Ini Dua Jenis Skrining untuk Deteksi Penyakit Jantung Bawaan
![Ini Dua Jenis Skrining untuk Deteksi Penyakit Jantung Bawaan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/52f3d9b05d192335df11130aa81c351f.jpg)
DOKTER spesialis jantung dan pembuluh darah Oktavia Lilyasari menjelaskan beberapa skrining untuk mendeteksi lebih awal penyakit jantung bawaan (PJB), antara lain skrining premarital dan konseling genetik.
Oktavia, yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), mengatakan pemeriksaan ini mencakup pencegahan beberapa kondisi faktor risiko sekaligus melibatkan promosi kesehatan baik untuk calon ibu maupun pasangannya.
"Misalnya diabetes. Kita bisa memberikan konseling bahwa ada kemungkinan bayi lahir dengan PJB atau bagaimana caranya kita mengontrol gula darah supaya kehamilan berlangsung lebih baik," ujar Ketua Panitia 31st ASMIHA itu dalam acara daring, dikutip Rabu (28/9).
Baca juga: Hari Jantung Sedunia Momentum Perkuat Sosialisasi Germas
Selanjutnya, skrining prenatal atau saat bayi masih di dalam perut ibunya. Tetapi, pemeriksaan ini hanya dapat mendeteksi 23% kemungkinan PJB.
"Mungkin saja ada beberapa PJB yang agak susah kita deteksi saat bayi masih di dalam perut ibu. Biasanya kami kerjakan dengan USG, kita lihat apakah ada malformasi dari jantung janin," kata Oktavia.
Skrining prenatal dilakukan pada periode 18-26 minggu masa kehamilan, sekitar trimester pertama tetapi dokter tetap harus melakukan evaluasi ulang pada trimester kedua.
Pada bayi yang baru lahir, dokter biasanya melakukan skrining menggunakan pulse oxymetri untuk mengukur saturasi oksigen bayi. Skrining ini dinilai cukup baik karena mempunyai sensitivitas sekitar 78% dan spesifisitas sekitar 99,7%.
"Biasanya kami kerjakan pada bayi-bayi minimal 24 jam setelah lahir atau sebelum pulang," tutur Oktavia.
Penyakit jantung bawaan merupakan suatu kelainan struktur jantung yang ditemukan sejak lahir, biasanya akibat adanya gangguan atau kegagalan pada struktur jantung pada fase awal perkembangan janin.
"Biasanya proses perkembangan organ janin itu terjadi pada trimester pertama, sehingga itu fase-fase rawan," pungkas Oktavia. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Jamie Foxx Membagikan Detail Tentang Penyakit Misterius yang Diidapnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Terpapar Polusi Udara Jangka Panjang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Atlet China Zhang Zhi Jie Meninggal Dunia Akibat Serangan Jantung, Mengapa Bisa Terjadi?
7 Tips Berolahraga Aman Bagi Penderita Penyakit Jantung
Minum Obat Hipertensi Harus Terus Dilakukan Sampai Tekanan Darah Normal
Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah Sejak Usia 35 Tahun
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap