Dalam 2 Tahun Terjadi Penurunan Penggunaan Alkes Impor Sebesar 18 Persen
INDONESIA berhasil menekan penggunaan alat kesehatan impor dalam dua tahun belakangan ini. Kementerian Kesehatan mencatat dalam 2 tahun terakhir, impor alkes menurun sebanyak 18 persen.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan penurunan terlihat dari rendahnya transaksi pembelian alkes impor pada Katalog Elektronik Sektoral Kesehatan Tahun 2022. "Dalam dua tahun terakhir penggunaan alat kesehatan impor menurun sebesar 18%, dari 88% di tahun 2019-2020 menjadi 70% di tahun 2021-2022, kita patut bersyukur atas kabar baik ini," kata Budi, Rabu (21/12).
Budi menjelaskan penurunan penggunaan alat kesehatan impor salah satunya dipengaruhi oleh implementasi transformasi kesehatan pilar ketiga yakni transformasi ketahanan sistem kesehatan yang saat ini sedang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan. Dengan menerapkan kebijakan subtitusi impor dan freeze produk alat kesehatan impor di E-Katalog sektoral. Dengan demikian, transaksi penggunaan alkes dalam negeri lebih optimal.
Berdasarkan data transaksi alat kesehatan dalam e-catalogue LKPP tahun 2019-2020 dan data sistem Regalkes, dilaporkan dari 19 jenis alat kesehatan yang banyak ditransaksikan by volume dan value sekitar 16 jenis sudah dapat diproduksi di dalam negeri, sedangkan sisanya masih impor.
Peningkatan produksi juga dilakukan pada vaksin dan obat khayan. Merujuk pada data yang sama, sekarang ini sebanyak 7 dari 10 bahan baku obat telah diproduksi di Indonesia, yang mana 3 di antaranya diproduksi di 2022.
Kemudian untuk vaksin, saat ini 7 dari 14 jenis vaksin program dan TBC sudah diproduksi di Indonesia. Ketujuh jenis antigen vaksin tersebut di antaranya vaksin BCG, Difteri, pertusis, tetanus, Hepatitis, influenza dan polio.
"Sementara sisanya, dari 7 antigen vaksin impor, 5 di antaranya sudah dalam tahap transfer teknologi untuk diproduksi di dalam negeri, kita harapkan dalam waktu dekat sudah bisa diproduksi di sini," ujarnya. Meski begitu produksi vaksin, obat dan alat kesehatan masih perlu ditingkatkan seiring peningkatan kebutuhan sediakan farmasi dan alat kesehatan dalam negeri. (H-1)
Terkini Lainnya
Polemik Dokter Asing, Kemenkes Sebut Kebutuhan Spesialis masih Tinggi
Universitas Airlangga: Pemecatan Dekan FK Budi Santoso karena Kebijakan Internal
Kemenkes Nyatakan tidak Terlibat Pemberhentian Dekan Unair yang Tolak Dokter Asing
Kemenkes Tunjuk PT Bio Farma Sebagai Fasilitas Rujukan Delegasi OIC
Sukses Tangani Stunting, Pemkab Klungkung Terima Penghargaan dari Kemenkes
Tingginya Angka Bunuh Diri pada Pria: Mengapa Kesehatan Mental Pria Sering Diabaikan?
Menkes Bantah Terlibat Pemecatan Dekan FK Unair
Tidak Setuju RUU POM, Menkes Nilai Pengawasan Obat sudah Komprehensif
Presiden Jokowi Minta Menkes Bikin Harga Obat Lebih Murah
Tenda Pengungsi WNA di Kuningan Ganggu Estetika, Heru Budi Akan Datangi UNHCR
Menyelami Sepak Terjang Pak Menkes
Peningkatan Kualitas untuk Tingkatkan Ketahanan Keluarga dan Menurunkan Stunting
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap