visitaaponce.com

Lima Sosok Pahlawan Keluarga Terima Penghargaan Arkatama Awards

Lima Sosok Pahlawan Keluarga Terima Penghargaan Arkatama Awards
Penganugerahan Arkatama Award untuk Pahlawan Kemajuan Keluarga Indonesia(Dok. Frisian Falg)

PT Frisian Flag Indonesia (FFI) bekerja sama dengan Kick Andy Metro TV telah memilih sebanyak lima sosok pahlawan kemajuan keluarga Indonesia yang mendapatkan penghargaan Arkatama Awards. Penghargaan itu diberikan dalam rangka peringatan 100 tahun usia FRISIAN FLAG® yang telah mendampingi keluarga Indonesia dari generasi ke generasi.

"Setiap orang memiliki perannya sendiri dan dapat menjadi pahlawan yang mampu menguatkan keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Dalam ajang penghargaan ini, FFI mengapresiasi setiap sosok pahlawan penggerak kemajuan keluarga dan mengajak lebih banyak orang untuk menjadi sosok kemajuan tersebut," kata President FrieslandCampina Food and Beverage Roel Van Neerbos di acara Arkatama Award, Sabtu (13/8).

Adapun, lima orang terpilih itu berhasil menjadi sosok penerima penghargaan dari ratusan kisah inspiratif yang masuk ke Kick Andy Metro TV sejak Februari 2022. 

Kisah-kisah yang masuk itu kemudian dikurasi oleh dewan juri yang terdiri dari Andy Flores Noya, Corporate Affairs Director FFI Andrew F. Saputro dan pegiat sosial Imam B. Prasodjo.

Pada kesempatan itu, Andy F. Noya yang juga menjadi ketua dewan juri menuturkan, pahlawan kemajuan keluarga yang terpilih mendapatkan penghargaan Arkatama Award merupakan sosok yang telah menjadi permata di keluarganya masing-masing.

"Karena saat ini kita sering lihat kalau mau jadi pahlawan harus melakukan aksi heroik. Tapi di sekitar kita ternyata banyak pahlawan, yang dengan keterbatasan mereka, mereka sudah berjuang untuk keluarga dan memberikan dampak positif bagi sekitar," beber Andy.

Adapun, lima pahlawan itu ialah Ewaldina Sawi Meo dari Nusa Tenggara Timur. Ewaldina berhasil menjadi inspirasi bagi masyarakat karena dirinya yang berprofesi sebagai bidan terus berkomitmen untuk menolong ibu yang hendak melahirkan yang tinggal di daerah terpencil. 

Berkat kiprahnya, Ewaldina pun berhasil menurunkan angka kematian ibu di wilayahnya.

Selain itu, penghargaan diberikan kepada Devirisal Djabumir. Pria asal Kepulauan Aru, Maluku, itu dengan ikhlas menjadi guru bagi anak-anak di wilayahnya yang tidak berkesempatan untuk memperoleh pendidikan formal SD sampai SMA. 

Anak-anak yang mendapatkan pengajaran darinya hanya perlu membayar menggunakan sampah plastik yang dikumpulkan di sekitar Pulau Aru.

Penghargaan juga diberikan kepada Sri Utami. Wanita paruh baya itu berhasil mendirikan 4 klinik yang mematok harga sangat murah bagi masyarakat miskin yang hendak berobat. 

Sri Utami bukanlah orang berada. Ia pernah berprofesi serabutan, seperti menjadi tukang cuci, supir angkot, pegawai salon, penjual donat hingga penjual sayur keliling.

Selanjutnya, penerima penghargaan ialah Robertus Kenedy Diaz. Atas kiprahnya membersikan sampah di Taman Nasional Komodo, dia berhasil mendorong banyak pihak untuk memiliki kesadaran menjaga kebersihan lingkungan hingga terciptalah komunitas Anak Labuan Bajo Bersatu.

Terakhir, penghargaan diberikan kepada seorang ibu bernama Ni Komang Warsiki. Komang merupakan ibu yang berjuang seorang diri untuk merawat dua anaknya yang memiliki kebutuhan khusus. 

Hingga kini, anak-anaknya berhasil mengharumkan namanya. Anak pertamanya berhasil menulis 4 buku dan anak keduanya menjadi pelukis yang karyanya telah dijual sampai ke mancanegara. (OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat