visitaaponce.com

Kolaborasi Untar dan Unud Bali Berikan Pendampingan Pada Pelaku UMKM Penyandang Disabilitas

Kolaborasi Untar dan Unud Bali Berikan Pendampingan Pada Pelaku UMKM Penyandang Disabilitas
Seminar hasil kolaborasi Untar dan Unud(dok. Untar)

KOLABORASI Universitas Tarumanagara (Untar) dan Universitas Udayana (Unud) dalam rangka membina dan mendampingi para pelaku UMKM penyandang disabilitas, disambut antusias. Sebagai bentuk implementasi kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bali, Untar bersama Unud mengadakan kegiatan bersama mengembangkan lebih dari 100 pelaku UMKM.

Diawali dengan kegiatan Seminar bertema “Pentingnya Peran UMKM dalam Mendorong Industri Pariwisata” pada Jumat (21/10) di kampus Unud, kegiatan bersama dilanjutkan dengan melakukan pendampingan secara intensif melalui coaching clinic online maupun offline terkait bidang keahlian yang dimiliki dunia kampus. 

"Keahlian para dosen dan mahasiswa di bidang keuangan, pemasaran, komunikasi, desain, dan teknologi, diharapkan mampu untuk mendukung pengembangan usaha mereka," ujar Rektor Untar Agustinus Purna Irawan

Ketua Inkubator Bisnis Unud DN Dewi Indira Laksmi mengungkapkan, pandemi Covid-19 mengakibatkan industri pariwisata di Bali mengalami mati suri, bahkan lumpuh, yaitu mengalami anjlok hingga -12,32% pada kuartal ketiga.

“Tapi pada kenyataannya, di masa pandemi, UMKM justru menjadi penggerak utama ekonomi negara yang dengan cepat melakukan adaptasi atas perubahan teknologi, khususnya dalam bertransaksi. Kolaborasi bersama Unud ini diharapkan dapat memberikan jalan keluar bagi pelaku UMKM di Bali, khususnya para penyandang disabilitas,” Katanya.

Agustinus menegaskan, kegiatan itu adalah bentuk implementasi kerja sama Pemda Provinsi Bali dan Untar yang telah disepakati dalam nota kesepahaman antara Gubernur Bali Wayan Koster an Rektor Untar saat memberikan Orasi pada acara Wisuda ke-80 Untar, Oktober silam.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Untar Jap Tji Beng menekankan kembali berbagai program yang telah dilakukan Untar dalam pengembangan kewirausahaan baik dalam bentuk sosialisasi, pelatihan, maupun pendampingan yang sudah berjalan dengan mitra UMKM di Jambi dan Belitung.

Seminar itu juga menghadirkan beberapa dosen Untar dari berbagai bidang ilmu, antara lain psikologi, ekonomi, komunikasi dan desain. Pemaparan narasumber Sri Tiatri Psikolog memberikan penguatan bagi pelaku UMKM penyandang disabilitas untuk tetap tangguh, walaupun terkadang masyarakat masih memandang sebelah mata. 

Baca juga : Ide Classik Mahasiswa Untar Juarai Metaversitas

"Kegiatan hari ini memberikan wadah bagi para UMKM khususnya penyandang disabilitas untuk saling mendukung agar lebih berkembang,” ujar Jigo pemilik UMKM Jig-o-jig. 

Dengan usahanya yang menjual berbagai merchandise mulai dari pakaian, hingga produk yang mendukung go green seperti sedotan bambu, ia berharap UMKM disabilitas juga mampu bersaing di taraf internasional.

"Kegiatan kolaborasi Untar dan Unud memberikan wawasan bagi saya dan teman-teman akan pentingnya perkembangan teknologi digital agar tidak tertinggal dan dapat bersaing,” ujar Yustina, pemilik usaha keripik singkong yang telah terpilih oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk dibimbing.

I Gusti Komang Aryana, penyandang disabilitas tunanetra yang telah menggeluti usaha pijat selama 8 tahun, juga menyampaikan tren pengusaha saat ini telah beralih dari berbasis analog ke basis digital. 

“Hal ini membuat saya sangat semangat mengikuti seminar ini karena penting untuk mengembangkan usaha saya, khususnya melalui materi pemasaran digital yang dipaparkan. Semoga ke depannya program serupa terus ada karena sangat membantu mengembangkan usaha kami,” ujarnya.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untar Paula T. Anggarina mengajak para pemilik UMKM untuk beradaptasi dan mulai memberdayakan media sosial dalam mengembangkan bisnis. 

“Seiring perkembangan jaman, kita perlu merambah dunia digital agar tidak ketinggalan jaman. Bisnis dapat dilakukan dengan cara non tradisional, ada banyak marketplace bahkan media sosial yang dapat diberdayakan untuk mengembangkan usaha. Berkolaborasi dengan para pelanggan dalam membuat konten di media sosial, menjadi salah satu cara untuk semakin dikenal,” ujarnya. (RO/OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat