Dibutuhkan Nutrisi Optimal Bagi Penyintas Kanker Anak dan Remaja
![Dibutuhkan Nutrisi Optimal Bagi Penyintas Kanker Anak dan Remaja](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/ffaeab94d7eaa8a4fcaa18ca1f4a9c82.jpg)
ANAK penyintas kanker berisiko mengalami malnutrisi dan kekambuhan kanker dalam jangka panjang. Pemberian nutrisi yang baik sangat penting dalam menjaga kesehatan penyintas kanker.
Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) mengadakan webinar tentang pemberian nutrisi optimal bagi penyintas kanker anak pada Sabtu (7/1).
Dalam acara ini, dr. Yoga Devaera SpA(K), dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik dari FKUI/RSCM menjelaskan, dibandingkan dengan anak yang tidak punya penyakit kanker, penyintas kanker anak memiliki risiko mengalami penyakit tidak menular dan risiko kambuh atau relaps, yaitu munculnya kanker sekunder yang jenisnya berbeda dari kanker sebelumnya.
Baca juga : Hindari Malnutrisi pada Pasien Kanker untuk Bantu Kesuksesan Terapi
“Kanker menyebabkan anak rentan mengalami malnutrisi, baik gizi lebih atau gizi buruuk. Kanker dan efek pengobatan kanker dapat menekan nafsu makan, atau nafsu makannya meningkat," katanya dalam webinar, Sabtu (7/1).
"Selain itu kanker dan pengobatan menyebabkan gangguan hormonal terutama tiroid yang berkaitan dengan pertumbuhan,” jelas dr. Yoga.
Apakah ada pantangan makanan bagi penyintas kanker anak? Menurut dr. Yoga, penyintas kanker anak memiliki risiko mengalami kanker sekunder. Misalnya penyintas kanker leukemia memiliki risiko mengalami kanker kulit, kanker otak, dan lainnja.
Baca juga : DBD Bisa Sebabkan Anak Alami Gangguan Tumbuh Kembang
Faktor genetik dan gaya hidup seperti status gizi, kebiasaan makan, dan aktivitas fisik ikut memengaruhi.
Beberapa makanan memang perlu dibatasi. Makanan yang harus dihindari adalah makanan ultra prosessed food, atau makanan yang sudah mengalami proses pengolahan yang panjang. Makanan ini umumnya memiliki kandungan gula dan garam yang tinggi.
Makanan lain yang harus dibatasi adalah gula tambahan, di mana konsuminya tidak boleh lebih dari 5% dari kebuthan kalori dalam sehari. Ada alasan mengapa penyintas kanker perlu mengurangi gula.
Baca juga : Protein Soya Dukung Tumbuh Kembang Optimal Anak yang Alergi Susu Sapi
Ada penelitian yang mengikuti pasien anak penyintas kanker sampai usia 30 tahun. Mereka yang mengonsumsi gula hingga 10% dari kebutuhan kalori mengalami risiko penuaaan dini. Penuaan dini meningkatkan risio penyakit tidak menular seperti obesitas dan osteoporosis dapat datang lebih cepat.
Selain gula, garam juga perlu dibatasi hanya 5 gram sehari (atau 2 gram dalam bentuk natrium). Konsumsi garam meningkatkan risiko penyakit hipertensi. Garam banyak terkandung dalam pangan olahan atau ultra prossesed food.
Bagaimana dengan daging merah? Daging merah harus dibatasi terutama dalam bentuk pangan olahan seperti sosis atau nugget.
Baca juga : Pahami Kanker Prostat, Fungsi Seksual, Diagnosis, dan Efek Samping Pengobatan
Nutrisi yang dianjurkan untuk penyintas kanker
Pada penyintas kanker anak perlu dilakukan pemantauan status gizi terus menerus dengan mengukur berat dan tinggi badan anak menggunakan grafik pertumbuhan dari WHO maupun CDC.
Kebanyakan anak penyintas kanker memiliki berat badan dan tinggi badan lebih rendah dibandingkan anak tanpa kanker.
Baca juga : Pemerintah Perlu Jamin Pemerataan Ketersediaan Dokter Spesialis Bedah Anak
Diharapkan penyintas kanker anak memiliki pertumbuhan yang normal. Nutrisi yang baik akan menunjang tumbuh kembangnya.
Anjuran diet yang disarankan adalah memberikan gizi seimbang yang disesuaikan dengan status gizi dan usia anak. Empat jenis makana yang wajib ada dalah karbohidrat, protein, sayur, buah dan susu.
“Susu menjadi penting karena ada risiko osteoporosis meningkat sehingga susu bisa menjadi sumber kalsium yang baik. Jika pertumbuhan anak normal dan makannya bagus, maka cukup diberikan fresh milk (susu pasteurisasi)." ujar dr.Yoga.
Baca juga : Penyakit Jantung Bawaan bisa Fatal, Penanganan Tepat Jadi Penyelamat
"Komponen nutrisi susu ini paling bagus, namun harus disimpan di suhu rendah. Jika berat badan kurang, maka susu formula tinggi kalori lebih disarankan. Susu formula bukan termasuk ultra prossesed food meskipun mengalami proses pengolahan makanan yang panjang,” jelas dr. Yoga.
Pembicara dr. Bernie Endyarini Medise, SpA(K) Konsultan Tumbuh Kembang Anak dari FKUi/RSCM, memaparkan tentang bagaimana menjaga ketahanan fisik dan mental penyintas kanker anak.
“Anak-anak dengan penyakit kronis, kerap mengalami gangguan perkembangan. Namun diharapkan gangguan perkembangan ini tidak dibiarkan saja, namun dikejar sehingga ia bisa tetap berkembang optimal," jelasnya.
Baca juga : Pelayanan Pengobatan Kanker Melalui Pendekatan Holistik dan Inovatif
"Salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik Ini menjadi tantangan sendiri, karena anak pun mesti berjuang dengan penyakitnya. Bagaimana ia bisa tetap bugar dan dapat beraktivitas?” ujar dr. Bernie.
Beberapa jenis kanker sangat membatasi aktivitas anak. Risiko keterbatasan aktivitas fisik ini menyebabkan anak lebih banyak duduk atau tiduran, atau menjalani sedentary lifestyle. Dalam jangka panjang gaya hidup tidak sehat ini meningkatkan risiko obesitas dan penyakit yang menyertainya.
Oleh karena itu, selain pemberian makanan sehat dan seimbang, usahakan anak tetap beraktivitas fisik. CDC merekomendasikan 60 meit per hari melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan kaki.
Baca juga : Bantu Anak Penderita Kanker, dr Ayu Widyaningrum Raih MNC Lifestyle Awards 2022
Manfaat aktivitas fisik untuk penyintas kanker anak ini sangat banyak, di antaranya mengurangi kebosanan dan kelelahan, menjaga badan tetap kuat, mengurangi stress, nyeri, dan mencegah kenaikan berat badan atau kehilangan massa tulang.
Aktivitas juga memperbaiki kualitas tidur dan memperbaiki emosi menjadi lebih terkontrol.
“Kendala yang dihadapi penyintas untuk beraktivitas fsik adalah kebugarannya yang kurang, nyeri dan sebagainya sehingga perlu didukung oleh orang tua,” jelas dr. Bernie.
Dengan pemberian nutrisi yang baik dan aktivitas fisik, maka pertumbuhan dan perkembangan anak penyintas kanker bisa optimal dan memiliki mental yang baik. Risiko penyakit tidak menular dan kekambuhan kanker bisa diturunkan. (Nik/OL-09)
Terkini Lainnya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Bukan untuk Perang Dunia, Nuklir Aman untuk Terapi Pengobatan Tiroid
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Pakar Ingatkan Masyarakat Rutin Lakukan MCU Sebelum Timbul Gejala Kanker
Hamil dengan Tumor dan Kista, Amankah?
Cegah Delay Pengobatan Leukimia pada Anak
Vaksinasi Ganda pada Anak, Perlukah Khawatir?
Perpres Perlindungan Anak di Ranah Daring dalam Proses Sinkronisasi
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ayah di Alor Ditangkap Karena Aniaya Anak
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap