visitaaponce.com

Mengenal Imam Al-Asyari Pejuang Mazhab Ahlussunnah wal Jamaah

Mengenal Imam Al-Asyari Pejuang Mazhab Ahlussunnah wal Jamaah
Ilustrasi.(DOK Instagram.)

APAKAH kita tahu tentang paham akidah ahlussunnah wal jamaah atau biasa disingkat aswaja? Kalau sudah paham tentu kita harus kenal dengan tokoh pejuangnya ya? Tahukah kamu siapakah pendiri mazhab akidah ahlussunnah wal jamaah?

Pada tulisan sebelumnya, kita sudah paham bahwa salah satu pendiri mazhab ahlussunnah wal jamaah yaitu Imam Asy'ari. Nah kali ini kita akan mengenal pendiri madzhab Asy'ariyyah tersebut terlebih dahulu sebagaimana dilansir @limofficial_lirboyo di Instagram.

Imam Asyari keturunan sahabat Nabi

Mazhab akidah ahlussunnah wal jama'ah hanya ada dua yaitu Asy'ariyyah dan Maturidiyyah. Yang pertama didirikan oleh Imam Abu Hasan Ali bin Ismail bin Abdullah bin Musa bin Bilal bin Abu Burdah bin Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy'ari.

la merupakan keturunan dari Abu Musa al-Asy'ari. Abu Musa ialah salah satu dari empat juru hakim di era sahabat, yakni Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa al-Asy'ari, dan Zaid bin Tsabit.

Baca juga: Siapakah yang Tergolong Ahlussunnah wal Jamaah?

Jadi tidak salah Imam Asyari menjadi ulama hebat pendiri dan pejuang ahlussunnah wal jamaah. Salah satunya karena beliau keturunan sahabat Nabi Muhammad SAW yang diandalkan.

Asyariyah bukan mazhab baru

Sebenarnya tokoh kelahiran 260 hijriyah itu tidaklah mendirikan mazhab akidah baru. Ia hanya meneruskan akidahnya para ahli hadis yang berakidah sama seperti akidah para sahabat Nabi SAW, yakni ahlussunnah wal jamaah.

Lalu kenapa beliau masyhur sebagai pendiri paham ahlussunnah? Ini karena ia hidup dalam perjuangan mempertahankan ajaran sahabat yang lurus dan menghalau setiap pemikiran menyimpang yang lagi viral dan menyebar di masanya, seperti sekte muktazilah dan rafidhah.

Baca juga: Hubungan Ahlussunnah wal Jamaah dengan Assawadul A'zham

Sedangkan istilah Asy'ariyyah disematkan kepada murid-murid dan para pengikut Syekh Abu Hasan al-Asy'ari dalam pemikiran perihal akidah. 

Imam Asyari dekat dengan muktazilah

Sejak kecil beliau menjadi anak yatim. Ibunya lantas menikah lagi dengan pembesar muktazilah yaitu Syekh Ali al-Juba'i. Tidak mengherakan kalau sedari kecil ia sudah dekat dengan pemikiran muktazilah.

Sering kali terjadi adu argumen di antara al-Asy'ari dengan ayah tirinya, tentu dalam hal akidah. Karena kecerdasannya yang di atas rata-rata dan telah bersinggungan lama dengan paham ini, al-Asy'ari digadang-gadang sebagai penerus ayahnya sebagai pemuka muktazilah.

Sudah masyhur di telinga kita bahwa Imam al-Asy'ari pernah menggeluti paham muktazilah dalam durasi yang sangat lama. Konon sampai 40 tahun ia berpaham muktazilah dan menjadi pemuka sekte ini. 

Benarkah Imam Asyari pemuka muktazilah?

Namun terdapat pandangan dari Dr. Jamal Farouq ad-Daqqaq, seorang dekan Fakultas Dakwah Universitas al-Azhar dan salah satu ulama Mesir yang getol membela paham aswaja, menolak perkataan Imam Asyari sebagai pemuka muktazilah. Setidaknya terdapat tiga keraguan yang ia ajukan dalam membantah kevalidan sejarah bahwa dulu al-Asy'ari pernah menjadi ulama muktazilah selama 40 tahun. 

Baca juga: Ahlussunnah wal Jamaah, Dalil Keutamaan dan Maknanya

Pertama, andai al-Asy'ari pernah menjadi pemuka sekte muktazilah, tentu ia memiliki murid-murid yang berguru paham mukatazilah kepadanya. Namun (menurutnya) tidak ada sejarah yang mencatat ada murid beliau yang berpaham muktazilah.

Kedua, andai al-Asy'ari pernah menjadi pemuka sekte ini, tentu ia memiliki karya tulis yang berisikan akidah muktazilah. Lalu di mana wujudnya? Apa nama kitabnya? Menurut Jamal, tidak ada kitab Imam Asyari yang mengajarkan paham muktazilah.

Ketiga, andai al-Asy'ari pernah menjadi pemuka sekte ini, tentu ia tercatat dalam kitab biografi tokoh-tokoh muktazilah. Katakanlah kitab Thabaqat al-Muktazilah yang banyak mencatat banyak ulama muktazilah juga tak mencantumkan namanya. Padahal ulama yang sezamannya seperti Ibn Rawandi yang dari Muktazilah beralih menjadi ateis pun tercatat. Lalu di mana bukti bahwa al-Asy'ari pernah menjadi pemuka sekte sesat ini?

Terlepas dari benar tidak dan percaya tidak terhadap bukti yang dipaparkan oleh Jamal Farouq ad-Daqqaq, setidaknya hal ini dapat dijadikan sebagai wawasan baru dan bahan pertimbangan kita mengenai wawasan keaswajaan kita. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat