visitaaponce.com

SAS Institute Natal 2022 Momentum Mengukuhkan Ukhuwah Wathaniyah

SAS Institute: Natal 2022 Momentum Mengukuhkan Ukhuwah Wathaniyah
Direktur Eksekutif Said Aqil Siroj (SAS) Institute Sa’dullah Affandy(MI/HO)

DIREKTUR Eksekutif Said Aqil Siroj (SAS) Institute Sa’dullah Affandy, perayaan Natal tahun ini menjadi momentum untuk mengukuhkan kembali semangat ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan sebangsa dan se-Tanah Air 

Semangat Natal, jelas Sa'dullah harus mempererat jalinan persaudaraan yang telah bertunas, mekar, dan tumbuh menjadi realitas dalam kehidupan bangsa Indonesia selama berabad-abad. 

"Yang secara konseptual-teoritis maupun praksis sudah selesai dan menjadi realitas yang hidup dalam denyut nadi masyarakat Indonesia. Merupakan kewajiban kita sebagai warga negara saling menghormati tradisi dan kepercayaan saudara sebangsa kita yang lain," ujarnya lewat pernyataan resmi yang diterima, Sabtu (24/12).

Isa Almasih atau Yesus Kristus, sambung Sa'dullah merupakan sosok yang dalam Islam menjadi salah satu nabi yang wajib dihormati dan dimuliakan. Meski demikian, sejarah juga menunjukkan bahwa relasi antara Islam-Kristen kerap menampilkan ketegangan teologis. Bahkan peperangan hingga pertumpahan darah atas nama agama yang melibatkan keduanya pun kerap terjadi. 

Namun ia bersyukur saat ini kelompok mainstream dalam kedua agama telah sama-sama mengedepankan dialog alih-alih jalan kekerasan dalam berinteraksi. 

Jikapun ada orang atau kelompok yang masih menggunakan kekerasan untuk menyerang kelompok atau agama lain, menurutnya dapat dipastikan hanyalah oknum. 

"Sayangnya, kasus intoleransi masih terjadi di Indonesia meski, sekali lagi, tidak mencerminkan mayoritas umat beragama itu sendiri. Kontroversi pelarangan pendirian Gereja di Cilegon misalnya, mendapat reaksi negatif dari publik yang secara langsung berarti mayoritas umat beragama di Indonesia tidak setuju dengan tindakan tersebut," tandasnya.

Padahal, sambungnya, Isa Al-Masih memiliki posisi istimewa dalam Islam. Al-Qurán sendiri menyebut nama Isa dengan gelar al-Masih secara berulang-ulang sebanyak 11 kali. Posisi kenabiannya termasuk dalam golongan ulul azmi. Yakni para nabi yang memiliki ketabahan dan kesabaran serta keikhlasan dan keteguhan hati istimewa. Ia berjuang mendakwahkan firman-Nya sampai usia 33 tahun, usia yang relatif masih sangat muda dan singkat. 

"Namun, miliaran orang di dunia mengakui kesucian dan ketulusannya. Al-Qur;an menyebut warisannya adalah kelembutan, kasih saying dan kerendahan hati. Yang diajarkannya merupakan nilai universal perenial; kebenaran dan kesetaraan sosial, cinta kasih dan persaudaraan," jelaa Sa'dullah

Fakta di atas, sambungnya, menunjukan bahwa relasi antara umat Kristiani dan Muslim sangat erat dan berkelindan secara profetik. Posisi istimewa sosok Isa Al-Masih dalam komunitas muslim tersebut seharusnya lebih bagi bangsa Indonesia untuk merasa menjadi saudara dalam konteks Abrahamic Religion. 

"Sebagai satu umat beragama yang lahir dari bapak tauhid yang sama, Ibrahim. Sehingga dalam kesadaran semacam ini, kita menjadi umat beragama yang tidak mudah terprovokasi pihak lain. Dengan semangat persaudaraan dan persatuan mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru 2023," pungkasnya. (OL-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat