninggalan Sultan Agung, Mataram Islam kemudian dipimpin oleh Amangkurat I kemudian dilanjutkan oleh Amangkurat II. Setelah Sultan Amangkurat II meninggal, Mataram Islam terbagi menjadi dua berdasarkan perjanjian Giyanti. Mataram kemudian dibagi menjadi Kasultanan Jogjakarta yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Daerah Kasuhunan Surakarta yang dipimpin Susuhunan Pakubuwono I.

6. Kerajaan Banten 

Kerajaan Islam ini terletak di Jawa Barat bagian utara. Sejarah kerajaan ini bermula saat Fatahilah berhasil merebut Sunda Kelapa pada 1527. Kemudian Banten berkembang menjadi pusat perdagangan dan persebaran Islam. Dasar kerajaan ini diletakan oleh Hasanuddin, putra Fatahilah. Hasanuddin kemudian menjadi raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Banten. Raja selanjutnya setelah Hasanuddin yaitu Maulana Muhamad.

Banten dipimpin oleh Abu Mufakir. Namun berita kepemimpinan Abu Mufakir tidak banyak diketahui. Soalnya, pada saat itu Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman mendarat di Banten. Kedatangan Belanda menjadi berita yang menggemparkan. Kerajaan Belanda mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. 

Pada masa ini, Banten bisa menjadi pusat perdagangan. Selain itu, Sultan Ageng juga memiliki sikap tegas dan berani terhadap Belanda yang tengah menduduki Batavia. Sikap tegas tersebut tidak menurun ke putaranya Sultan Haji. Putra Sultan Ageng tersebut cenderung kompromi dengan VOC.

Akibatnya terjadi perang antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji. Pada saat itu, Sultan Haji dibantu oleh VOC. Peristiwa kemenangan Sultan Haji menjadi petanda runtuhnya Banten.

7. Kerajaan Gowa Tallo 

Bagian yang ketujuh ini terdapat dua kerajaan dan berada di Sulawesi Selatan. Keduanya saling berhubungan baik. Kerajaan Gowa Tallo kemudian dikenal sebagai Kerajaan Makassar. Kerajaan ini pernah dipimpin oleh tiga raja yaitu Sultan Aludin, Sultan Hasanuddin, dan Raja Mapasoma. 

Kehidupan masyarakat di kerajaan itu bertumpu pada sektor kelautan. Hingga akhirnya Makassar berkembang menjadi pelabuhan internasional yang banyak dikunjungi pedagang asing. Kebudayaan yang berkembang di Kerajaan Makassar sangat erat dengan keadaan kerajaan yang bersifat maritim.

Hasil kebudayaan yang muncul pada saat itu antara lain alat penangkap ikan dan kapal pinisi. Selain itu, bentuk kebudayaan lain yang muncul di masa kerajaan ini yaitu pengembangan seni sastra dalam bentuk Kitab Lontar.

8. Kerajaan Ternate atau Tidore 

Kerajaan Ternate atau Tidore terletak di di sebelah barat Pulau Halmahera (Maluku Utara). Tanah Maluku terkenal sebagai penghasil rempah sehingga sering disebut sebagai The Spicy Island. Dari kekayaan alam tersebut, kehidupan ekonomi kerajaan ini bertumpu pada sektor perdagangan.

Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki peranan penting di tanah Maluku. Sayangnya keduanya tidak akur. Masing-masing ingin berada di posisi tertinggi atas daerah Maluku. Perselisihan antarkeduanya tidak dapat dihindarkan. 

Kerajaan Ternate dibantu oleh Portugis. Sedangkan Tidore dibantu Spanyol. Pertikaian tersebut tidak hanya terjadi antara kedua kerajaan di Maluku, tetapi juga antarbangsa di Eropa. Hal tersebut membuat Paus turun tangan dan mengadakan perjanjian damai yang bernama Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian tersebut yaitu Spanyol harus meninggalkan Maluku dan Portugis tetap tinggal di Maluku. 

Dari perjanjian tersebut menandakan kemenangan Ternate atas Tidore. Setelah itu kerajaan Ternate berkembang pesat dengan beberapa raja yang pernah memimpin antara lain:

a. Sultan Zainal Abidin 
b. Sultan Tabariji Sultan 
c. Hairun Sultan Baabullah

Itulah beberapa kerjaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri di awal masuknya Islam di Nusantara. Kehadiran kerajaan tersebut meninggalkan beberapa bukti sejarah dalam bentuk benda maupun kebudayaan yang masih dilestarikan hingga saat ini. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat