visitaaponce.com

Belum Ada Bukti Penelitian Ilmiah, Bumbu Umami Picu Obesitas

 Belum Ada Bukti Penelitian Ilmiah, Bumbu Umami Picu Obesitas
Webinar dengan tema “Apakah Obesitas Disebabkan oleh Bumbu Umami atau Kelebihan Kalori?.(Ist)

SALAH satu penyakit degeneratif yakni obesitas turut menjadi salah satu permasalahan gizi di Indonesia.

Obesitas juga menjadi salah satu dari Triple Burden of Malnutrition permasalahan gizi utama di Indonesia selain kekurangan gizi (wasting), dan defisiensi mikronutrien.

Melihat kondisi ini, PT Ajinomoto Indonesia (Ajinomoto) sebagai perusahaan produsen bumbu masak di Indonesia yang peduli dengan permasalahan gizi menggelar webinar untuk mengedukasi masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat.

Dalam webinar: “Apakah Obesitas Disebabkan oleh Bumbu Umami atau Kelebihan Kalori?” baru-baru ini, dr. Arti Indira, MGz, SpGK, FINEM – spesialis gizi klinik memaparkan fakta-fakta ilmiah terkait penyakit degeneratif seperti obesitas dan hipertensi, serta strategi pengurangan asupan garam dengan pemanfaatan bumbu Umami seperti monosodium glutamat (MSG).

Baca juga: Hindari Santapan Manis Sebelum Tidur, Ini Akibat Buruknya

Menurut dr. Arti Indira, konsumsi bumbu umami seperti MSG tidak bisa dikatakan sebagai penyebab utama obesitas, karena hingga saat ini belum ada penelitian maupun jurnal ilmiahnya.

“Penyebab obesitas itu sendiri sangat kompleks (multi-faktorial), sehingga tidak bisa disebabkan dari satu faktor saja,".kata dr.Arti dalam keterangan pers, Rabu (14/9).

"Penyebab obesitas berhubungan erat dengan asupan makan, aktifitas fisik, genetik dan lingkungan. Sejauh ini tidak ada penelitian yang menitikberatkan bahwa obesitas disebabkan oleh bumbu penyedap seperti MSG,” ungkap dr. Arti

“Salah satu penyebab terbesar obesitas adalah pola makan berlebihan. Oleh sebab itu, pola makan harus diperbaiki yakni dengan pengaturan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman," paparnya.

Selain mengonsumsi makanan yang bergizi, disarankan agar masyarakat mengurangi konsumsi garam pada makanannya supaya terhindar juga dari obesitas. Standar penggunaan garam yang ideal adalah kurang dari 5 gram,

Sependapat dengan dr. Arti, Public Relations Manager PT Ajinomoto Indonesia Katarina Larasati  menyampaikan bahwa saat ini Ajinomoto sedang menggiatkan kampanye 'Bijak Garam' yang memang sejalan dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI terkait pengurangan asupan Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam konsumsi sehari-hari.

“Melalui kampanye Bijak Garam yang sedang digiatkan ini, Ajinomoto ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa yang tingg," jelas Katarinai.

Kampanye ini juga merupakan bukti komitmen Ajinomoto untuk terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, dengan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan keluarga Indonesia melalui produk dan layanan yang berkualitas tinggi.

"Untuk melihat detail menu Bijak Garam, dapat diakses melalui website Dapur Umami kami: https://www.dapurumami.com/page/bijak-garam,” ujar Katarina.

"PT Ajinomoto Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, dengan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan keluarga Indonesia melalui produk dan layanan berkualitas tinggi yang berfokus pada kelezatan dan kesehatan," tambahnya. (Nik/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat