Mengenal Penyakit Paru Obstruktif Kronis
![Mengenal Penyakit Paru Obstruktif Kronis](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/11/ef1145a42418a7b1efaf1ff2db948dbb.jpg)
PENYAKIT Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah kumpulan penyakit yang menyerang saluran pernapasan, berlangsung secara jangka panjang hingga menyebabkan penyempitan di saluran napas.
Saat ini, PPOK menduduki peringkat keempat sebagai penyebab kematian di dunia.
Asap menjadi penyebab utama PPOK, termasuk asap rokok, knalpot, serta polusi lain termasuk di lingkungan kerja.
Baca juga: Yuk, Kenali Penyebab dan Gejala Pneumonia
"Gejala awal, biasanya batuk disertai produksi lendir yang cenderung produktif. Jika lendir semakin kental, penyempitan akan semakin hebat dan dapat mencetuskan sesak napas," kata Medical General Manager Kalbe, Dedyanto Henky Saputra, Rabu (23/11), dalam siaran pers bertepatan dengan Hari PPOK sedunia 2022.
Penting untuk melakukan upaya pencegahan PPOK, kata Dedy, salah satunya dengan menggaungkan tema PPOK 2022 ini yaitu Lungs for Your Life.
"PPOK adalah penyakit yang bersifat irreversible. Dalam hal ini, apabila saluran pernapasan rusak, sulit untuk kembali seperti pada kondisi normal," lanjutnya.
Salah satu manifestasi yang sering dialami pengidap PPOK adalah gangguan gizi, atau dikenal dengan istilah malnutrisi.
"Penyebab utama penurunan berat badan pada PPOK adalah hilangnya nafsu makan dan penurunan asupan makanan khususnya pada pasien dengan PPOK eksaserbasi akut. Otot pernapasan melemah karena penurunan asupan makanan dan peningkatan konsumsi energi," ungkap Dedy.
Sering kali terapi PPOK hanya berfokus pada terapi obat, sedangkan perbaikan gizi kadang dilupakan. Padahal, nutrisi adalah faktor yang sangat mendukung keberhasilan terapi pasien PPOK, karena dengan status gizi yang baik imun tubuh menjadi kuat dan proses pemulihan juga akan lebih cepat.
Pemenuhan gizi bagi pengidap PPOK harus bersumber dari konsumsi keragaman makanan atau zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Namun, bagi pengidap PPOK dengan serangan akut sesak napas, kebutuhan nutrisinya sebaiknya dimodifikasi.
"Pada kondisi sesak, terlebih pada pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator), disarankan untuk mengurangi porsi asupan. Sebab, karbohidrat saat kita makan dan diolah di dalam tubuh, akan menghasilkan atau memproduksi CO2 dan karbon dioksida lebih besar, sehingga dapat semakin memperburuk kondisi sesak napas," katanya. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Jamie Foxx Membagikan Detail Tentang Penyakit Misterius yang Diidapnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Kemenkes-AstraZeneca Perkuat Kerja Sama Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Polusi Udara Sebabkan Tingginya Angka Penyakit Pernapasan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap