visitaaponce.com

Pentingnya Autentikasi untuk Standardisasi Obat Tradisional

Pentingnya Autentikasi untuk Standardisasi Obat Tradisional
Pekerja memilah hasil tanaman obat di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)(ANTARA FOTO/Maulana Surya)

INDONESIA dikenal sebagai negara dengan kekayaan biodiversity yang sangat luar biasa. Pemanfaatan hasil riset obat tradisional untuk mendukung program kesehatan masyarakat harus didorong melalui penyediaan informasi ilmiah atas keamanan dan khasiatnya sebagai produk kesehatan. Standardisasi bahan baku merupakan konsekuensi pemanfaatan obat tradisional yang menjadi modalitas dalam pelayanan kesehatan.

Untuk mewujudkan standar jadi bahan baku obat tradisional memiliki tantangan besar. Ditambah dengan adanya praktik substitusi dan pemalsuan, membuat standar jadi bahan baku obat tradisional semakin kompleks.

Pakar tanaman obat herbal Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Djoko Santoso mengatakan Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman sumber daya alam.

“Kita memiliki biodivesrsity dan ekosistem yang luar biasa, di situ juga banyak spesies-spesies yang hidup di dalamnya,” kata Djoko dikutip dari Youtube BRIN Indonesia, Rabu (28/9).

Sebagian besar pengetahuan tentang tumbuhan masih berserakan karena budaya Indonesia adalah budaya lisan sehingga diberikan secara lisan yang berakibat ada pengurangan dan informasi yang keliru.

Autentikasi perlu dilakukan untuk menambah wawasan terutama pada masyarakat awam untuk mengetahui kebenaran terkait tumbuhan untuk bahan baku obat tradisional.

“Kenapa perlu autentikasi? Karena ada beberapa spesies yang memiliki kemiripan dalam hal habitus, kemiripan nama daerah, kendala pemalsuan, kendala persepsi yang kemudian berlanjut pemalsuan,” jelas Djoko.

“Autentikasi menjadi hal yang penting untuk menjamin betulnya jenis tumbuhan secara saintifik, menjamin betulnya bagian tumbuhan yang digunakan, menjamin asal-usul tumbuhan, menjamin informasi lingkungan/habitat dengan betul dan menjamin umur fisiologis tumbuhan dengan betul,” ucap Djoko.

Baca juga: Obat Tradisional Dalam Negeri Masih Kurang Penelitian

Sedangkan cara melakukan autentikasi jenis tumbuhan dilakukan dengan berbagai cara seperti mencocokkan sampel dengan specimen herbarium yang telah divalidasi kebenarannya, menanyakan kepada pakar atau orang yang memiliki kompetensi dalam sistematika tumbuhan, menegakkan diagnosis cirri dan sifat sampel dengan kunci identifikasi tumbuhan, dan mencocokkan dengan monografi.

Ia menerangkan standardisasi merupakan sebuah sistem, ada tahapan yang dilalui seperti, input, proses, dan juga output.

“Menurut saya, standardisasi itu bukan suatu penetapan kadar, penetapan kadar itu bagian kecilnya saja. Standardisasi bagi saya merupakan suatu sistem, kalau kita bicara sistem, pastinya bicara input, proses hingga output,” tutur Djoko.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat