visitaaponce.com

Tim Hibah PKM Uhamka Gelar Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik Di Cianjur

Tim Hibah PKM Uhamka Gelar Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik Di Cianjur
Peserta pelatihan pengelolaan sampah organik menggunakan larva lalat tentara hitam oleh Tim PKM Uhamka di Cianjur, Jawa Barat.(DOK Uhamka)

TIM Hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) Jakarta menggelar pelatihan pengelolaan sampah organik menggunakan larva lalat tentara hitam (black soldier fly/BSF). Pelatihan berlangsung 16–19 September 2022 di Dusun Tunggilis Pojok, Desa Ciputri, Cianjur, Jawa Barat.

Ketua Tim Pelaksana pelatihan yang juga Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi Uhamka, Agus Pambudi Dharma, M.Si mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka pelaksanaa hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) 2022 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti). Pelatihan diikuti 48  peserta yang terdiri ibu rumah tangga, pemuda, pegawai Desa Ciputri, dan petugas orang dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP).

"Sampah organik merupakan salah satu masalah yang cukup penting di dusun ini dikarenakan masyarakat masih sering membuang sampah di aliran sungai dari hasil panen holtikultura, sisa masakan di rumah sehingga dapat merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat," ujar Agus dalam ketetrangan yang diterima, Senin (19/9).

Dengan pelatihan ini, jelas Agus, diharapkan dapat memberi solusi bagi masyarakat dalam mengelola sampah organik menggunakan larva BSF.  "Hasil dari pengelolaan sampah organik ini diharapkan dapat dipakai untuk pakan ikan, unggas, atau dijual," jelas Agus.

Kepala Desa Ciputri Nia Novi Hertini mengucapkan terima kasih kepada Tim Hibah PKM UHAMKA yang telah membangun rumah Pojok Maggot di Dusun Tunggilis Pojok untuk mengatasi masalah sampah organik di lingkungan. "Kepada masyarakat, saya harapkan dapat mengelola sampah organik secara terus menerus dan menjaga Rumah Pojok Maggot dengan baik," tutur Nia.

Dalam pelatihan kali ini, peserta mendapatkan penjelasan tentang dampak positif pengolahan sampah organik menggunakan larva lalat tentara hitam yang disampaikan dosen Prodi Pendidikan Biologi Uhamka Dra. Meitiyani, M.Si. Dikatakan, maggot sangat bermanfaat dalam mengatasi sampah organik tanpa memunculkan masalah baru selama 21 hari dalam proses biokonversi sampah.

"Maggot segar dapat dijual sekitar Rp6.000–Rp15.000,- per kilogram dan nilai jualnya akan bertambah saat diubah menjadi maggot kering dan tepung maggot," jelasnya.

Sedangan dosen Prodi Kesehatan Masyarakat Uhamka, Nur Asiah, SKM., M.Kes dalam materi yang disampaikan menyebutkan sampah menjadi salah satu penyumbang dampak negatif pada bumi dan kesehatan manusia. "Perlu tindakan dalam mencegah melimpahnya sampah, diantaranya bijak dalam mengambil porsi makanan, mulai memilah sampah organik dan sampah anorganik, memanfaatkan sampah organik menjadi kompos, dan melakukan biokonversi sampah organik melalui budidaya larva maggot BSF," jelasnya.

Selain itu peserta juga mendapatkan penjelasan pentingnya penanganan sampah di desa penyangga kawasan TNGGP sebagai potensi implementasi kegiatan perubahan iklim yang disampaikan Kepala BBTNGGP Sapto Aji Prabowo. "Perlu solusi dengan membangun kesadaran masyarakat dalam penanganan sampah agar dampak pemanasan global dari gas rumah kaca (GRK) bisa ditekan," jelasnya. (RO/OL-15)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat